BAGIAN ENAM BELAS (M)

4.2K 224 21
                                    

‼️Konten dewasa! Mengandung adegan seks dan bahasa vulgar. Pandai lah memilih bacaan, dosa tanggung masing-masing yaaa~ :p

.

.

.

Memikirkan cara untuk kabur ditengah jam pelajaran itu bukan hal yang patut di tiru walaupun gua sekarang lagi ngelakuin itu.

Tapi demi Tuhan! Tangan Jeongguk yang sedikit kasar masih terasa di penis gua, membuat sadar tidak sadar gua menggeretakan gigi menahan desahan yang keluar dari mulut gua.

"Tae, lu kenapa dah?" tanya Jimin yang khawatir melihat wajah memerah gua. Gelengan kecil gua kasih sebagai jawaban.

Jimin mengangkat kedua bahunya dan kembali memperhatikan guru di depan kelas yang sedang menerangkan fungsi dari jamur.

Oh fuck! Dasar hormon sialan.

Gua sungguh tidak tahan!

Rasanya penis gua sedikit ngilu, gua butuh pelepasan. Tangan gua terarah untuk mengambil ponsel dari dalam kantung celana lalu membuka aplikasi chat yang akhir-akhir ini sedang trend.

[Line.]
Papa Ggukie 🐰

Gguk, gua sange!
|Read.

Bangsat!
Gua lagi kerkom ini asu.

Pacar lu sange goblok!
|Read.

Sangean lu anjg!
Yudh tunggu gua di ruptop

Cepetan cuk!
Ga nahan lagi ini ajg
|Read.

______

Setelah membuat alasan kepada guru pengajar, gua melangkahkan kaki menuju rooftop sekolahan. Beruntung sekali posisi penis gua menghadap keatas jadi tidak kelihatan kalau gua lagi tegang.

"Bangsat! Jeongguk lama banget sih ya Tuhan cuma jalan sebentar aja kek siput." gumam gua kesal. Satu tangan gua bawa untuk mengusap penis gua sendiri dari balik celana seragam SMA yang gua pakai. Menggoda sedikit ujungnya yang sudah sangat basah hingga cairannya sedikit membasahi celana gua.

"Siapa yang bilang papa izinin baby buat coli sendiri, hmm?"

Sedikit tersentak kanget saat suara Jeongguk terdengar di telinga gua. Terkekeh pelan seraya melanjutkan kegiatan gua mengelus benda kesayangan gua ini dengan sedikit seringai menggoda yang gua tunjukkan kepada Jeongguk.

"Papa lama, baby kan ga kuat udah sange banget heheh.." balas gua tanpa dosa.

Jeongguk tertawa pelan lalu mengunci pintu rooftop agar tidak ada yang mengganggu kegiatan kita nanti.

"Dibilang kan papa lagi kerkom tadi, sayang. Aduduh mana sih yang penisnya tegang biar papa elusin." gurau Jeongguk lalu berjongkok di hadapan gua, mengambil alih kegiatan tangan gua dan membuks resleting celana seragam yang gua kenakan.

"udah basah banget lu, Tae. Kenapa bisa sange gini sih?" Jeongguk bertanya dengan bibirnya yang mengecup kening gua sayang. Tangannya tidak berhenti untuk mengusap cairan bening yang keluar dari lubang di penis gua.

"Inget yang kemarin jadi pengen lagi, Gguk!"

Mengalungkan kedua tangan gua di lehernya lalu segera menyambar bibir ranumnya dan menghisap lidah milik Jeongguk. Kali ini gua bisa merasakan rasa permen mint dari mulutnya, mungkin sebelum kesini dia habis makan satu butir permen.

"Gak mau di masukin aja lubangnya sekalian?" goda Jeongguk setelah gua melepaskan ciuman kita.

"Yang elit sedikit dong kalo mau ngajak ngesex! Di hotel kek, di mana kek! Ga modal banget lu masa first time gua di atap sih."

Setelahnya kita terkekeh geli sebelum melanjutkan kegiatan yang sempat tertunda tadi.

Mau ngintip? Kali ini skip dulu ya! Biarin gua nikmatin penis Jeongguk sendirian dulu hahaha!

****

Sekarang Jeongguk tengah membaringkan kepalanya diatas paha gua. Keringat masih sedikit membasahi rambut hitamnya akibat dari pengulangan adegan saat di mall beberapa waktu lalu.

"Gguk, masih suka minum obat itu?" cicit gua dengan tangan yang memainkan poni rambutnya.

Bisa gua lihat Jeongguk menghela nafasnya kasar sebelum membalikan badannya kearah perut gua dan menenggelamkan wajahnya di perut datar gua.

"Gua coba buat ga begitu tergantung sama mereka lagi, Tae. Gua udah janji sama lu kan buat ga gunain itu lagi." balasnya.

Gua mengangguk mengiyakan ucapan Jeongguk lalu mengelus pundak lebarnya.

"Jangan gunain mereka lagi, Gguk. Lu punya gua sekarang buat jadi tempat lu berbagi. Jangan ambil masalah sendirian, bukan karena gua ga yakin lu kuat atau gimana. Gua yakin lu kuat, bahkan lebih kuat dari yang diri lu sendiri tau,"

"Demi gua, berubah demi gua. Demi masadepan kita. Lu mau kan jadi tua dan tumbuh uban bareng gua? Kita beli rumah di puncak dan nikmatin udara sejuk disana berdua aja. Atau mungkin dengan beberapa anak anjing?"

Jeongguk tergelak lalu mendudukan badannya. Senyuman terbit di wajah tampannya itu sebelum ia mengangguk antusias.

"Iya gua mau, Tae. Gua mau hidup sampai tua terus sama lu! Punya rumah di puncak dan melihara banyak bayi anjing!"

Hari ini, gua dan Jeongguk menikmatinya dengan bersenda gurau di atap sekolah sampai bel pulang berbunyi dan kita berdua mendapat hukuman karena membolos beberapa mata pelajaran.

Semoga impian kita menjadi kenyataan, Gguk. Gua sangat sayang sama lu.

_______________________

Hai! Maaf aku lama ga update cerita ini. Idenya ada tapi susah banget nuangin jadi tulisan ㅠㅠ

Mau pundung aja aku hiks

Guys, aku mau nanya. Ini demi keberlangsungan cerita.

Kalian mau cerita ini happy ending atau sad ending? Komen ya!! Harus komen loh ini kalo enggak nanti aku kasih ending yang nganu 🌚

Sampai jumpa di chapter selanjutnya ya!!

©Taetico

MARIPHOSA - KOOKV [18+] | DISCONTINUETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang