"Yakin nih, kita berdiam dulu disini?" tanya Fahri.
"Yakinlah, kita tunggu matahari terbit aja. Kalo malem gini terus jalan, takutnya....."
Srekk Srekkk
Terdengar suara langkah kaki seseorang yang kian mendekat ke arah mereka. Bulu kuduk mereka berdua seketika merinding.
"Apa lagi lah itu, Ri." ucap Joshua, ketakutan.
"Ya Allah, tolong jaga hamba-Mu ini." Fahri terus memanjatkan doa, begitupun Joshua yang juga berdoa sesuai dengan keyakinannya.
Suara langkah kaki itu makin mendekat, Fahri mencoba memberanikan diri menengok ke belakang. Dan ternyata....
"Astaghfirullah!"
"Fahri, Joshua!" ucap Febby yang juga kaget dengan keberadaan mereka.
Fahri dan Joshua menghela nafas lega, ternyata suara langkah kaki tersebut adalah langkah kaki Arga dan Febby, bukan seperti apa yang mereka bayangkan sebelumnya.
Fahri tersenyum, "Akhirnya kalian ketemu."
"Ngapain kalian disini? Joshua, bukannya lo jagain tenda kita?" tanya Arga yang kebingungan.
"Jagain tenda? Ngaco lo! Gue dari tadi sama Fahri terus lah, Ar." jawab Joshua.
"Iya, gue dari tadi sama Joshua nyari kalian." ucap Fahri.
Febby semakin bingung, "Shilla dan Leona mana, Ri?"
"Kan sama kalian lah, sejak tadi gue sama Joshua terus."
"Jadi yang di pondok....."
Arga langsung berlari menuju pondok yang disinggahi oleh Shilla, Leona dan sesuatu yang mirip dengan Fahri.
"Arga, tunggu!"
Febby pun ikut berlari disusul dengan Fahri dan juga Joshua.
Mereka berlari seperti tak akan pernah sampai di pondok yang disinggahi oleh dua sahabat dan sesuatu yang menirukan Fahri.
"Arga!" teriak Febby tiba-tiba, karena ia masuk di dalam lumpur hidup.
Fahri dan Arga sontak menoleh ke belakang mendapati Febby yang terjatuh sedang di bantu oleh Joshua. Dengan segala cara yang dapat di lakukan, akhirnya Febby terselamatkan walaupun dengan tubuh yang sudah kotor terendam oleh lumpur.
"Lain kali hati-hati ya." ucap Fahri.
"Gimana mau hati-hati? Kalian aja cepet banget larinya." dumel Febby.
"Kita ga punya banyak waktu, sebelum Shilla dan Leona kenapa-kenapa." tukas Arga, kemudian mereka melanjutkan mencari pondok tersebut walaupun tak akan pernah sampai.
🌳🌳🌳
"Ih, kok Arga sama Febby lama banget cari makanannya?" tanya Leona yang mulai gelisah karena cacing-cacing di dalam perutnya mulai memberontak.
Shilla melihat sesuatu yang menarik perhatian di dekat sepatunya, ia ambil dan...
Loh, ini kan kalung yang waktu itu pernah di pake sama Aqila? Batin Shilla.
"Eh Na, ini kalung Aqila kan?"
Leona mengambil alih kalung yang berada di tangan Shilla, "Iya! Gue inget banget waktu gue bikin video dia pake kalung ini. Berarti Aqila ada di sekitar sini dong." ucapnya sambil melihat kesana kemari, lalu Leona terfokus melihat Fahri yang perawakannya tiba-tiba lusuh.
"Fahri, lo gapapa?" tegur Leona pada Fahri yang tertunduk dan diam membisu.
"Fahri?" Shilla mencoba menegur dan mendekatinya.
Begitu Fahri mengangkat wajahnya, wajah yang rusak dan penuh dengan darah terlihat. Sosok tersebut tiba-tiba membawa celurit yang entah dari mana sudah berada di genggaman tangannya. Sontak, Shilla dan Leona melompat dari pondok itu dan berlari tanpa tahu arah, sedangkan sosok itu terus berjalan mengejar mereka walaupun agak sedikit pincang.
"Astaghfirullahalazim, kita mau berlari kemana Shilla!!" teriak Leona yang ketakutan dan menitikan air mata.
"Aku juga ga tau!" jawab Shilla, panik.
Mereka terus berlari dan tiba-tiba sosok tersebut kini berada di hadapan mereka. Shilla dan Leona jatuh tertuduk.
"Shil, gue ga mau mati!" ucap Leona.
Sosok tersebut berjalan menghampiri mereka yang juga menggeser mundur ke belakang.
"SHILAAAAAAA!!!!" teriak Leona.
"Astaga Leona!"
Leona terjatuh ke dalam jurang yang begitu dalam, yang tersisa sekarang hanyalah Shilla dan sosok tersebut.
"Tolong! Tolong!" teriak Shilla, ketakutan.
Teriakannya tersebut membuat Arga, Febby, Fahri dan Joshua mendengarnya, dengan segera mereka mencari dimana asal suara tersebut.
"Itu suara Shilla, ayo kita cari!"
"Hei kalian!" suara serak tersebut terdengar dari arah belakang, mereka berbalik dan mendapati sosok kakek tua yang tak lain adalah kuncen gunung Lawu ini.
"Kek, tolongin kita! Temen kita dalam bahaya!" pinta Febby yang memohon-mohon pada kakek tua itu sambil memegang tangannya.
"Ya, saya sudah tahu. Makanya saya datang kemari, ayo kita cari mereka!" ucap kakek terbebut.
Arga, Fahri, Joshua dan Febby mengekornya dari belakang. Tak lama kemudian, mereka melihat Shilla yang sedang duduk memeluk lutut tanpa ada sosok mengerikan itu. Kakek itu tersenyum.
"Shilla!" Arga langsung menghampiri Shilla dan memeluknya.
"Kamu gapapa?"
Shilla mengangguk dengan tubuh yang gemetar.
"Dimana Leona?" tanya Febby.
"Di-dia.... ja-jatuh di dalam ju-jurang s-sa-sana!" ucap Shilla dengan terbata-bata.
"Apakah kalian disini telah berbuat dosa?" tanya kakek itu tiba-tiba. Mereka pun terdiam.
"Saya tanya sekali lagi, apakah kalian telah berbuat dosa?!" tanya kakek tersebut, tegas.
Mereka berlima terdiam, seperti sedang memikirkan kesalahan yang tanpa sengaja dibuat maupun tidak.
"Salah satu dari kalian harus mati!"
Arga, Febby, Shilla, Fahri dan Joshua membulatkan matanya, kaget mendengar kalimat yang baru saja di ucapkan oleh kuncen gunung ini.
"Kek, kakek udah gila ya? Aqila hilang, Leona jatuh ke dalam jurang. Terus salah satu dari kita harus mati? Mana ada orang mau mati dengan cara di paksa!" tolak Joshua.
Kakek itu menatap tajam Joshua, seketika Joshua membungkam mulutnya.
"Ya, terkadang memang bukan kesalahan kalian. Tapi yang tidak melakukan kesalahan pun dapat menerima akibat dan dampaknya!" ucap kakek itu lagi.
"Ya sudah, ayo kita kembali ke tenda kalian." ucap kakek tersebut dan memandu jalan seperti tahu dimana keberadaan tenda mereka.
●●●
Author puyenggg😩😵
KAMU SEDANG MEMBACA
Misteri Gunung Lawu [SELESAI]✔
Mystery / Thriller⚠️ Cerita ini dibuat berdasarkan imajinasi author. □□□ "Salah satu dari kalian harus mati!" Awalnya sekelompok remaja menjejakkan kaki di gunung Lawu hanya untuk menikmati pesonanya. Namun keanehan dan keganjilan terus mereka temui di perjalanan men...