"Kamu tuh, ya! Mau jadi apa kalo nilai kamu kecil terus kayak gini? Anak kamu nanti juga malu kalo punya ibu bodoh kayak kamu!"
Kata kata itu terus terngiang dikepalaku, karena mimpi yang sudah beberapa hari lalu aku dapatkan.
Aku bermimpi Sungjin memarahimu habis habisan karena nilaiku yang selalu kecil.
Sejak saat itu, aku mencoba fokus kepelajaran. Tapi tetap saja, perkataannya yang mengiang itu mengusikku.
Setiap bertemu Sungjin, aku selalu menghindar. Bahkan menjawab pesannya dengan singkat. Saat dihubungipun aku tetap tidak mengangkat.
"Y/n! Kamu kenapa sih? Kok ngejauhin Sungjin terus?" tanya Jae blak-blakan.
"Iya, tuh. Kan kasian si Sungjin jadi ngegalau terus." sahut Wonpil.
"Ya aku takut aja ketemu dia." jawabku.
"Takut kenapa? Emang si Sungjin gigit orang?" tanya Jae.
Aku tersenyum mendengar pertanyaan yang Jae ajukan.
"Tidak apa, aku hanya butuh waktu." jawabku.
Beberapa saat kemudian, aku menyadari Sungjin yang berjalan kearah kelas.
"Aku ketoilet dulu, ya." Sahutku.
Lalu aku pergi kearah yang berlawanan dari Sungjin.
###
"Y/n kenapa?" tanya Sungjin.
"Sudah seminggu dia cuek padaku." lanjutnya.
"Dia butuh waktu katanya." jawab Dowoon.
"Maksudnya?" tanya Sungjin yang tidak mengerti.
"Kami juga ga ngerti maksudnya apa, dia takut padamu." jawab Brian.
"Coba kau tanya baik baik padanya, mungkin ada yang dia sembunyikan." sahut Wonpil.
###
"Aku berangkat dulu, Ma." teriakku dari halaman rumah.
"Iya, hati hati, ya." Sahut ibuku.
Saat sampai disekolah, aku melihat Sungjin berjalan dibelakangku.
"Y/n!" panggilnya.
Namun aku mempercepat langkahmu, menghindarinya. Seperti biasanya.
"Y/n, tunggu!"
Aku segera masuk ke toilet perempuan yang berada diujung koridor.
Dengan cara ini, dia tidak akan mengejarku lagi.
Setelah 5 menit, aku rasa dia sudah pergi. Tapi nasib tidak berpihak padaku, saat aku keluar Sungjin berada tepat didepan pintu toilet.
"Mau menghindar lagi?" tanyanya.
"E- eum.."
"Jujur padaku, kenapa kamu menghindar?"
Aku menunduk terdiam.
"Kamu takut padaku?" tanyanya.
Lagi lagi aku terdiam karna pertanyaannya.
"Katakan saja, aku tidak marah." ucapnya.
"Nilaiku menurun, bahkan aku mendapat banyak nilai D. Aku takut kamu memutuskanku karena aku bodoh." jawabku pelan, tapi aku yakin dia mendengarnya.
Lalu Sungjin tertawa kecil.
"Kamu memang bodoh, ya? Masa cuma karna itu kamu takut melihatku?"
"Aku pikir kamu berselingkuh, makanya kamu cuek." sambungnya.
"Maaf." ucapku.
"Ingat, y/n. Aku tidak memandang fisik, dan kecerdasanmu. Karena yang aku butuhin tuh, hati yang jujur dan lembut. Kalo aku mau mutusin kamu karena kamu bodoh, mah, udah aku lakuin dari kapan coba?"
Sungjin menarikku kepelukannya.
"Aku minta maaf, jarang ada waktu sama kamu. Jadi ga bisa ngajarin kamu, deh." Ucapnya.
"Aku yang minta maaf, kamu udah baik banget buat aku." Ucapku.
"WEE, ADA YANG BAIKKAN NIH!!"
"Heh! Mulut dijaga ya, pil!" kata Jae ketus.
"Kalian berdua tuh, sama aja!" sahut Brian
Sedangkan Dowoon tertawa melihat kelakuan Hyung-nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Day6 Imagine
Short StoryCerita keseharian kamu dengan member Day6 Start: 15.06.18 End: