Regret(Himuro x Reader)

351 51 1
                                    

[Kuroko no Basket belongs to Fujimaki Tadatoshi]
[Story by Hotaru Bi]

Warning: typo,semiAU!,mature content,angst.

Himuro tidak pernah menyangka bahwa mengunci gymnasium akan membuatnya terjebak dengan situasi seperti ini.

Seorang gadis tanpa busana sedang berdiri di hadapannya. Membersihkan tubuhnya yang dipenuhi tepung, telur dan bau yang menyengat.

Himuro memang pernah mendengar tentang adanya bullying di sekolah ini. Tapi dia belum pernah sekalipun melihatnya.

"Ah Himuro-kun bisa tolong bersihkan punggungku? Tanganmu tidak bisa menjangkaunya. Jika kau tidak keberatan."

Mereka sedang berada di ruang bilas. Biasanya dipakai untuk anak yang mengikuti klub olahraga. Mereka memiliki ruang berbeda untuk laki-laki dan perempuan.

Tapi gadis di hadapannya malah datang ke sini. Ke ruangan laki-laki.

"Maaf ya. Aku memang selalu kesini. Kapten basket sudah mengizinkanku meminjam ruangan ini. Jadi kau tidak perlu khawatir."

Himuro hanya melakukan apa yang diminta oleh gadis ini. Tanpa suara. Dia hanya bingung harus bersikap seperti ini. Soal gadis yang telanjang di hadapannya. Dia sudah terbiasa.

Himuro mengangkat rambut sang gadis hingga dia bisa melihat punggung dan leher yang tadinya tertutup rambut panjangnya.

Himuro melihat beberapa bercak samar. Di sekitar punggung dan lehernya. Himuro tau itu apa.

Kiss mark.

"Ini--"

Himuro hanya penasaran tanda itu dari siapa. Dan kenapa.

"Itu bagian dari pekerjaanku Himuro-kun. Aku tidak bisa melakukan apa pun tentang hal itu. Kau pikir kenapa aku di bully? Seseorang menyebarkannya di sini. Kuharap kau jaga rahasia ini oke."

Gadis itu berbalik. Menghadap Himuro, dengan senyum manis.

Wajah Himuro sedikit memanas. Dia baru sadar bahwa gadis ini sangat cantik. Tadi wajahnya di tutupi tepung jadi dia tidak terlalu memperhatikannya.

Sesuatu pada dirinya bereaksi. Himuro mengumpat pelan. Lalu menciumnya. Mencium gadis dihadapannya penuh gairah dan sarat akan tuntutan nafsu.

"Aku akan menjaga rahasia ini tapi--"

Gadis itu tersenyum. Dan mengangguk. Dia mengerti dan membiarkan Himuro berbuat semaunya pada tubuh polosnya.

***

Sudah hampir satu bulan Himuro pulang terlambat setelah latihan basket. Tujuannya satu, menunggu gadis itu.

Ah dia lupa menanyakan namanya. Himuro tidak terlalu peduli. Hubungan mereka hanya sebatas saling membutuhkan satu sama lain.

"Haaah~ ternyata kau masih berani datang ke sekolah ini. Dasar tidak tau malu!."

Bentakan dari suara nyaring samping gedung olah raga menarik perhatian Himuro.

Story with KnBTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang