GENGS - 11

813 31 0
                                    

Happy reading, Gengslove❤

Neelam berjalan bersama Arkhan menyusuri rak-rak yang terdapat di Supermarket Mall Jakarta ini. Mereka berdua kompak mendorong trolly yang telah disediakan.

"De, lu beli permen karet banyak banget buat apa sih?" Tanya Neelam yang melihat Arkhan mengambil beberapa bungkus permen karet dari rak bermacam-macam snack

"Buat di kunyahlah kak"

"Gue juga tau, tuyul. Tapi lu ngapa beli banyak banget sih? Beli 1 juga cukup, lu mau mabok permen karet, hah?!"

"Udah deh kak, banyak nanya banget sih. Ntar juga lu tau" Ucap Arkhan setelah memasukkan 3 bungkus permen karet kedalam trolly lalu keduanya berjalan kembali

"Serah lu deh. Ga baik nguyah permen karet banyak-banyak dek, kasihanin gigi sama rahang lu" Saran Neelam

"Iya Kakak-ku yang cantik dan baik hati"

"About that, i know it" Ucap Neelam seraya menyilangkan tangannya di dada sombong

"Rugi gue muji lu"

Neelam membuka list belanjaan yang akan ia beli termasuk pesanan Bunda. Membacanya dengan teliti. Banyak juga.

"Dek, lu bawa trolly nya yah? Gue mau pake keranjang dorong, Bunda pesen barang-barang yang ga bisa disatuin sama makanan"

"Yap! Lu jangan lama-lama kak. Jangan bikin ribut"

"Jangan bikin ribut muka lu keriput, hah?!"

"Lu kan sering kek gitu? Gue cape kalau harus misahin lu"

"Gue bisa jaga diri sendiri. Yodah, jangan lupa pesanan gue juga"

"Hmm.."

Mereka berjalan dengan arah yang berbeda dan menghilang setelah memasuki rak-rak baru. Neelam membaca selembaran kertas yang telah di isi oleh tulisan Bunda. Ia mencoba mengingat 20 list sekaligus itu agar ketika ia berjalan tidak ada yang terlewat. Saking fokusnya membaca list belanjaan, Neelam bertabrakan oleh seorang ibu-ibu yang sedang membawa beberapa ditangannya tanpa membawa keranjang atau trolly

"Aduh..." Neelam mengaduh merasakan pundaknya sedikit ngilu terkena benda keras yang di bawa oleh ibu-ibu tersebut

"Heh?! Kamu itu punya mata ga sih? Jalan sambil meleng. Kalau ga di pake tuh mata, congkel aja" Ucap ibu-ibu itu dengan sadis dan Neelam hanya menatapnya ngeri seraya menyentuh matanya

"Kenapa? Mau saya congkel matanya sekarang?"

"Ng-nggak bu. Saya minta maaf, lagian ibu ga bawa trolly atau keranjang dorong gitu buat bawain belanjaan ibu"

"Ohh, jadi kamu mau ngatur-ngatur saya gitu?"

"Eh eh nggak kok bu, saya cuman mau ngasih tau aja"

"Jadi kamu lebih tau daripada saya, gitu? Dasar anak-anak jaman sekarang, ga ada sopan santunnya sama orang tua"

Dasar ibu-ibu. Nge-sen kanan, belok kiri. Udah tau salah, ngotot. Neelam menarik nafasnya untuk mengumpulkan kesabarannya lebih banyak lagi dan berusaha menebalkan muka karena kini mereka menjadi pusat perhatian.

"Bu, saya minta maaf ya. Tadi udah nabrak ibu--"

"Iya karena kamu punya mata tapi ga digunain"

"Iya bu, saya salah. Saya minta maaf"

"Itu tau. Terus?"

"Terus?" Tanya Neelam dengan dahi berkerut menandakan ia kebingungan

"Kamu harus ganti barang-barang saya"

GENGS (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang