31 Juli 2018
Dengan udara yang terasa begitu menyengat, Jimin terus menarik Taehyung kemanapun dengan wajah ceritanya, sesekali Taehyung hanya tersenyum tipis dan kembali pada wajah datarnya yang memperlihatkan bahwa dirinya tak minat.
Fisiknya mungkin terlihat baik- baik saja karena cairan infusan itu sudah membantunya dirinya terlihat sedikit segar, namun tidak untuk hati dan mentalnya yang masih terpaku pada kejadian seminggu lalu, bahkan 7 tahun lalu ketika dirinya bahagia bersama Jeon Jungkook. Rasa penyesalan, semakin menyebar ketika dirinya mengingat kekasihnya itu.
Jimin berhenti menarik lengan baju sahabatnya itu, hingga membuat lamunan Taehyung menghilang dan dirinya tersadar bahwa angin yang begitu kencang menerpa tubuhnya. Ia menatap sekelilingnya.
Matanya membulat sempurna ketika melihat hamparan bunga matahari mekar begitu luas sejauh matanya memandang. Bunga matahari yang bergerak mengikuti arah angin dengan kelompaknya yang selalu setia pada matahari.
Ia melangkahkan kakinya meninggalkan Jimin yang terdiam ditempatnya. Taehyung memejamkan matanya ketika ia mendongak pada langit yang begitu cerah. Air matanya kembali menetes melewati rahangnya yang begitu tegas.
Taehyung membiarkan surainya itu diterpa oleh angin yang terasa begitu lembut dengan aroma bunga matahari yang begitu manis menyelimuti dirinya, membuatnya begitu nyaman, seperti harum kekasihnya yang begitu manis.
"Jungkook-ah? Kau menyukai tempat ini bukan?" gumam Taehyung dengan suaranya yang gemetar.
Bibirnya melengkung kebawah pertanda bahwa lelaki itu kembali menahan tangisnya diantara ribuan matahari yang tersenyum begitu cerah.
Ia menekuk lutunya ketika dirasa tangisnya kembali tak bisa ia tahan, ketika tubuhnya sudah tak bisa lagi menahan beban kesedihan yang terus menyeruak didalam hatinya.
Taehyung menjatuhkan tubuhnya disana, tertutup oleh bunga matahari yang menjulang tinggi disekelilingnya, mengikuti arah angin. Ia kembali meremas dadanya, merasakan sakit yang begitu menusuk disana, dan kembali terdengar isak tangis keluar dari bilah bibirnya.
Jimin terdiam tak berani mendekat, membiarkan sahabatnya itu melepaskan seluruh rasa bersalah dan juga kepedihannya. Jimin mengingkan, penyesalan dalam diri Taehyung menghilang dan dapat terus hidup untuk mencintai Jungkook yang sudah tidak lagi bersama mereka.
Flashback On
Pemuda manis itu menatap tak minat kearah langit malam melalui kaca yang begitu besar dihadapannya, menatap kerlip kota Seoul yang cukup untuk menerangi dirinya yang berada diruangan gelap itu. Tak ada niat baginya untuk menyalakan lampu itu, bahkan bangkit pun dirinya sudah tak minat.
Ceklek
Pemuda manis itu mengarahkan pandangannya pada suara pintu ruangan yang terbuka, mendapati seseorang yang tengah melonggarkan dasinya seolah merasa dirinya begitu penat. Ia tertawa kecil ketika lelaki itu tak menyadari keberadaannya. Jungkook bangkit dari duduknya yang begitu nyaman.
"Selamat malam Tuan Kim Taehyung" ucap lelaki manis itu, Jeon Jungook yang kemudian bangkit dari duduknya.
Taehyung membolakan matanya mendapati sosok kekasihnya yang kini ada dihadapannya. Ia mempercepat langkahnya dan menarik Jungkook kedalam pelukannya, menenggelamkan wajahnya pada tekuk leher kekasihnya itu.
"Oh Tuhan, kau tidak tahu betapa khawatirnya aku seharian ini?" ucap Taehyung yang semakin mengeratkan pelukannya, dan mengecup sekilas telinga kekasihnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
RADIO DIMENSION [TAEKOOK X MINYOON]
Romansa[SELESAI] Radio itu memutarkan sebuah lagu untukku, lalu-- membuat jiwaku menghilang .. GENRE SHOUNEN AI BUKAN YAOI. FANTASI