Mereka terus berjalan hingga menjelang malam. Arga memutuskan untuk beristirahat dulu sampai besok, mereka mendirikan tenda dan membuat api unggun. Setelah selesai, mereka pun bersantai-santai. Ada yang bernyanyi, makan, mendengar musik dan ada juga yang sedang mengamati hasil jepretannya selama di perjalanan tadi. Saat jepretan ke sepuluh, Leona terfokus dengan sesuatu yang aneh dalam foto itu. Ia pun menanyakan hal itu pada Aqila.
"Qil, lo liat ga ini makhluk apaan?"
Ia menarik kamera yang dipegang oleh Leona untuk memastikan, "Paan?"
"Itu..." Leona menunjukkan bagian yang ia yakini ada makhluk aneh.
Aqila berdecak, "Ah, palingan lo yang ngedit kan? Secara lo kan pinter kalo masalah ngedit mengedit."
Leona mengernyit, "Sumpah, gue sama sekali belum ngedit nih foto."
Aqila tersenyum sinis, "Sudahlah, tuh liat yang lain pada asik. Lo malah sibuk liat foto itu, mau nakut-nakutin gue lagi."
"Hmmmm."
"Kenapa? Lo mau jadi Nissa Sabyan, Na?" celetuk Shilla.
"Tau tuh Leona, gaje amat. Aku rasa dia galau, haha." gurau Aqila.
"Galau? Di better-in ajaahhh."
"Mau endorse lo, Shil?" tanya Leona.
Shilla hanya meringis, kemudian Arga dan Joshua menegur mereka.
"Woi! Lo pade ngeributin paan? Gabung sini ame kite!"
"Iyalah, jangan asik sendiri kalian! Ayo nikmati malam yang hangat dingin ini!" ujar Joshua.
Febby menjitak kepala Joshua "Idihh, hangat dingin paan?!"
"Iya-iya nanti kita kesana!" sahut Aqila
"Udah, buruan yok kesana." ajak Shilla.
Leona, Aqila dan Shilla pun bergegas mendekati Arga, Fahri, Joshua dan Febby yang sedang bersenda gurau. Hari pun semakin larut, mereka pun kembali ke tenda nya masing-masing.
Tepat pada pukul dua malam, Aqila terbangun dari alam mimpinya sambil memegang perut.
"Aduhh, perut gue sakit banget." keluhnya.
Aqila membangunkan Febby, namun Febby tak merespon, begitupun dengan Leona. Lalu Aqila membangunkan Shilla.
"Shil, bangun dong. Temenin gue." ajak Aqila sambil menggoyang-goyangkan tubuh Shilla.
Shilla mengulat, "Hoammm.... Pa..an... sih..."
"Temenin gue dong, udah kebelet nih."
"Hoamm..... Ga bisa ditunda dulu apa? Udah malem banget ini, Qil." ucap Shilla yang setengah sadar itu.
"Ayolah!"
Shilla mendudukkan dirinya dengan mata setengah terpejam, lalu bangkit karena tarikan Aqila yang sangat kuat. Sebelumnya, tangan Shilla meraih senter untuk menerangi jalan mereka nanti.
"Cepetan Qil, hoamm." ucap Shilla.
"Iya-iya, bentar!" teriaknya dari dalam semak.
Tak lama kemudian, Aqila pun keluar dari semak-semak.
"Udah bersemedi-nya?" tanya Shilla sambil melipat kedua tangannya di depan dada.
"Hehehe."
Mereka pun berjalan menuju tenda, Aqila merasakan kalau ia menginjak sesuatu dibalik sepatunya. Ia ambil kalung antik itu dan menyimpannya di dalam saku tanpa sepengetahuan Shilla. Seketika, bulu kuduk Shilla merinding, begitu juga yang dirasakan oleh Aqila.
"Qil, lo ngerasain apa yang gue rasain kan?" ucapnya sambil menggosok-gosok lengan.
"Ho'oh, ho'oh."
Lalu terdengar suara langkah kaki di belakang mereka, Shilla dan Aqila pun berbalik.
"Kalian ngapain malem-malem keluar?"
"Aaaa......!" teriak Shilla dan Aqila.
"Lah? Kalian kenapa histeris banget?" tanya Fahri lagi yang kebingungan akan tingkah mereka.
"Fahri! Gue kira apaan!" Shilla menghela nafas sambil menyorotkan senternya pada Fahri.
"Heh, kalian berdua ngapain malem-malem begini keluar?"
"Lo sendiri ngapain keluar malem-malem?" Aqila menanya balik.
"Gue disini mau nyari sumber air buat sholat tahajud, tapi ga ketemu. Jadi ya udah deh, gue tayamum aja." tukas Fahri.
🌳🌳🌳
Sejak tadi, Aqila memerhatikan kalung antik yang ia temukan semalam tanpa menghiraukan teman-temannya yang berkemas untuk melanjutkan perjalanan.
"Hei ratu! Enak kali kau duduk santai saja disitu. Kau bukan putri raja!" ucap Joshua sambil membongkar tendanya, Aqila hanya melirik tajam Joshua.
Febby pun menghampiri Aqila yang masih sibuk dengan kalungnya. "Lo dapet di mana tuh kalung?"
Ia menatap sinis, "Emangnya kenapa?"
"Lo jangan ngambil benda sembarangan disini, lo akan tau akibatnya." ucap Febby.
"Halahh, lo masih percaya ama yang begituan? Dasar old people!"
Keadaan pun mulai memanas, namun Arga mampu meleraikan keduanya. "Kalian kenapa sih ribut-ribut? Ayo kita lanjutkan perjalanan, jangan malah sibuk beradu mulut!" ucapnya sambil mengangkat carrier kepunyaannya.
Di perjalanan, seperti biasa Leona si tukang eksis itu memulai membuka kamera untuk menjepret foto dan merekam Video. Saat merekam sebuah Video, Leona terfokus dengan kalung yang melingkar di leher Aqila.
"Wahh, lo dapat dimana tuh kalung Qil?" tanya Leona. Aqila hanya tersenyum miring, sifatnya agak sedikit berubah dari yang biasanya.
Pertanyaan Leona sontak membuat Febby menoleh yang mengarah ke Aqila, "Buang tuh kalung!" perintah Febby.
Seketika Aqila memegang kalung yang melingkar di lehernya,"Apa-apaan lo! Sok mau ngatur hidup gue! Nih kalung, kepunyaan gue sendiri. Kok lo sewot sih?!"
Febby memberhentikan langkah, hingga semuanya pun ikut memberhentikan langkahnya. "Heh Aqila! Bukannya gue ga tau ya! Lo datang kesini ga pake kalung dan juga tak membawa kalung! Gue tau pasti lo ngambil kalung disini kan? Mending lo buang tuh kalung, daripada kita mendapat masalah besar!"
"Sstt, ga boleh ngomong gitu disini Feb." tegur Fahri.
"Sabar Feb, disini kita ga boleh ngomong yang engga-engga." ujar Shilla.
"Astagfirullah...." ucap Febby sambil menghembuskan nafasnya pelan.
"Hei bro! Kapan kita jalan? Keburu malam nanti, dan kita ga sempet sampai puncak." celetuk Joshua. Arga sebagai pemimpin grup pendaki ini, berjalan paling depan diikuti oleh rekan-rekannya.
Aqila masih diam ditempat sambil menatap tajam Febby, lalu berjalan mengikuti mereka.
●●●
Aduhh, maaf banget ya author keterlambatan dalam meng-update nih cerita :( Soalnya saya sedang fokus menulis cerita saya di sebelah yang berjudul 'Diary Viona'. Ya mungkin, cerita Misteri Gunung Lawu bakalan slow update :( Maafin ya...
Slowly! Saya akan update cerita ini kok, walaupun slow yaa...
Jgn lupa untuk vote dan comment ya, siapa tau saya bersemangat lagi buat bangkitin cerita Misteri Gunung Lawu ini:v
Baca juga cerita2 yg lainnya ya...
See you readers!👋
KAMU SEDANG MEMBACA
Misteri Gunung Lawu [SELESAI]✔
Mystery / Thriller⚠️ Cerita ini dibuat berdasarkan imajinasi author. □□□ "Salah satu dari kalian harus mati!" Awalnya sekelompok remaja menjejakkan kaki di gunung Lawu hanya untuk menikmati pesonanya. Namun keanehan dan keganjilan terus mereka temui di perjalanan men...