Part 7

25 3 1
                                    

Pagi ini masih sama seperti kemarin, bau obat obatan, ruangan penuh warna putih, makanan yang hambar memenuhi hari Aleyna. Tapi hari ini juga akan menjadi hari terakhirnya diam di sini.

Mamanya yang sibuk membereskan barang barang kemarin dan Aleyna yang dalam proses melepaskan infusnya sedikit mengeluarkan air mata karena perih yang ia rasakan di tangannya. Selesai infus itu dilepas, Aleyna melihat ke luar jendela dan matanya tertuju pada anak kecil yang duduk di taman rumah sakit dengan roda dan infus yang masih menancap di tangannya.

"Ma, aku mau ke taman situ ya?" Aleyna menghampiri mamanya

"Iya, hati hati kamu"

"Oke maa"

Aleyna berlari kecil menuju ke taman rumah sakit yang ia tuju. Sesampainya disana ia menghampiri gadis kecil yang menatap air mancur didepannya

"Hai?" Sapa Aleyna kepada gadis itu

"Halo ka" sautnya dengan senyuman manis

"Nama kamu siapa?" Aleyna berjongkok di hadapan gadis kecil itu dan menyubit pipinya pelan

"Aqila hehe" jawabnya dengan lesung pipit yang membuatnya semakin manis

"Aku suka nama kamu, cantik dan manis sama kaya orang nya" puji Aleyna

"Emang Aqila masih cantik ya kalo Aqila gabisa jalan?" Aqila menjawab dengan nada lesu dan kepala yang tertunduk

"Hey, Aqila kenapa?" Aleyna mengulurkan tangannya mengangkat dagu gadis kecil itu agar melihat ke arahnya

"Aqila gabisa jalan, waktu itu Aqila pingin banget beli ice cream di seberang jalan sekolah Aqila, tapi ada om om jahat yang mau bawa Aqila pake motornya. T-tapi karena Aqila gamau diem Aqila dijatuhin dari m-motor s-sama o-om jahat i- huwaaaaaaaa"

Aleyna reflek memeluk gadis kecil didepannya itu. Sepertinya ia sedikit trauma jika mengingatnya lagi. Aleyna mengusap belakang kepala gadis itu berniat menenangkannya. Setelah gadis kecil itu tenang, Aleyna melonggarkan pelukannya dan mengusap wajah kecil yang manis itu lembut untuk menghapus jejak air matanya

"Hey, Aqila gaboleh nangis dong, Aqila mau sembuh kan? Kalo Aqila nangis nanti ga sembuh sembuh kakinya"

"Iya. Aqila gaboleh cengeng! Aqila harus tetep kuat!"

Aleyna menggusak surai anak kecil itu gemas karena perlakuannya.

"Ngapain lo disini?"

Aleyna membalikan badannya setelah mendengar suara lelaki bernama Arindra yang ada dihadapannya saat ini dengan semangkuk bubur dan sebotol air putih yang dibawanya.

"Lo yang ngapain"

"Dia adik gue. Lo apain dia?"

"Gue ga ngapa ngapain!"

"Bangg, kaka cantik tadi bikin aku ganangis, kaka cantik juga semangatin aku. Dia ga jahat bang"

"Denger kan lo?"

Arindra yang salah tingkah karena telah menuduh perempuan galak itu telah berlaku buruk pada adiknya langsung menghampiri adiknya dan mensejajarkan badannya dengan kursi roda yang adiknya gunakan. Lelaki itu mengajukan sesendok bubur kedepan mulut adiknya

"Aku gamau makan bang!"

"Kalo kamu gamakan, kamu ga sembuh Aqila"

"Rasanya gaenakkk"

"Trus kamu mau makan apa?"

Aleyna merebut mangkuk dan sendok yang dipegang oleh Arindra. Arindra yang ingin menyemprot Aleyna dengan omelannya, mengurungkan niat itu.

FATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang