BAGIAN DUA BELAS

2.3K 248 51
                                    

.

.

.

Air mata masih terus mengalir di pipi gua. Tidak ada isakan hanya lelehan air saja yang membasahi. Dengan telaten gua membersihkan darah yang ada di tubuh Taehyung. Ada luka memanjang di lengan kanannya seperti bekas cakaran kuku juga lubang anusnya yang berdarah karena sobek akibat Hoseok yang memaksa masuk.

Gua masih enggan untuk berbicara tenggorokan gua terasa sakit saat ini karna menahan untuk tidak terisak seperti anak kecil di depan Taehyung.


Iya. Gua gengsi!


"Jeongguk jangan.. Gua malu." ujar Taehyung saat gua mencoba untuk membuka pahanya.

"Tae, percaya sama gua oke? Gua janji gak akan lakuin hal bejat sama lu. Gua cuma mau obatin lukanya, takut infeksi." gumam gua lalu mencoba kembali meregangkan kedua paha Taehyung yang berdempetan berusaha menutupi kemaluannya.

Sebisa mungkin gua membersihkan lubang miliknya dengan lembut. Dan kembali terisak saat melihat seberapa parah luka disana. Kali ini gua gak bisa untuk nahan suara isakan gua. Menggigit bibir gua agar suaranya tidak begitu terdengar oleh Taehyung.

"Tahan sedikit.. Gua.. Mau olesin obat pereda nyeri."

Taehyung mengangguk pelan lalu ia meringis saat merasakan jari telunjuk gua mengelus pinggiran lubang anus nya. Setelah selesai mengobati luka milik Taehyung, gua memakaikan baju dan celana yang cukup longgar agar tidak membuat Taehyung sakit.

"Jeongguk sini.." suara Taehyung terdengar begitu lirih di telinga gua. Memutuskan untuk berbaring di sebelahnya seperti yang dia perintahkan tadi.

Jemari lentik milik Taehyung mengusap air mata yang ada di pipi Gua dan setelah itu gua melihat senyuman di wajahnya.

"Ini pertama kalinya gua liat lu nangis Gukkie. Maaf, karna gua gak ada di sisi lu saat semuanya membuat lu sakit. Maaf karna gua malah jadi salah satu orang yang menjauhi lu juga." ujar Taehyung. Gua menghapus air mata di pipi gua lalu sedikit berdeham kecil.

"Ini juga pertama kalinya gua nangis Tae, setelah lima tahun gua gak bisa rasain apa-apa sama perasaan gua. Dan lu gak usah minta maaf karna disini gua yang bodoh." ujar gua lirih. Netra gua bergulir resah. Dan tubuh gua mulai sedikit tidak enak. Gua butuh obat.

Memilih untuk memejamkan mata sejenak sebelum kembali menatap Taehyung tepat di matanya.

"Gua sayang banget sama lu Tae. Gua tau lu kecewa banget pas tau kalo gua pemake. Gua juga tau kalo lu benci banget sama gua, jadi cuma dengan cara ngebully lu biar lu selalu tau kalau gua ada. Gua cuma mau kehadiran gua di anggap. Cuma mau kalau lu tau gua sanggat butuhin lu saat ini Tae. Gua mau berubah, demi lu."

Tubuh Taehyung gua peluk, sebisa mungkin untuk tidak membuat luka baru di tubuhnya. Gua menyembunyikan wajah di ceruk leher miliknya. Tidak ingin dia melihat detik-detik gua butuh obat itu.

Nafas gua memberat dan kepala gua sangat pusing.

'Gua gak butuh kalian lagi. Gua gak butuh. Gua gak mau kalian lagi.'

Bola mata gua terasa lelah untuk sekedar melihat fokus. Saat Taehyung mengangkat wajah gua dan melihat bola mata gua yang mengarah keatas, dia menutup mulutnya dan mulai terisak.

"Jeongguk! Jeongguk lu kenapa?!"

Air matanya menetes.

Ingin rasanya tangan ini untuk mengusap air mata itu. Tapi hanya satu yang gua lakukan, meminta obat sialan itu kepada Taehyung.

..

Gua takut. Saking takutnya gua gak tau harus lakuin apa saat ini.

Jeongguk sakau. Gua tau dia pecandu berat narkoba jenis ini. Dengan tangan yang gemetar gua membuka laci nakas milik Jeongguk. Gua tidak tega melihat badannya yang bergetar hebat. Kedua bola matanya melihat keatas dengan tangan yang dia tekuk di depan dada. Mulutnya bergumam tidak jelas.

Air mata gua menetes kembali saat memgambil satu butir obat putih dari botol hitam itu. Menaruhnya di atas kertas kecil lalu menggerusnya menggunakan badan botol. Gua menuntun Jeongguk untuk menyenderkan tubuhnya ke kepala ranjang sebelum memberikan kertas dengan serbuk putih itu ke pada Jeongguk.

Dia langsung menghirupnya dengan terburu. Kembali menutup mulut gua saat melihat serbuk putih itu habis Jeongguk hirup. Hati gua sangat sakit melihat Jeongguk yang seperti ini. Jauh lebih sakit daripada luka fisik yang gua miliki sekarang.

"Tae.. Kurang.."

Suara Jeongguk lirih. Gua menggelengkan kepala gua seraya memeluk tubuhnya.

"No Jeongguk. Lu harus kuat. Lu harus cukup oke? Katanya mau berubah, demi gua." bisik gua di telinganya.

Tubuh Jeongguk semakin bergetar. Lidahnya sedikit terjulur dengan ujungnya yang dia gigit. Wajahnya pucat dengan keringat yang menghiasi.

"P-please Tae.."

Dengan berat hati gua kembali melepaskan pelukan, beranjak kembali untuk menggerus tablet putih itu. Tapi gerakan tangan gua terhenti saat melihat Jeongguk melukai tangan kanannya dengan silet.

Gua gak tau dia dapet benda itu dari mana. Tapi dengan cekatan gua segera mengambil benda tajam itu dari tangan dia sebelum urat nadi miliknya ikut tersayat.

"Kalo lu terus lukain diri lu, gua gak akan kasih obat ini Jeongguk!" teriak gua lalu melemparkan silet tadi ke arah tempat sampah.

Jeongguk menangis kencang dan dia mulai melemparkan barang-barang yang berada di dalam jangkauannya.

"Obat gua! Tae cepet kesiniin obat gua!!" jeritnya. Giginya berusaha melukai diri sendiri dengan cara menggigit lengan kanannya.

Gua tidak tega. Sungguh tidak tega melihat satu-satunya orang yang gua cintai sebegini kacaunya. Gua sangat merasa bersalah karena tidak menyadari bahwa Jeongguk selama ini membutuhkan hadirnya teman dalam hidup dia.

Tangan gua bergetar saat memberikan serbukan itu kembali. Kali ini Jeongguk tidak menghirupnya langsung tetapi menaruh serbuk itu ke tangannya yang terdapat luka sayat lalu menghirup sayatan di tangannya.

Gua kembali memeluk tubuh dia. Menaruh kepalanya di dada gua. Jeongguk masih menghirup obat yang berada di pergelangan tangannya. Tapi dia sedikit demi sedikit mulai tenang. Tubuhnya melemas di pelukan gua sementara itu air mata gua tidak bisa berhenti mengalir. Mengeratkan pelukan di tubuh Jeongguk lalu mencium pucuk kepalanya.

"Kita hadapin ini bareng-bareng. Gua janji!"

________________________________

Halo!!!

Selamat lebaran buat kalian yang merayakannnn!!! 🎉🎉

Maaf kalo selama aku nulis cerita ini ada sesuatu yang menganjal di kalian karna sikap aku atau mungkin karna plot cerita aku hehe.

Mohon maaf lahir batin yaa!!

Aku juga mau minta maaf karna ngaret banget update nyaa soalnya kemarin aku sibuk banget jadi gak sempat nulis hiks

Oh iyaa menurut kalian gimana chapter ini?? Feelnya kebawa gaaaaakk?? Aku lagi agak susah buat bangun feel nulis nih jadi kalau agak aneh maafin yaaa.. Kayanya aku kena wb hiks :<

Yaudaaaa segitu aja dulu dari aku yaa.. Maaf untuk typoo!! Kritik dan sarannya aku tunggu seperti biasa!!

Lav yaaaa!

©Taetico

MARIPHOSA - KOOKV [18+] | DISCONTINUETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang