Part 12 (Flash Back)

11 1 0
                                    

Aleyna Pov

"Aku mau belajar sama temenku, sori"

Aku mengerutkan kening mendengar tutur katanya barusan. Sejak kapan revan menjadi rajin seperti ini?

Mungkin dia ada ulangan dadakan hari ini?.

Aku mengangguk "pulang bareng?"

"No. aku janjian sama temenku"

"Ah, okey. Kalo gitu... emm.. bye." Aku melangkahkan kaki menjauhi Revan. Tolakan makan di kantin bersama, dan tolakan pulang bersama, hey dia hanya ingin berkumpul dengan temannya kan? Tidak ada yang perlu aku cemaskan.
Bukankah begitu?

Aku memakan makananku dengan gusar. Entah kenapa sikap Revan hari ini benar benar berbeda dari sebelumnnya, meskipun dia punya janji dengan temannya dia pasti menawarkanku untuk pulang diantar olehnya. Walaupun pada akhirnya aku menolak karena itu hanya akan membuat Revan capek untuk pergi sana sini.

Sedangkan tadi dia serius menatap handphone nya tanpa melihat kearahku sedikitpun, apa ada yang salah? Apa aku membuat kesalahan? Ck! Benar benar. Sikapnya membuatku bingung.

"HEH BAMBANK! DIEM DIEM BAE! SINI MAKANANNYA BUAT GUA KLO LU GAMAU. AH ELAH GUA KAGA PUNYA DUIT BUAT MAKAN, GILIRAN ELU DAH BELI MAKAN DI UNYEK UNYEK DOANG. GELEH KITU BENGET GE MENI CAMBETUT BARI NGALAMUN DEUI EUH AING MAH!"

"Kuping gue normal la, lo ngomong ga teriak juga gue denger ko. Pengang kuping gue sialan!"

"Lagian lo liat dong bentuk makanan lo gimana! Lu aduk aduk doang dari tadi jijik ih!"

"Lo mau abisin?"

"Sini" sambil menarik piring di hadapanku

"ALAH TADI BILANG AJA BENTUK NYA UDAH JIJIK. DIMAKAN JUGA KAN AKHIRNYA!"

"Ya kan rezeki gabole ditolak al"

"Sebahagiannya lo aja dah."

Dia Laura, orang selalu bersedia menghibur setiap orang yang bersedih dengan kekonyolannya. Lala adalah orang periang dengan suara yang begitu keras sehingga dapat membuat kalian menutup telinga saat dia datang dan meninggikan suaranya. Dia teman sekelas sekaligus teman sebangku yang juga bisa jadi sainganku dalam nilai di kelas.

"Kenapasih lo? Gabiasannya lo bengong kaya tadi Al" katanya sambil menyuapkan lumpia basah yang aku beli

"Gapapa La, lagi pingin bengong aja"

"Geleh kitu so tegar lah"

"Beneran La, gue gapapa hahaha"

"Ngapain maneh ketawa?" Ia menengok dengan mulutnya yang penuh sehingga membuatnya terlihat konyol

"Hahaha! Ngakak gue denger lo ngomong sunda mulu hari ini"

KRINGGGG!

Bel masuk berbunyi bertepatan dengan Laura yang menghabiskan suapan terakhir lumpia basahnya.

"Ayo belajar kita La" Laura selesai membeli air putihnya dan melangkah mendekatiku untuk menuju kelas bersama.

-🍁🍁-


"Loh? Lo ga pulang bareng Revan Al?"

"Hm? Engga, dia ada janji sama temennya katanya"

"Gitu? Yaudah lo pulang bareng gue ayo. Gue sekalian mampir ke rumah lo, boleh kan?"

"Ayo, gabut juga gue dirumah"

"Oke"

Selama diperjalanan, Laura masih menanyakan ada masalah apa aku dan Revan, dan selalu mengulang kata 'ga biasanya lo balik ga bareng dia'. Dia yang melihatku seperti ini saja merasa aneh, apalagi aku?

FATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang