~Lo itu cantik Ka kenapa sih mesti nyebelin sama gue?~
BaniHari cerah sekali, Riska terlihat begitu segar. Ia sengaja mengurai rambut lurusnya. Ditambah jepit kecil yang berwarna biru kesayangannya. Tak ada maksud lain, ia hanya ingin terlihat sedikit lebih cantik dari biasanya. Riska juga memakai jaket berwarna biru senada dengan jepitnya.
"Selamat pagi Ayah,Ibu.."
Sapa Riska dengan senyum lesung pipinya."Selamat pagi..wah cantik sekali kamu hari ini"
Ayah tersenyum."Ayah bisa saja. Aku biasa kok"
Elak Riska dengan malu-malu."Cantiklah Yah anaknya Ibu"
Ucap Ibu sambil menyendokkan nasi ke piring."Anaknya Ayah juga Bu"
"Udah yuk makan, ini ambil lauknya sendiri Ayah, Riska. Riska pimpin do'a nak!"
"Siap bu. Bismillahirrahmanirrahim..."
Kedua piring yang sudah berisi nasi diberikan pada Ayah dan Riska. Mereka makan dengan sangat nikmat. Meski dengan lauk yang tidak mahal tapi mereka terlihat begitu mensyukurinya. Riska berangkat ke sekolah tak lupa ia meminta do'a dan mencium tangan orang tuanya. Begitu pula dengan Ayah, hari ini ia mulai menjajakan bubur ayam seperti biasanya. Dari kampung satu ke kampung yang lain. Sudah banyak langganan bubur ayam lezat yang dijual. Selain enak, Ayah Riska selalu bersikap ramah pada pembeli atau warga sekitar. Ia juga tak segan memberikan bubur ayamnya pada anak jalanan yang kelaparan, pemulung, bahkan orang gila sekalipun.
***
Seperti biasa Riska naik angkot ke sekolah.
"Eh neng riska cantik kali pagi ini"
Ucap supir angkot yang biasa mengantar Riska dengan nada orang batak."Makasih Bang Udin. Ini lima ribu pas ya"
"Iya neng makasih ya"
"Sama-sama bang"
Riska berjalan melewati parkiran sekolah. Dengan senyum khasnya ia menyapa semua warga sekolah.
"Pagi pak satpam"
"Pagi Riska"
Tiba-tiba ada yang berjalan disampingnya.
"Pagi Riska"
"Pagi...bob eh lo"
"Bob siapa? Gue Bani"
"Maaf gue kira tadi Bobi"
"Bobi siapa?"
"Temen sekelas gue"
"Oh.."
Bani memperhatikan Riska. Ia baru menyadari bahwa gadis yang dia anggep nyebelin ini ternyata cantik. Sepanjang jalan ia melihat senyum sapaan Riska pada siapapun didepan mereka membuat Bani semakin kagum padanya."Lo ngapain ikutin gue?"
"Gue mau anterin lo ke kelas biar nggak diganggu."
"Gue bisa sendiri nggak usah repot-repot!"
Ucap Riska tanpa memandang wajah Bani."Gue nggak repot kok. Hmmm lo cantik hari ini Ka"
Ucap Bani sambil nyengir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mathematic Girl and Lazy Boy [On Going]
Ficção AdolescenteCinta? Satu kata penuh makna. Tak tau kapan datangnya. Cinta tumbuh dari hal sederhana menjadi luar biasa. Dari tatapan menjadi ketetapan. Dari ilmu matematika bisakah menjadi cinta? Bani, murid baru di SMA Bina Bangsa. Cowok cool, ganteng, kulitnya...