CHAPTER 5

6.4K 358 28
                                    

Arga, Fahri, Joshua dan Febby mencari keberadaan Aqila hingga larut malam, namun belum juga ketemu. Mereka terus melangkahkan kakinya, Joshua yang masih dalam keadaan setengah mabuk melihat sosok perempuan berambut panjang di bawah pohon, ia sangka itu adalah Aqila. Segera Joshua menghampirinya.

"Qila, lo di cari tuh sama temen-temen. Ayo ikut gue, jangan ngilang-ngilang lagi." Joshua menarik lengan sosok itu yang sangat dingin dan menghampiri teman-temannya.

"Lo udah temuin Aqila?" tanya Arga.

"Ada nih, dia di samping gue kok."

Sorot mata Arga, Fahri dan Febby mengarah ke sebelah kiri Joshua, namun kosong.

"Dimana?" tanya Fahri untuk meyakinkan penglihatannya.

"Lo ngayal ya?" ucap Febby.

"Tepat di samping gu-, Eh dimana dia?" Joshua melihat ke kanan dan kiri, alhasil?

"Tadi dia ada disamping gue kok." ucap Joshua lagi.

Arga mencium sesuatu yang aneh dari dalam mulut Joshua, ia mendekat ke arah Joshua untuk memastikan penciumannya. Arga mulai tahu jika Joshua sedang mabuk.

"Lo minum cider?"

"I-iya." jawabnya gagu. "Tapi apa salahnya? Gue hobi juga."

Arga kesal, ia menjambak rambutnya sendiri. Ia ingin marah, namun Arga cepat-cepat berucap 'astaghfirullah'. Semakin kesini, Arga semakin berfirasat akan terjadi hal buruk. Arga memutuskan besok harus pulang, di karenakan kondisi sekarang sudah tidak kondusif. Masalah Aqila? Akan ia laporkan sebagai orang yang hilang, agar tindakan ini di lanjutkan kepada pihak yang berwenang.

Mereka berempat kembali menuju tenda, namun tak terlihat keberadaan Shilla dan Leona. Arga khawatir dan mulai mencari keberadaan mereka, Aqila hilang, lalu Shilla dan Leona kemana? Tanpa memberitahu Joshua, Fahri dan juga Febby, Arga pergi mencari Shilla dan Leona sendirian.

"Arga! Lo mau kemana!" teriak Fahri, kemudian Febby berlari menyusulnya.

🌳🌳🌳

Mereka bersembunyi di gubuk tua tak berpenghuni di hutan gunung Lawu ini. Tempatnya gelap, sunyi, dan sepi. Untung Leona membawa ponsel, ia menghidupkan flash ponselnya untuk menerangi mereka.

"Shilla, gue takut. Tempat ini serem banget, sumpah!" rintih Leona.

Shilla berdecak, "Lo pikir gue ga?" Shilla memutar bola matanya malas.

Suara langkah kaki terdengar lagi, Shilla dan Leona mulai ketakutan. Mereka segera bersembunyi kembali, mereka melihat seorang kakek tua membawa sesajen dan obor sebagai penerangan jalannya. Sepertinya Shilla kenal dengannya, ia ingin membuntuti kakek itu.

"Aduh.... stop Shil! Jantung sama kaki gue ga sanggup lagi buat lari." keluh Leona.

"Ya udah, sekarang lo telepon Arga dan share location sama dia." pinta Shilla.

"Disini mana ada jaringan Shil, tuh lihat jaringannya aja ga ada gitu." ucap Leona sambil memperlihatkan ponselnya.

Shilla berdecak, ia masih ingin mengikuti kakek tua itu. Shilla penasaran apakah memang benar kakek tersebut adalah kuncen yang pernah ia temui di kaki gunung Lawu waktu itu?

"Kita bermalam dulu aja disini." putus Shilla.

"Ah, gue takut kalo di gubuk tua ini. Serem." seketika bulu kuduk Leona merinding.

"Lo mau diam disini atau nyusulin kakek tua itu sama gue?"

Leona menggelengkan kepalanya, ia sungguh tidak mau. Mending Leona bermalam di gubuk tua ini walaupun seram, dari pada menyusul kakek tua itu yang belum jelas pasti apakah itu memang manusia atau bukan.

Misteri Gunung Lawu [SELESAI]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang