CHAPTER 3

7.7K 274 11
                                    

Perjalanan yang mereka tempuh tidak sia-sia, mereka sudah berada di puncak gunung Lawu. Mereka mendirikan tenda terlebih dahulu lalu membuat api untuk memasak karena mereka sudah lapar. Pemandangan alam dari atas sini sangat menakjubkan.

"Dimana Aqila?" tanya Arga, ia baru sadar bahwa salah satu personilnya tak ada di sekitar tenda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dimana Aqila?" tanya Arga, ia baru sadar bahwa salah satu personilnya tak ada di sekitar tenda.

"Paling hilang gara-gara kalung itu." celetuk Febby.

Semuanya menatap ke arah Febby, "Gue ga salah kan?" tanya Febby.

"Lo ga boleh berbicara kayak gitu." ucap Fahri.

Tak lama kemudian, Aqila datang dengan wajah sedikit agak pucat. Arga berpikir bahwa ia kelelahan bisa juga karena dehidrasi, Fahri dan Joshua membopongnya menuju tenda. Shilla dan Leona sangat khawatir dengan keadaan temannya itu, ia mengeluarkan botol minumnya dan segera ia berikan pada Aqila. Wajah Aqila tetap pucat, hingga Arga menyuruhkan untuk istirahat saja di dalam tenda.

Hari semakin senja, matahari mulai tenggelam di ujung barat meninggalkan seberkas cahaya orange yang membentang di langit. Leona mulai membuka kamera untuk mengambil pemandangan yang indah ini. Ia meletakkan tripod beserta kameranya dan mengajak semua temannya termasuk Aqila yang sedang sakit untuk berfoto. Setelah itu mereka kembali ke tenda masing-masing, kecuali Fahri yang mencari sumber air untuk berwudhu melaksanakan sholat maghrib, sementara Arga dan Joshua mencari kayu bakar di sekitar tenda.

Langit menghitam dengan taburan bintang, hanya ada suara jangkrik dan angin malam yang berhembus lembut. Suhu semakin mendingin, sehingga mereka mengenakan sweaternya dan menghangatkan diri di dekat api unggun yang mereka buat. Mereka duduk melingkar, mengitari api unggun tersebut sambil bercengkerama membahas tentang kuliah dan kerja mereka.

"Feb, gue mau minta bantuan lo." ucap Arga pada Febby yang duduk di sebelahnya.

"Minta bantuan apa?" tanya Febby sambil tersenyum.

Arga melirik Shilla yang duduk di seberang api unggun ini sambil bercerita pada Leona dan Aqila, walaupun Aqila hanya diam saja.

"Bantuin gue jadian sama Shilla, gue udah lama suka sama dia." ungkap Arga yang membuat senyum Febby memudar.

"Hm, oke." jawab Febby, tersenyum miris.

"Janji ya?" tanya Arga untuk meyakinkan dengan jari kelingking yang menghadap ke arah Febby.

"Sahabat ga akan ingkar janji." jari kelingking Febby merangkul di jari kelingking Arga.

Mereka berdua memang sudah bersahabat dari kecil, hingga Shilla datang di hidup mereka dan berteman dengan semuanya.

"Besok pagi kita mandi di air terjun saja." ajak Fahri.

"Emang disini ada air terjun?" tanya Shilla.

"Kata bonyok gue, ga boleh lah tipu-tipu." sahut Joshua.

Fahri menghela nafasnya, "Gue ga bohong, sumpah! Tadi gue kan nyari air buat berwudhu, gue nemu air terjun dekat sini kok."

Misteri Gunung Lawu [SELESAI]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang