Beginning

4.1K 281 0
                                    

Park chanyeol sampai di Seoul dengan selamat. Ia tidak lupa mengirim pesan pada Chaeyoung bahwa dia telah tiba disana. Ia langsung bergegas menuju gedung SM Entertainment untuk mengikuti audisi.

Matanya terbelalak melihat ribuan orang sedang mengantre untuk mendapat giliran. Tapi nyalinya tidak menciut. Ia adalah tipe orang yang sangat suka berkompetisi. Jadi ia justru semakin termotivasi untuk lolos. Ia memang sangat ambisius.

Chanyeol menuju tempat pendaftaran sembari menyiapkan beberapa berkas yang diperlukan.
Gilirannya hampir tiba. Sebelum masuk ruang audisi ia sempat mengirim pesan lagi pada Chaeyoung.

Dari Chanyeol:
Chaeyoung, aku akan masuk ruang audisi. Tolong doakan aku. Aku mencintaimu.

.
.

Chaeyoung terpaku dengan pesan Chanyeol. Dia dihadapkan dengan sebuah ketakutan. Takut jika suatu saat Chanyeol benar-benar meraih mimpinya dan kemudian meninggalkannya.
Memang benar Chanyeol berjanji akan tetap mencintai Chaeyoung. Tapi bukankah janji hanyalah sebuah ucapan. Tidak pernah ada yang bisa menjaminnya.

Chaeyoung tak membalas pesan, ia hanya memikirkan jika nanti Chanyeol menelpon, tentu ia sudah menyiapkan alasan mengapa ia tidak membalas pesan.

.
.

Dreettt dreeettt dreeettt..
Telpon dari Chanyeol..

Chanyeol: Halo, Chaeyoung...

Chaeyoung: Chanyeol..

Chanyeol: Chaeyoung kau kemana saja kenapa tidak membalas pesanku?apa kau sangat sibuk?

Chaeyoung: ah mianhae, aku sedang membantu ibu membuat kue. Aku meninggalkan ponselku dikamar sejak tadi. Bagaimana audisinya?

Chanyeol: Aku ingin memberi tahu kabar gembira.. aku dinyatakan lolos audisi dan akan segera memulai training..

Chaeyoung: ahh benarkah. Selamat aku senang mendengarnya.

Chanyeol: apa kau sakit? kau terdengar tidak bersemangat.

Chaeyoung: aku baik-baik saja. Lalu... apakah kau akan kembali ke Busan terlebih dahulu sebelum memulai training?

Chanyeol: anni.. aku sudah menelpon ibuku dan memintanya mengirimkan barang-barang yang aku butuhkan. Jadi aku tidak perlu pulang lagi.

Chaeyoung: ah begitu.. (dengan nada kecewa)

Chanyeol: Chaeyoung, datanglah ke Seoul. Bekerjalah disini. Aku akan membantumu mencari pekerjaan. Setidaknya kita bisa lebih dekat. Aku tidak menjamin kita akan sering bertemu.. tapi setidaknya kita berada di kota yang sama.

Chaeyoung: apa kau serius?

Chanyeol: Tentu. Jangan khawatir. aku akan menelpon bibi dan meyakinkannya bahwa aku akan menjagamu selama di Seoul.

Chaeyoung: Tapi.....

Chanyeol: Pikirkan saja dulu sebelum membuat keputusan. Jika sudah, kau bisa menghubungiku.

Chaeyoung: Baiklah. aku akan memikirkannya.

Chanyeol: Yasudah. Aku harus bersiap-siap lagi. Jangan lupa makan. Aku mencintaimu.

Tuutt tutttt... telepon terputus sebelum Chaeyoung mengucapkan ia juga mencintainya..

.
.
.

Hari-hari Chaeyoung mulai bergejolak. Ia masih belum memutuskan apakah akan pergi ke Seoul menyusul Chanyeol.
Begitu banyak pertimbangan yang harus dipikirkan. Tempat tinggal, pekerjaan, bahkan makan dan minum. Ia bukan berasal dari keluarga kaya raya. Meskipun ia lahir dalam keluarga yang sederhana tapi bahagia.

"Ibu, haruskah aku menyusulnya?" Chaeyoung membuka percakapan dengan ibunya.

"Jika kau merasa yakin pergilah,ibu tidak akan melarang, Chanyeol pria yang baik dia akan menjagamu disana."

"Tapi..."

"Ibu akan menghubungi teman baik ibu namanya bibi Ji eun jika kau benar-benar kesana".

"Kalau begitu aku akan kesana. Aku berjanji akan menjaga diriku dengan baik dan tidak merepotkan orang lain."

Ibu Chaeyoung tersenyum. Ia sepenuhnya percaya pada Chaeyoung.  Meski tentu saja ia merasa khawatir tapi ia tetap akan membiarkan puterinya meraih mimpi dan cintanya.

.
.
.

Pesan dari Chaeyoung:
Chanyeol, aku sedang berada di kereta sekarang. Aku akan sampai pukul 03.00 sore. Apakah kau bisa menjemputku?

Pesan dari Chanyeol:
Mianhae Sayang, aku tidak bisa pergi kemana-mana. Tapi aku akan mengirimkan alamat kontrakan yang sudah aku pesankan untukmu.

Chanyeol mengirimkan sebuah foto alamat rumah,dan bukti pembayaran kontrakan untuk Chaeyoung.
Meski ia sibuk mengikuti training ia masih sempat mengurus beberapa hal untuk kekasihnya. Ia tidak akan pernah mengecewakan Chaeyoung. Itu adalah janjinya.

Chaeyoung sampai di Seoul. Ia beruntung karena ternyata bibi Ji eun sudah berada di stasiun untuk menjemputnya. Untuk satu hari ini ia akan tinggal disana. Ia juga sudah memberi tahu Chanyeol.

"Bibi, apakah bibi sudah menungguku lama?" Chaeyoung menyapa kemudian memeluk bibi yang sudah cukup lama tidak ia temui.

"Bibi baru sampai 10 menit yang lalu. Lama tidak bertemu kau semakin cantik." Puji bibi Ji eun.

"Ah, bibi bisa saja." Pipi Chaeyoug memerah.

"Ayo kita pulang, Ji Yeon anak bibi sudah menunggumu di rumah."

Bibi Ji eun adalah teman baik dari ibu Chaeyoung. Ia juga pernah tinggal di Busan cukup lama sebelum kemudian pindah ke Seoul.
Ia memiliki seorang puteri bernama Ji yeon yang setahun lebih muda dari
Chaeyoung.

.
.

Ji yeon langsung memeluk begitu Chaeyoung datang. Ia sangat senang dan bersemangat.

.
.

"Chaeyoung beristirahatlah dulu. Setelah itu kau harus makan. Oke."
"Baiklah, bi."

Chaeyoung mengirim pesan pada Chanyeol bahwa ia telah sampai di Seoul dan akan menginap semalam disana.  Ia akan mulai mencari pekerjaan mulai esok hari.

TBC

I Still Love You (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang