part 3

70 13 0
                                    

"Lo godain gue terus sih. Udah gausah bahas lagi." Kesalku tertahan pada dilla.

"Iya nyaii..."

"Lo kira gue ratu pantai selatan?"

Kami berdua menyelesaikan tugas dengan beradu ejekan satu sama lain. Di sela sela pembicaraanku dengan dilla, tiba tiba nathan mendatangi meja kami dan bertanya pada kami berdua

"Kalian ngerjain tugas disini ternyata?" Dengan raut muka penasaran

"Lah kamu ko disini bey?"

"Eh lo nath" sapaku dan kembali terfokus pada layar yang ada didepanku

"Iya bey, aku ketemuan sama temen nongkrongku" jelas nathan meyakinkan dilla agar dia percaya

"Kamu ko ga ngabarin aku sih bey? Aku tadi ngabarin kamu, kamu bener mau ketemu temen nongkrongmu atau kamu mau ketemu yang lain?" Curiga dilla berapi api membuat nathan bingung dan kesal disaat bersamaan

"Apa sih beyy? Mulai deh curiganya, sini ikut aku" nathan menarik tangan dilla agar mau ikut menemui temannya.

"Al, ayo ikut biar kalo dia ngamuk ada lo yang bisa jinakin"

Aku mengikuti mereka dari belakang, tak kusangka nathan membawa kami ke meja dimana laki laki itu berada. Mood ku yang awalnya baik, berubah ancur seketika.

"Ari, roy, ini cewek gue dilla. Kenalin, bey ini arindra dan ini royan temen nongkrong aku." Nathan memperkenalkan temannya pada dilla, dilla terlihat sudah meredam emosinya setelah tau siapa yang kekasihnya temui.
Saat aku melihat kedua teman nathan, aku beradu pandang dengan laki laki yang nathan sebut sebagai arindra, segera juga aku memalingkan pandanganku ke arah lain.

"Dan ini sahabat pacar gue, aleyna" nathan tidak lupa mengenalkanku pada temannya, aku pun mengangguk kecil dan tersenyum tipis.

"Aleyna?" Heran royan menatapku dengan sedikit menyidik. Aku menoleh dan mengangkat alisku sebagai pertanyaan magsud dari tatapannya. Royan menjawabku dengan gelengannya sambil tersenyum

Arindra POV

Aku sedikit terkejut mengetahui bahwa pacar nathan adalah sahabat perempuan menyebalkan itu. Dunia memang benar benar sempit. bisa bisanya semua orang yang aku kenal berhubungan dengan perempuan itu. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana rasanya menjadi teman seorang perempuan jutek seperti dia? Tapi kenapa nathan dan pacarnya mau saja berteman dengan perempuan dingin yang sangat datar?. Timbul lagi keherananku saat melihat raut wajah royan ketika mendengar nama Aleyna. Apa ada sesuatu yang salah dengannya?. Ahh... sungguh ini membuatku pusing, kenapa aku harus menimbulkan penasaran sebesar ini pada si perempuan dingin itu?.

"Yaudah bey, eh gue balik ke meja gue ya?" Dilla dan perempuan itu pergi ke mejanya kembali setelah dilla pamit kepadaku. Bahkan si perempuan itu hanya menunduk datar dan tidak mengucapkan apa apa saat dilla pamit, benar benar perempuan aneh.

"Roy, Ri, gue mau pesen minum dulu bentar"
Aku menangguk untuk menjawab nathan. Setelah nathan pergi, aku tak tahan untuk menanyakan keherananku pada roy

"Napa lo? Degeman lo nih pasti?"

"Paan si. engga bro, gaaneh aja sama tuh cewek" roy menjawabku masih dengan muka herannya

"Gue kira masalalu lo, gue liat lo aneh gitu"

"Udahlah gausah dipikirin"

Dia mengambil alih laptopku dan melihat hasil jepretanku yang sudah aku edit sedikit sebelumnya agar lebih menarik.

Aleyna POV

"Dia lagi dia lagi. Kaya setan sumpah"
Aku mengomel kepada dilla yang menertawaiku lagi setelah mendengar umpatanku

FATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang