17. "Holiday (4)"

714 82 5
                                    

Sejeong terdiam cukup lama memandangi mata indah milik cinta pertamanya itu.

"Benar, aku hanya mencintai daniel, mungkin saja aku hanya sedikit goyah karena selama ini terbiasa dengan Sehun" batin Sejeong.

Daniel terkekeh kecil dan mengelus tangkup kepala Sejeong

"Sudahlah! Wajahmu jelek kalau dipakai berpikir keras. Lagian aku juga..."

"Tunggu! Aku akan menjawabnya sekarang, jangan beri aku lagi waktu untuk berpikir. Kau dan aku sudah cukup membuang waktu selama ini. Iya, aku juga mencintaimu" tutur Sejeong.

Daniel berseri-seri dan terlihat sangat bahagia dan memeluk Sejeong erat-erat. Kedua insan yang sedang menguping pembicaraan mereka saling menatap satu sama lain dan tertawa kecil lalu menekuk bibirnya kebawah.

"Setidaknya mereka bahagia..." tutur Sehun menepuk pundak Jihyo dan meninggalkannya sendirian.

"Benar, setidaknya oppa bahagia. Kupikir itu sudah cukup! Tapi hatiku sakit.. Hiks... Hiks... Hiks" Jihyo tak bisa lagi membendung airmata nya.

Daniel melepas pelukannya tapi, membiarkan tangan Sejeong tetap melingkar di pinggangnya. Priaa yang hobi mengigit bibirnya itu, mendekap wajah kekasihnya dan mengecup kening milik wanita yang kini resmi menjadi kekasihnya.

"Nan hembokheyo" tutur Daniel

"Nado..." ujar Sejeong.

Daniel kembali memeluk Sejeong dengan senyuman lebar diwajahnya namun Sejeong malah memperlihatkan wajah sedih dan mata berkaca-kaca dalam dekapan Daniel.

******

Pukul 22:30 malam.

Amarah Wendy mulai mereda. Dia kini berada dikamar Irene dan Sejeong untuk sekadar meluapkan semua isi hatinya.

"Selamat yah Sejeong-ah. Akhirnya kisah cinta kamu berakhir bahagia" tutur Irene.

"Kau yakin ini adalah akhirnya? Kupikir kau telah membuat kisah baru setelah memutuskan untuk pergi 3 tahun yang lalu" bisik Wendy yang malah tak senang dengan kabar bahagia yang diceritakan Sejeong dengan antusiasnya itu.

"Aku iri, andai aku dan Sehun bisa bersatu lagi" tutur Irene sedih.

"Tapi, kupikir Sehun sepertinya memang tak mencintaiku lagi. Aku bisa melihat hal itu dari matanya. Tatapannya saat ini sudah berbeda dengan tatapannya dulu." cerita Irene sedih.

"Bagaimana denganmu Sejeong'ssi?. Apa kau bisa melihat perubahan yang dilihat Irene dari mata Sehun?" lagi-lagi Wendy sengaja mengintrogasi Sejeong.

"Aargghh.. Molla-molaa! Ngapain juga aku mikirin mata Sehun" dia  tak ingin menjawab pertanyaan Wendy itu.

"Mata suamimu gimana?" Sejeong segera mengalihkan topik obrolan itu

"Hmm... Teduh, hangat, pengertian, khawatir, dan membuatku kadang salting. Tatapannya mirip tatapan Sehun dulu. Hanya saja cara aku menatapnya yang berbeda" ujar Irene.

"Obrolan macam apaan ini? Unfaedah banget. Lebih baik kita minum soju. Tadaaaaa" suara Jihyo muncul tiba-tiba dibibir pintu.

"Kau benar juga, kemarilah! Jangan misah diri gitu. Ayo kita minum" sahut Irene antusias.

Sementara itu di kamar para pria.

Kakak beradik yang bermarga Choi itu cuman bengong dan uring-uringan. Kegalauan mereka tlah dipuncak-puncaknya.

"Selamat malam para hyung-hyungku" sapa Daniel yang terlihat bahagia banget sambil membawa beberapa kaleng bir.

"Daripada kalian galau gulanda kek gitu, mending temenin dongsaengmu yang baru jadian ini minum-minum" ajak Daniel. Chanyeol agak terkejut dan melirik adiknya yang hanya diam saja sembari memetik senar gitarnya.

"Love Reunion (S1)" (The End)✓ ~tahap Revisi~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang