4. "jatuh cinta ke-2"

1.1K 121 24
                                    

Perhatian : berisi konten nc-18+

Sebuah lampu IGD baru saja menyala. Sudah lewat dari 4 jam, namun lampu itu masih setia dengan terangnya. Sejeong terus saja mondar-mandir didepan ruangan itu dan sesekali melihat lampu yang berada di atas ruangannya

"Kumohon, selamatkan dia. Kumohon" ujarnya cemas.

Selang beberapa saat, lampunya pun redup dan seorang pria dengan balutan masker menutupi wajahnya keluar dari ruangan itu.

"Syukurlah, dia melewati masa krisisnya" ujar dokter itu.

Mata Sejeong langsung berbinar-binar dan seketika ambruk kelantai begitu saja. Dia tersenyum dan juga menangis secara bersamaan.

"Tenangkan dirimu, kau bisa mengunjunginya di ruang rawat. Kami akan memindahkannya ke sana, kemungkinan dia akan lama sadarnya jadi, bersabarlah" ujar dokter itu seraya membantu Sejeong bangkit.

"Kekasihmu itu, pria yang kuat. Kau beruntung memilikinya dan dia beruntung memiliki kekasih sepertimu" tutur dokter itu sebelum meninggalkannya.

Sehun pun dipindahkan keruang rawat.
Sejeong mendekati tubuh pria yang menyelamatkannya itu. Pria yang sering membuatnya kesal kini terbaring tak berdaya karena menyelamatkannya.

"Kenapa kau melakukan itu?" ujar Sejeong

Tangannya masih bergetar, dan suara isak masih terdengar. perlahan tangannya meraih tangan Sehun dan menggenggam nya erat.

"Kau tau seberapa takutnya aku? Saat pot itu mengenai mu, seketika jantungku berhenti berdetak. Hatiku sakit, melihatmu masih bisa mencemaskan ku dalam keadaan seperti itu" cerita Sejeong

"Aku tak pantas mendapatkan semua itu, mengingat aku selalu menyusahkan mu dan apa yang kulakukan beberapa hari ini membuatmu gundah. Kak, jangan pernah lakukan itu lagi" tuturnya dalam isak tangisnya sendiri.

Keesokannya,

Perlahan mata Sehun terbuka, masih samar-samar, sesekali dia meringis kesakitan sambil memegang kepalanya ketika dia berusaha bangkit. Matanya menoleh ke kanan dan mendapati Sejeong tertidur disampingnya yang tengah memeluk lengannya.

Bekas mata bengkak Sejeong terlihat jelas, ditambah lingkar hitam diakibatkan maskara nya yang luntur dilanda deraian air matanya kemarin.

Sehun tersenyum tipis, dan mengelus Tangkup Rambut Sejeong.

"Selamat pagi Pak Choi" suara seorang wanita mengagetkan Sehun.

"Pagi," sapanya.

"Bagaimana perasaan pak Choi pagi ini? Apa kepalanya masih sakit?" tanya perawat itu sembari mengecek infus milik Sehun.

"Agak sakit sih, kayak nyut-nyutan gitu" ujar Sehun

"Itu mungkin efek operasi semalam, kalau begitu pak Choi harus sarapan dulu dan minum obat yah pak" ujar perawat itu yang sibuk mencatat sesuatu.

"Nanti, akan ada yang membawakan makanan untuk pak Choi dan juga nona Choi" tutur perawat itu melirik Sejeong yang masih tertidur.

"Ehh? Nona Choi?" ujar Sehun terlihat bingung.

"Iya, bukankah dia istrimu? Semalaman dia menunggu di luar ruang Operasi tanpa duduk sedikitpun, hampir 5 jam lebih dia hanya mondar-mandir. Dia pasti lelah dan lapar. Jadi kalau dia bangun, suruh dia makan" ujar perawat itu sebelum meninggalkan ruangan Sehun

"Dasar bodoh, apa aku menyelamatkanmu hanya untuk melihatmu kelaparan dan mati euh? Kalau kau tak menghargai Nyawamu, setidaknya Hargai pertolonganku" gerutu Sehun.

"Love Reunion (S1)" (The End)✓ ~tahap Revisi~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang