Chapter - 3

26.1K 594 19
                                    

Declan menatap salah satu orang suruhannya. Melihat jam baru saja menunjukkan pukul delapan malam dan Kelsey sudah lelap di kamar Declan. Bukannya membiarkan gadis itu berada di kamarnya sendiri, Declan malah membawanya ke kamarnya.

"Apa yang kau temukan?" Declan bertanya. Menyilangkan kakinya di ruang tengah rumahnya.

"Dennis Anderson dan Abigail Anderson adalah cucu dari Margaret Anderson, keduanya baru saja pulang dari China. Mereka melakukan sebuah pengalih perhatian pada salah satu perusahan besar disana, setidaknya yang saya tahu mereka bukan orang yang tidak tahu apa-apa. Mereka bekerjasama menjerat musuhnya. Anda harus hati-hati, yang saya tahu mereka selalu menang jika sudah mengincar targetnya. Sepertinya anda dan Ms. Kelsey adalah target selanjutnya."

Declan tersenyum miring. "Kali ini mereka mencari target yang salah. Bukankah harus aku katakan begitu, Gregory?"

Gregory adalah orang kepercayaan Sanders. Gregory sudah bekerja dikeluarga Sanders sejak ayahnya masih hidup. Ayahnya mengandalkan Gregory dan Declan juga mengandalkannya.

"Saya takut kalau racun yang mereka tebarkan membuat Ms. Sanders terluka. Setidaknya dia mudah di pengaruhi jika itu sudah menyangkut anda."

Declan menatap keatas. Decakan samar terdengar dari bibir pria itu. "Aku tahu."

"Apa kita harus mengatakan pada Ms. Sanders kalau dia tidak boleh mendekat pada siapapun yang memiliki nama keluarga, Anderson?"

"Kurasa tidak. Itu akan terlalu mencurigakan, biarkan semuanya terlihat natural. Kelsey biasanya tidak suka dengan orang asing apalagi orang asing yang jelas-jelas mendekatinya jadi dia tidak akan jatuh begitu saja. Setidaknya banyak waktu yang kita miliki untuk tahu apa yang diinginkan si tua Anderson."

"Anda benar juga. Kalau begitu saya pamit, saya akan mengabari anda lagi kalau sudah menemukan informasi baru soal keluarga Anderson."

Declan hanya mengangguk. Menatap ponselnya dengan ide yang berputar di kepalanya. Siapa yang akan terluka pada akhirnya? Declan tidak tahu. Tapi Kelsey bukanlah orang yang harus berada didalam pilihan itu. Satu tetes airmata Kelsey, adalah hal yang tidak mampu ditebus oleh Declan. Jadi Declan tidak akan membuat Kelsey menjadi tameng luka. Kelsey adalah pemeran utama dalam cerita.

Mata abu itu menatap kebawah dengan seringai yang membuat wajah lugunya berubah menyeramkan. Apa yang dikatakan Gregory telah didengarnya, jadi itulah Anderson? Siapa yang telah berani melewati batas aman mereka?

Kelsey menatap sang kakak dengan mata menyipit. Declan masih melindungi dirinya karena sampai detik ini Declan tidak tahu apa yang bisa dilakukan Kelsey pada siapapun yang mengganggu hubungan mereka.

Kelsey memutuskan untuk turun, setidaknya ia bisa beralasan kalau Declan telah meninggalkan ia sendiri didalam kamar. Sementara pria itu bercakap dengan pria lain.

Suara langkah kakinya yang sudah sangat dibawanya dengan pelan, tidak bisa membuat Declan menurunkan kewaspadaan. Pria itu langsung menatap Kelsey begitu Kelsey menginjak lantai bawah.

Bibir Kelsey cemberut. "Kapan aku bisa mengejutkanmu, kak?"

Declan tersenyum miring. Senyum khasnya. "Nanti saat aku sudah tuli." Jawab Declan seadanya.

"Huh, dasar!"

Kelsey berjalan kearah Declan, langsung duduk diatas pangkuan pria itu. Membiarkan tubuh mereka saling menempel. Membuat Declan menatap Kelsey dengan beringas.

"Jadi apa yang kau bicarakan dengan, Greg?"

"Kau melihatnya?"

Kelsey mengangguk. "Aku ada diatas dan kulihat Greg membungkuk padamu. Apa yang dia laporkan semalam ini?"

Scandal With My Brother | Sin #1 ✓ (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang