Beberapa hari telah aku lewati, tiba tiba dilla dan nathan mengajaku untuk pergi ke acara pameran foto yang ada di daerah taman sari.
"Ayo dong al, jangan sama novel lo doang. Kali kali sama hal baru ke" bujuk nathan yang datang ke rumahku untuk berangkat bersama
"Iya le, ayoooo. Weekend nihhh" dila merengek sambil menarik narik baju yang aku gunakan
"Duhh apasihhh, lo bedua kan tauu gue gasuka tempat yang gituuu"
"Ayo ikutt, nathan abis dari sana mau main papan dia, gue kan gaada temennn"
"Lo pada rese emang. Yaudah tunggu gue ganti baju dulu" mereka berdua menungguku di ruang tamu.
Sekitar 10 menit aku keluar dengan kaos berwarna putih kombinasi merah dan hitam di bagian lengan yang aku match dengan overall jeans skirt di atas lutut, dipadukan dengan sepatu converse hitam juga sling bag hitam. Tak lupa mencepol asal rambutku.
"Ayo, gue dah siap"
"Wihh tumben lo feminim gini le, udah jadi cewek mbaknya?" Dilla mendekat padaku menatap lekat baju yang aku gunakan, aku menjawabnya hanya dengan decakan kesalku. Kita berpamitan kepada ibuku dan segera menuju ke gedung Sabuga.
30 menit kami sampai di gedung Sabuga karena lokasi rumahku yang tak terlalu jauh dari sini. Segera kita membeli tiket masuk dan nathan berkata kalau royan akan datang.
Kami memasuki area pameran melihat banyak hasil jepretan kece fotografer handal, aku akui memang tempat pameran seperti ini tidak semembosankan yang aku fikirkan.
Saat aku memperhatikan satu persatu foto yang dipamerkan, aku terkejut dan sontak menajamkan pandanganku pada tiga buah foto yang terdapat diriku dalam objek foto itu. Aku melihat bagian pojok kanan bawah foto yang terdapat inisial pemilik gambar tersebut
"AB"Aku mencari dilla dan nathan yang sempat terpisah saat aku melihat foto tadi. Saat aku menemukan mereka, aku menarik mereka menuju foto yang aku datangi tadi dan menunjuk foto itu.
"Lo tau siapa fotografernya?" Tanyaku dingin pada mereka berdua
"Loh le?! I-ini lo le? Ko bisa le?"
"Lo aja bingung, apalagi gue?" Dilla menatap lagi foto tadi dan aku menoleh pada nathan dengan tatapan mengintimidasi
"Nath, lo pasti tau kan inisial ini siapa?"
"AB? Arindra Bagaskhara! loh ko bisa sih al dia foto lo?!" Nathan melihat foto itu dan muka ku secara bergantian
"Rese tu orang. Temen lo itu pernah ke gep sama gue, dia foto gue diem diem. Gue kira dia hapus lah malah lebih parah dijadiin beginian"
"Ya mana gue tau al, lo ko sewot ke gue sih" protes nathan sambil sedikit melangkah mundur dan menjengkitkan bahunya
"Tapi bagus lee, cantik tau! Di foto ini tuh lo sendiri di taman yang luas, dan lo punya dunia sendiri aja gitu keliatannya"
"Duhh apaan sih dil, sumpah gue udah suruh dia hapus foto ini! Bisa bisanya dia pajang foto gue tanpa izin"
"Udah lah al, lagian bagus ko. Kali aja lo nanti pemes"
"Brisik lo nath."
"Galak emang ni anak satu"
Aku berusaha tak perduli dengan kesalku. Royan pun mendatangi kami dan mengajak kami berbincang
"Eh disini juga lo aleyna?"
"Hm. Iya"
"Eh gimana? Kalian udah liat jepretan si ari?"
KAMU SEDANG MEMBACA
FATE
Teen Fiction"Kenapa lo masih bertahan aja sih?" tanya arindra dengan kesalnya "karena rasa gue udah terlalu jauh" aleyna menjawab datar Melupakanmu adalah hal tersulit jika tidak ada kedatangannya, dan dengan keberadaannya aku bisa merasakan getaran pada hatiku...