Pria itu memanggilnya Angel. Angel yang berartikan malaikat. Malaikat? Sejak kapan ia bisa disebut dengan nama seindah itu saat yang bisa dia lakukan hanya mengubangkan dirinya dalam peliknya rasa luka dan dosa. Rasa yang tidak akan pernah hilang walau dia mencucinya bahkan dengan air surga. Ia adalah jelmaan iblis dari kerak neraka, iblis yang dengan senantiasa menjadikan rasa bersalah kakaknya sebagai tameng untuknya.
Setiap perasaan Declan membuat Kelsey terasa seperti dipasak oleh ribuan paku. Menyakitkan dan mendatangkan seribu rasa bersalah. Mereka tidak bisa menilai seseorang hanya dari luarnya saja, mereka harus tahu dalamnya seseorang baru mereka bisa menilainya.
Tapi Kelsey memang tidak pernah mengizinkan orang lain, bahkan kakaknya untuk mendalami dirinya. Kelsey menyimpan rapat-rapat sisi dalamnya untuk dirinya sendiri. Tidak ada yang bisa menyentuh sisi itu.
Kelsey menatap Declan, kakaknya tampak terluka dengan apa yang dilihatnya. Kelsey tahu, airmatanya adalah luka untuk kakaknya.
Gadis itu beranjak dari duduknya, mencoba duduk diatas pangkuan Declan. Melihat ia kewalahan, dengan senantiasa Declan membantunya. Kelsey melingkarkan lengannya dileher Declan. Tatapan dari mata sayunya sudah mengartikan semuanya apalagi untuk Declan yang sangat mengenalnya. Tapi Kelsey tetap mengatakannya.
Mengatakan keinginannya untuk bercinta dengan kakaknya didalam mobil sempit itu. Kelsey tidak menunggu Declan bersuara tapi bibirnya sudah menyerang bibir Declan. Membiarkan ciuman dalamnya mempengaruhi Declan dengan cepat.
Tangan besar Declan sudah menekan pinggang Kelsey membuat Kelsey bisa merasakan kejantanan kakaknya yang telah mengeras dan hampir terasa menusuk pahanya. Kelsey melenguh, merasakan gairahnya yang berpusat pada kewanitaannya. Gadis itu bahkan mendongakkan kepalanya agar Declan bisa mencium lehernya dengan brutal. Declan tahu kalau Kelsey paling suka dengan ciuman dileher.
Pria itu membiarkan lidahnya bermain di kulit putih jenjang itu. Merasakan saraf kekotoran telah merajam sampai ke setiap sendinya. Apalagi dengan suara deru nafas Kelsey yang bagaikan musik pengantar tidur di telinganya.
Declan merasakan tangan-tangan lentik adiknya membuka satu-persatu kancing kemejanya. Sedang jasnya masih bergelantung rendah dibahunya. Kelsey meraba dada Declan.
Suara dering ponselnya membuat Declan menghentikan cumbuannya pada Kelsey. Tapi Kelsey yang kali ini menciumi leher dan dada Declan, membiarkan kewarasan Declan tidak lagi bersisa.
Declan meraih ponselnya yang ada di saku celananya. Membiarkan Kelsey mencumbunya sementara ia melihat siapa pemanggilnya. Gregory.
Declan menatap Kelsey yang masih sibuk menciumi dadanya. Pikirannya berputar, apa ia harus mengangkat panggilan Gregory atau melanjutkan aksi mereka? Tapi Gregory tidak pernah menelepon hanya untuk sekedar iseng atau masalah tidak penting. Jadi jika ia memilih mengangkat ponselnya sekarang, pastinya Declan akan dengan terpaksa menghentikan aksi Kelsey.
"Jawab saja."
Suara Kelsey yang serak membuat Declan menghentikan lamunannya yang penuh dengan tanya. Menatap adiknya yang sedang menatapnya dengan bibir membengkak, begitu menggoda iman Declan hingga Declan bisa merasakan godaan iblisnya menguat.
"Aku akan menunggu kakak jadi angkat saja." Pinta Kelsey lagi. Kali ini dengan lebih tegas dari suaranya yang barusan.
Akhirnya Declan mendekap Kelsey dan menggeser layar hijau ponselnya. Membiarkan Gregory bicara dengannya tanpa menyela.
Kelsey hanya terus mendengar detak jantung Declan. Menyeimbangi irama jantung kakaknya dengan suara nafasnya yang tidak beraturan. Gadis itu benar-benar sedang berada ditahap rapuhnya, mungkin sedikit guncangan akan menghancurkan dirinya. Membuat Kelsey menjadi debu.
"Apa maksudmu dengan mengumumkan sebuah pertunangan?"
Suara Declan membuat Kelsey terpaku. Gadis itu mencoba mendengarkan dengan seksama suara kakaknya yang gusar. Pastinya masalah tengah ada didalam perusahaan itu.
"Aku akan segera kesana dan membuat perhitungan dengan perempuan gila itu. Dia membuat kesabaranku habis." Suara Declan penuh dengan amarah tapi dia tidak bisa mengumpat didekat Kelsey. Declan mencoba menahan diri.
Declan mematikan sambungan. Merasakan tatapan Kelsey yang bertanya-tanya tentang apa yang terjadi.
"Kau ingin ikut masuk atau menunggu disini? Kakak harus mengurus semua ini terlebih dahulu."
"Apa yang harus diurus? Apa yang terjadi?"
Declan membingkai wajah tirus Kelsey. Merasakan kulit lembut itu bertemu dengan kulitnya yang agak kasar. Semuanya terasa sempurna. "Bukan hal yang penting."
"Siapa yang bertunangan?"
Declan terlihat ragu. Pria itu hanya menatap Kelsey dengan cemas. "Bukan siapa-siapa. Akan aku jelaskan nanti."
"Aku akan menunggu disini." Putus Kelsey akhirnya. Tidak ingin mendebat jauh.
"Kalau begitu tetap disini dan jangan kemana-mana. Kakak akan kembali dengan cepat."
Kelsey mengangguk. Gadis itu turun dari pangkuan Declan setelah Declan mencium bibirnya dengan dalam. Melihat bagaimana Declan begitu enggan meninggalkannya membuat Kelsey hanya bisa membalas tatapan Declan dengan sebuah senyuman maklum.
Pria itu keluar dari mobil.
Kelsey menunggu dengan kepala yang ia sandarkan. Menarik nafasnya dengan dalam, mencoba menenangkan perasaannya yang gusar. Kelsey menatap kedepan. Rasa-rasanya ia sudah tidak sanggup menahan rahasianya lebih jauh lagi. Ia ingin mengatakan semuanya pada Declan karena kalau ia tidak mengatakannya maka Kelsey merasa ia akan mati perlahan-lahan.
Sudah terlalu lelah ia menekan perasaannya sendiri selama ini. Entah sudah berapa tahun berlalu, Kelsey tidak lagi menghitung karena angka-angka itu akan membuat kepalanya bertambah sakit saja.
Suara ponsel Kelsey mengalun lembut. "Ya Meghan?" Ucap Kelsey setelah menggeser layar hijau ponselnya.
"Apa maksudnya dengan Declan bertunangan? Apa kau memutuskan memberitahu Declan semuanya dan Declan membalasmu dengan bertunangan sama perempuan lain?"
Suara Meghan, sahabatnya, membuat Kelsey tidak mengerti. Ia tiba-tiba saja di telepon dan diberitahukan sesuatu yang tadi juga didengarnya pada percakapan kakaknya. Bertunangan?
"Aku akan menelepon nanti."
Kelsey langsung mematikan sambungan. Menatap gedung bertingkat didepan sana dengan dada yang membara penuh amarah.
Gadis itu tidak bisa menahan dirinya hingga ponsel yang ada ditangannya menjadi muara kekesalannya. Dilemparnya ponsel itu hingga mengenai kaca mobil dan memecahkan ponselnya.
Kelsey keluar dari mobil dan dengan kakinya ia berjalan meninggalkan perusahaan kakaknya. Ia benar-benar tidak bisa menahan dirinya kalau sampai ia masuk kedalam sana. Ia hanya akan menunjukan taringnya dan itu semua akan membuat pandangan Declan pada dirinya berubah.
Kelsey tidak bisa membuat Declan memandang dirinya dengan cara yang berbeda.
***
Jangan lupa vote dan komen.. xixixixi
KAMU SEDANG MEMBACA
Scandal With My Brother | Sin #1 ✓ (TAMAT)
Romance(Tamat) Dihapus sebagian. Versi lengkap ada di playstore. Cari dengan kata kunci originalpublisher atau Enniyy.. (Series Sin #1) Drama-Romance Bagi Declan Sanders, Kelsey hanya gadis rapuh yang sayangnya adalah adiknya dan lebih sayangnya lagi telah...