.
.
.
Nama gua Taehyung, di tahun ini umur gua tepat di angka tujuh belas. Kelas tiga SMA dan gua masih jomblo. Sebenernya bukan karna gak ada yang mau, tapi karna gua sendiri yang terlalu malas untuk menjalin kasih dengan orang asing. Terlebih saat hati gua sudah memilih pelabuhannya.
Dia adalah Jeongguk. Adik kelas gua yang hanya terpaut satu tingkat, ketua dari eskul tari. Badannya tinggi tegap dengan dada bidangnya yang hampir membuat semua siswi di SMA ini kehabisan darah karna mimisan.
Oke! Mungkin itu terlalu berlebihan. Tapi, memang benar juga tidak ada yang bisa menolak pesona miliknya. Gigi kelinci dan mata hitamnya yang segelap malam menjadi poin tertinggi untuk ketampanannya.
Ahh, ya! Gua gay. Jadi bagi kalian yang tadi mendaftar, maaf stok formulirnya sudah habis!
Sekarang gua lagi duduk di kantin, nemenin teman bantet gua yang katanya tadi laper. Semangkuk bakso malang ada di hadapan kita berdua.
"Jim, lo tau gak sih kenapa bakso di bentuk bulat? Kenapa gak kotak atau mungkin segitiga?" Pertanyaan yang sebenarnya hanya menjadi pemecah hening itu gua lontarkan. Makhluk bantet yang sayangnya tidak kalah tampan dari Jeongguk itu menaikan salah satu alis matanya.
"Lu waras, Tae? Atau jangan-jangan otak lu yang berbentuk kotak?" Balas Jimin, bibirnya memerah karena kuah pedas dari bakso yang Ia makan. Di sekitaran hidung dan keningnya terdapat keringat yang sebesar biji jagung, tapi dia tetap tampan. Sayang sekali hati gua lebih memilih kelinci tak berperasaan itu ketimbang dengan buntalan tampan yang menjadi sahabat gua ini.
"Enteng bet dah itu congor! Gua gabut, Jim. Ngomong apa kek gitu biar gua gak bosen. Baso gua juga udah abis! Tuh kan gua jadi pengen baso lagi!!"
Dengan pipi yang di tumpukan ke lipatan tangan, kedua mata gua menangkap pemandangan yang sedikit kurang mengenakan untuk hati. Memilih mengabaikannya dan menerima elusan tangan Jimin di kepala dengan senang hati.
"Sampe kapan lu mau maen kucing-kucingan sama dia? Gua tau kalau lu suka sama dia, Tae."
Kata-kata Jimin membuat gua dengan cepat menegakan tubuh gua, menghempaskan tangan Jimin yang masih bertengger indah di kepala gua seraya membalas dia dengan bantahan.
"Suka? Sama manusia yang gobloknya kaya dia? Idih! Mana mau gua! Mending jomblo aja terus!"
Setelah berbicara seperti itu, dengan nafas yang masih memburu karena berbicara dalam satu tarikan nafas, gua mendengar suara dia. Orang yang selama ini selalu gua harapkan bisa bertingkah baik kepada gua.
"Untung Tuhan baik sama lu, kalo kaga mungkin udah ada petir yang mengaminkan ucapan lu tadi, alien."
Merasa tidak enak hati mendengar ucapan songong dari anak ini, gua berdiri dan menapar pipinya dengan sedikit kencang. Gerat merah di pipinya tercipta, mungkin tergores oleh kuku tangan gua.
"Kurang ajar lo ngatain gua alien! Ngaca dong Guk-guk! Kalo gua alien lalu lo itu apa? Asteroid?! Atau debu luar angkasa?!"
Matanya mengelap dengan sorot amarah di dalamnya. Gua memundurkan langkah gua saat dia mendekat. Tangannya terkepal, dan dia menonjok gua tepat di dada. Seketika darah segar keluar dari hidung gua. Jimin yang melihat itu langsung berdiri dan melayangkan tonjokannya juga tepat di dada Jeongguk.
"Sialan! Pergi gak lu?! Jangan tampakin lagi wajah brengsek lu itu di depan Taehyung!" Ujar Jimin, wajahnya memerah tapi Ia tetap melanjutkan upayanya membalas Jeongguk.
"Jim, udah! Gua pusing anterin gua ke UKS sekarang sialan! Malah berantem lu ah anjing!"
Dengan cepat gua menarik tangan Jimin dengan satu tangan karna darah di hidung gua tidak bisa berhenti.
'Jeongguk sialan!'
______________________
Haloo! Test drive dulu ya hehe~
Kritik dan sarannya aku tunggu, btw aku baru coba nulis dengan kata-kata seperti ini, menurut kalian gimana?
KAMU SEDANG MEMBACA
MARIPHOSA - KOOKV [18+] | DISCONTINUE
FanfictionEgo yang mengebu, kerap kali membutakan akal untuk memikirkan apa yang sebenarnya. Dua pasang mata yang saling melirik benci masih tidak bisa membelengu rasa cinta yang tumbuh di hati mereka. Cerita ini bukan mengenai Taehyung si ketua eskul padus...