CHAPTER 4

6.8K 222 10
                                    

Aqila di gotong oleh Arga, Fahri dan Joshua menuju tenda, segala cara telah dilakukan oleh mereka dimulai dari menyelimutinya dengan kain yang tebal serta mengoleskan minyak angin. Syukurlah, nyawa Aqila masih bisa di selamatkan walaupun sekarang ia sedang pingsan.

"Sebenarnya lo kenapa sih Qil?" ucap Shilla, khawatir.

"Udah, lo tenang dulu." ucap Leona.

Setelah sikon mulai membaik dan matahari sudah tepat berada di atas kepala, mereka beristirahat dan memasak makanan yang telah mereka bawa sebelumnya. Aqila masih tertidur, disaat semuanya sedang menyantap makanan mereka.

"Feb, gimana caranya gue nembak Shilla?" tanya Arga, berbisik pada Febby yang sedang mengunyah makanannya.

"Ya gitulah."

"Ah, lo. Katanya mau bantuin." ucap Arga.

Febby menghela nafasnya, "Iya, nanti gue bantuin. Lo ga lihat gue lagi makan? Makan dulu napa, baru bahas itu."

Hari menjelang sore, sesuai apa yang dikatakan oleh Febby, Arga menembak Shilla saat matahari terbenam. Karena menurut Febby, disaat seperti inilah moment yang indah untuk Arga mengutarakan cintanya pada Shilla. Febby membawa Shilla pada Arga yang sedang duduk menikmati pemandangan langit senja, segalanya ini otak Febby-lah pusatnya, walaupun ia kecewa pada Arga yang ternyata memilih Shilla.

Cinta bertepuk sebelah tangan, itulah yang Febby rasakan. Namun ia tahu dan paham bahwa cinta tak seharusnya memiliki, merelakan dan membuat ia bahagia saja sudah cukup.

Dengan jantung yang berdegup kencang dan nafas yang berderu-deru, Arga mulai mengucapkan kalimat itu.

"Shil, gue suka sama lo. Lo mau jadi pacar gue?"

JLEB.

Jantung Shilla berdebar, ia sungguh tak menyangka jika Arga akan mengatakan itu. Pikir Shilla, Arga sama sekali tak mempunyai perasaan padanya, justru ia berpikir bahwa Arga mempunyai perasaan pada Febby. Shilla tersenyum dan mengangguk yang berarti ia telah menerima cinta Arga.

Di ujung sana, ada seorang gadis yang hanya bisa pasrah melihat pemuda yang ia cintai sudah dimiliki oleh orang lain.

Shilla kembali ke tenda, keadaan tenda kosong, ia pikir Aqila masih tertidur, namun ternyata?

"Feb, lo lihat Aqila?" tanya Shilla pada Febby yang sedang melewati tendanya sambil membawa teh kotak.

"Ga tuh." jawab Febby yang kemudian masuk ke tenda yang sudah ada Leona.

Shilla menghampiri tenda Febby, jikalau Aqila sudah sadar dan pergi ke tenda mereka. Alhasil? Aqila tak ada. Lalu ia memeriksa tenda Arga, Fahri dan Joshua, hal yang sama pun terjadi, tak ada Aqila yang terlihat hanyalah Joshua yang sedang meminum cider.

Shilla mengambil cider itu, "Joshua! Lo mabuk? Lo tau kan disini harus jaga tatakrama? Kalo sampai Arga melihat ini, ia akan marah besar sama lo."

"Tolonglah Shilla, janganlah kau adukan ini ke Arga, bisa mati tak bernafas aku. Kau tau kan? Aku tak bisa sehari saja tak minum cider." tutur Arga dengan logat bataknya itu.

"Please denger kata gue Jo, disini alam bebas, tak ada kehidupan disini. Lo tau maksud gue kan? Gue ga mau mengucapkan kata-kata yang tak harus dikatakan disini." pinta Shilla.

Joshua berdecak, ia kesal pada Shilla yang membuang botol itu yang masih terisi setengah cider.

"Ada apa?" tanya Arga yang baru saja datang dengan Fahri.

"Eum,, ga ada apa-apa kok. Kalian habis dari mana?" Shilla langsung mengalihkan pembicaraan sebelum Arga mulai curiga.

"Aku sama Fahri habis melaksanakan sholat maghrib." jawabnya yang sekarang duduk di sebelah Shilla.

"Oh, Aqila mana? Aqila ikut sama kalian kan? Soalnya Aqila tak ada di tenda." tanya Shilla.

"Aqila? Dia ga ikut kita, terakhir gue lihat Aqila masih tidur di dalam tenda." ungkap Fahri sambil membuat api unggun menggunakan pematik yang ia bawa.

"So?"

Mereka berempat saling tatap, "Aqila hilang!"

🌳🌳🌳

"Feb, kok perasaan gue kayak ga enak gitu ya?"

"Alah, ga usah pake perasaan, perasaan itu suka salah. Mending pikir dengan otak dan sesuai dengan fakta." ucap Febby sambil mengunyah makanan ringan.

"Tapi ini beda Feb, gue ngerasa akan ada sesuatu yang akan terjadi sama kita." Leona mulai khawatir.

Tiba-tiba terdengar suara teriakan dari luar, teriakan itu berasal dari teman-temannya sendiri.

"Aqila hilang!"

"Tuh kan, apa kata gue." ucap Leona, Febby menatapnya sebentar kemudian mereka berdua keluar dari tenda menghampiri mereka.

"Aqila hilang, Na, Feb. Saat gue balik ke tenda, Aqila udah ga ada!" ucap Shilla.

Arga, Fahri dan Joshua yang masih mabuk namun tak diketahui oleh Arga, mencari keberadaan Aqila. Sedangkan Febby, Shilla dan Leona tetap tinggal jikalau Aqila pulang dan kembali ke tenda.

"Gue ikut!" pinta Febby yang mulai membuntuti mereka dari belakang.

Sunyi dan sepi, itulah yang dirasakan oleh Leona dan Shilla setelah teman-temannya pergi mencari keberadaan Aqila. Seketika bulu kuduk Leona merinding, ia mendekatkan dirinya pada api unggun itu dan berjaket tebal. Sementara Shilla seperti orang linglung karena Aqila yang menghilang secara mendadak.

Tiba-tiba terdengar suara gaduh seperti orang yang sedang berada di pasar.

Leona mendekat ke Shilla, "Shil, itu apaan?"

"Gue juga ga tau." jawab Shilla. Karena penasaran, Shilla berniat menelusuri suara tersebut.

"Engga-engga, Arga kan nyuruh kita tinggal disini, jadi mending kita tinggal disini. Dari pada terjadi sesuatu sama kita?" tolak Leona.

Shilla berdiri, "Leona, siapa tau suara itu adalah suara pendaki yang lain. Dan siapa tau jika Aqila juga berada disitu? Kalo lo ga mau ikut, mending gue aja yang pergi, lo tetap disini." ucapnya yang kemudian pergi meninggalkan Leona.

Dari pada Leona ditinggal sendirian dengan rasa ketakutannya, mending ia menyusul Shilla yang masih berjalan tak jauh darinya.

"Eh, tungguin gue Shil!"

Mereka berdua menelusuri suara tersebut hingga tanpa disadari mereka telah jauh dari basecamp mereka.

"Shil, balik yok. Gue rasa, kita udah semakin menjauh dari tenda." pinta Leona.

Shilla berdecak, "Takut amat sih lo."

Suara gaduh itu terdengar lagi, Shilla dan Leona semakin mendekati suara tersebut. Namun, tak ada satupun kehidupan di gunung Lawu ini. Lalu suara apa itu?

"Tuh kan apa yang gue bilang." seketika bulu kuduk Leona merinding.

Srtt Srtt

Suara langkah kaki seseorang terdengar oleh mereka, Leona mendekat ke arah Shilla karena ia ketakutan.

"Shil, itu apa?"

"Ga usah takut, kita punya Tuhan." ucap Shilla.

Sejujurnya Shilla juga takut, tetapi ia harus menghilangkan rasa ketakutannya itu. Ketika Shilla dan Leona berbalik, tertangkaplah sesosok orang bertubuh hitam, tinggi dan besar sedang menatap tajam mereka.

"Aaaaaaaa!!!!"

●●●

Update lg guys🌚

Mulai skrng, Misteri Gunung Lawu akan update stiap malam jumat yaa:v (Insya Allah ya)
Tungguin, jgn smpe kelewat ceritanya...

Vote dan commentnya ya masbro and mbakbro😎

Cttn kecil author:
Sumpah, sebenernya gue agak merinding nulis cerita ini. Makanya untuk cerita Misteri Gunung Lawu ini gue nulisnya siang2, trus updatenya tiap mlm jumat:v hehe, sorry...

Misteri Gunung Lawu [SELESAI]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang