BAGIAN SEMBILAN

2.7K 284 6
                                    

.

.

.

Mungkin kalau gua telat 1 menit saja, arteri miliknya bisa terputus. Ekspresi datar dengan seringai tipis di wajahnya tidak luntur walaupun gua bisa jamin luka yang di hasilkan pisau lipat itu beribu kali lebih perih dari luka biasa.

"Gua gak nyangka pertemuan pertama kita setelah dua bulan bakalan kaya gini, Taehyung." ujarnya dengan sedikit lirih. Sedikit tidak tega melihat manusia kelinci ini semakin memucat tiap detiknya, gua mengambil kain kecil dari saku celana abu yang gua pakai.

"Orang tolol juga gak akan bunuh diri di sekolah." sindir gua seraya menghentikan pendarahan di pergelangan tangannya.

"Setidaknya kalo gua mati disini, nanti arwah gua ada kerjaan buat selalu ngikutin lu, Tae."

Gua menoyor kepalanya, mendecih kesal mendengar omong kosong yang dia ucapkan.

"Jeongguk, cara lu narik perhatian gua itu salah. Kalau lu bersikap terus seperti musuh gua, itu gak bakalan bikin gua ngelirik lu sedikitpun." desis gua tepat di sebelah telinganya.

Bisa gua lihat rahang dia yang mengencang karena merasa harga dirinya di rendahkan. Matanya menatap tepat di wajah gua.

Satu hal yang buat gua bingung, tatapan itu seakan menyiaratkan kesakitan yang dia rasakan. Tapi kenapa?

"Lalu, apa yang harus gua lakuin biar lu bisa liat gua? Jadi sahabat lu? Kaya yang Jimin lakuin ke lu? Iya?! Jawab gua Aleisa!" dia membentak tepat di depan wajah gua. Tapi kali ini gua gak akan nangis cuma karna bentakan dari mulut si pembual ini.

"Balik jadi Jeongguk yang gua kenal. Jadi Jeongguk kesayangannya gua. Itu udah lebih dari cukup." balas gua lalu segera melangkahkan kaki untuk pergi dari tempat itu.


****

Meremas kain di tangan gua dengan kasar lalu menjambak rambut gua sekencang yang gua mampu.

"Gua butuh lu, Lei."

Mendengus keras saat melihat kaki jenjang milik seseorang berdiri di depan gua.

"Mau apa lagi? Lu gak cukup puas liat gua kaya gini, hmm?"

Menegakan kepala gua seraya tersenyum pongah sebelum melanjutkan cibiran gua kepada pemuda yang seharusnya menjadi teman terbaik gua.

"Bang Hoseok, sosok yang dulu selalu gua jadiin panutan. Sekarang dia berusaha mengambil segala hak gua. Miris gua liat lu kak."

Dia tetap dengan pandangan meremehkannya. Mencengkram rahang dan mendongakan kepala gua sebelum ia berbicara tepat di depan wajah gua.

"Udah cukup baik gua buat turunin jabatan ketua dance gua sama lu dan lu bilang gua jahat? Kalo gua jahat gua bakalan bunuh lu dari waktu itu sialan."

Gua tetap menatap mata dia dan berusaha agar tetap tenang. Seringai kecil gua tunjukkan sebelum membalas cengkramannya tepat di kedua tangan dia.

"Lu gak denger tadi Taehyung bilang dia mau lu jadi Jeongguk yang dulu. Yang baik dan nurut. Jadi dengerin kata-kata abang. Jangan terus jadi adik yang pembangkang!"

Dia menyentakan rahang gua membuat kepala belakang gua terbentur dinding putih kamar mandi tua sekolahan gua ini. Sebelum dia pergi, dia meludahi wajah gua dan menginjak tepat diatas luka sayat yang gua miliki.

'Lei, gua bener-bener butuh lu sekarang.'



______________________________

Haaaiiiii!!

Maaf aku baru bisa update sekarang. Dan yaaa walaupun Jeongguk ga kena mental illness tapi kamu udah sedikit mendekati!! @tataess

Dan buat @yepimanalu makasih karna udah ikutan jawab!! Sama juga jawabannya mendekati kk~

Jadi Jeongguk kenapa? Terus bang Hoseokie itu siapanya dia? Kok Tae bilang mau Jeongguk kaya dulu? Emangnya Jeongguk pernah ada hubungan apa sama Tae?

Menurut kalian gimana? Komen juga ya! Yang bener nanti aku mention di next chapter!

Seperti biasa maaf jika banyak typo dan kalimat yang sedikit tidak bisa dipahami. Keritik dan sarannya selalu aku tunggu!!

Terimakasih untuk vote yang hampir nyentuh angka 300 dan views 2k

Aku seneng banget!! Sayang kaliann ❤️❤️

©Taetico

MARIPHOSA - KOOKV [18+] | DISCONTINUETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang