BAGIAN TIGA BELAS

2K 272 21
                                    

Sebelum ceritanya mulai, aku mau ucapin terimakasih buat kalian yang udah kasih supports ff ini!

Mariphosa sekarang views nya udah tembus hampir 9 ribu orang pembaca!! Dan 1 ribu lebih pemberi dukungan suara. Aku seneng banget banyak yang suka sama plot cerita ini. Aku sangat mengapresiasi untuk para pembaca yang aktif yang selalu kasih komen di setiap chapter! Aku sayang kalian semua!!

Selamat membaca!!

.

.

.

Jeongguk sudah tidur sekarang setelah tadi dia sedikit susah di kendalikan. Pengaruh obat itu sangatlah menyeramkan. Beruntung sekali tadi Jimin setelah mengamankan Hoseok dia kembali lagi kesini. Jadi gua gak begitu kesusahan dengan Jeongguk yang tidak sadar.

Jam tujuh malam, tepat di saat jam makan malam gua memutuskan untuk menahan rasa sakit dari bagian belakang gua demi membuatkan makanan yang gua harap Jeongguk akan suka.

Pembantu rumah Jeongguk sudah kembali setelah tadi Hoseok suruh belanja. Gua gak tau lagi kenapa Hoseok seseorang dengan tingkat keceriaan yang tinggi itu bisa berubah menjadi monster buat hidup gua.

"Bi, Tae bantu ya." ucap gua saat memasuki dapur. Bi Anha melirik kearah  gua khawatir apalagi saat melihat jalan gua yang sedikit susah.

"Gak usah, tuan. Biar saya aja." dia menolak dengan senyuman lembutnya.

Ah! Jadi inget gua belum kabarin mama kalo lagi di rumah Jeongguk. Nanti setelah ini gua akan kirim pesan.

"Tae bantu, Bi. Gak apa-apa! Jeongguk gak akan berani marahin aku kok!" ujar gua meyakinkan. Senyuman kotak gua keluar saat Bi Anha menganggukan kepalanya.

"Kasihan tuan muda, dari kecil dia selalu di bandingkan sama kakak angkatnya itu. Ini bukan yang pertama tuan muda sakau kaya tadi, tuan." gumam Bi Anha.

Gua yang merasa tertarik akan ceritanya menolehkan sedikit kepala gua untuk melihat kearah beliau.

"Lalu Bi, orang tua Jeongguk tau kalo dia pake narkoba?"

Wanita paruh baya itu menundukan kepalanya sedih. Gua sebenarnya tidak tega melihat wanita yang mengurus Jeongguk sedari kecil ini kesedihan tapi gua merasa kalo bukan dari dia gua gak akan tau kebenarannya.

"Tuan muda gak pernah izinin kami buat cerita masalah ini sama keluarganya. Dia selalu ngancam buat bunuh diri setiap Pak Li bilang akan telpon nyonya besar."

Mengangguk saat memikirkan memang Jeongguk tidak akan mengijinkan siapapun untuk menceritakan masalah ini kepada kedua orang tua kandungnya.

"Tuan muda pakai narkoba udah dari kelas tiga SMP. Jadi tahun ini sudah genap dua tahun dia mengkonsumsi obat itu, tuan. Saya takut kalau tuan muda nanti kenapa-napa. Dia sudah bagai anak saya sendiri. Saya sayang sekali sama dia." Bi Anha meneteskan sedikit air matanya.

Sudah dua tahun. Dan sudah selama itu juga gua menjauhi teman gua ini. Pertama kenal dengan Jeongguk adalah saat dia masuk smp dan gua kebagian jadi pembina dia. Jeongguk anak yang ceria dia sangat baik kepada semua teman dan kakak kelasnya.

Jeongguk juga anak yang pintar, dan tentu dia juga anak yang tampan. Sampai saat gua lulus dari SMP dan meneruskan ke jenjang yang lebih tinggi, Jeongguk mulai berubah. Dia sering sekali marah dia selalu membentak gua jika menghubunginya lewat telpon.

Saat itu gua tidak tahu kalau itu adalah salah satu dari dampak yang timbul jika menggunakan narkoba jenis ini. Emosional. Tidak terkontrol. Dan gua yang masih tidak mengerti dengan semua ini malah menjauhi Jeongguk dan mulai memusuhinya.

MARIPHOSA - KOOKV [18+] | DISCONTINUETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang