"Katakan padaku Rose,mengapa kau tega berbuat ini kepadaku",kecam Alex kepada Rose dengan mata berkilat-kilat menahan marah.
"Maafkan aku Alex...aku..aku.. tidak sengaja", jawab Rose dengan suara tersendat.
"Apakah mencuri kunci laci meja tulisku dan mengambil salah satu barang milikku itu sesuatu yang tidak disengaja,hah??!!",cecar Alex kemudian.
Rose hanya diam membisu,lidahnya terlalu kelu. Ia pun masih shock dengan keputusan ayahnya. Ditambah lagi sekarang Alex--kakaknya tersayang,juga memarahinya.
"Sudah kukatakan padamu Rose,jangan sentuh barang-barang pribadiku. Apakah sebegitu sulitnya,hahh?!",ujar Alex kemudian,kini nada suaranya berubah pilu.
"Kemarilah...kau adikku yang kusayangi. Sampai kini pun aku tetap sayang padamu dan akan selalu begitu.Kini nasi sudah menjadi bubur..
kau harus terima hukuman untukmu.Berjanjilah padaku bahwa kau akan jadi gadis baik",bujuk Alex sembari mengusap kepala Rose.Tanpa dapat dicegah tangis Rose akhirnya pecah,ia lalu menangis terisak di bahu Alex." Kalau kau tak ada di sana,bahu siapa yang dapat kupakai untuk bersandar ketika aku sedih,Alex..",ujar Rose sembari mendongakkan kepala menatap kakaknya.
"Tidak Rose,kau tak akan menangis di sana. Kau tak boleh sedih,aku akan mengunjungimu sesering yang aku bisa",bujuk Alex kemudian.
"Kita punya sepupu-sepupu yang manis di sana. Kau tak kan kesepian, kau punya bibi Kaytlin, Paman Archie, Hannah dan juga Annabel...",ucap Alex penuh kasih.
"Apakah aku tetap diperbolehkan berlatih panah dan anggar di sana ,Al?",tanya Rose dengan mata sembab.
"Aku tak tahu Rose,aku sungguh-sungguh tak tahu. Berjanjilah padaku,untuk jadi Lady yang manis",lanjut Alex dengan nada tercekat.
"Aku tidak tahu Alex..Aku takut..",jawab Rose sembari mengatupkan kedua telapak tangannya ke wajah.
Sebenarnya Alex merasa khawatir. Benar-benar khawatir.
Selama ini hanya ia yang agaknya memahami sekali watak adiknya itu. Namun ia kini hanya dapat menghela nafas dengan letih."Rose...dengarkan aku sekali ini saja. Di sana kau harus benar-benar menuruti apa kata bibi Kaytlin. Tahan segala rasa ingin tahu dan sifat keras kepalamu itu. Dan ingat,kau tak boleh mencuri-curi waktu keluar dari kastil tanpa pendamping. Juga tidak ada lagi acara memancing di sungai. TIDAK ,apa kau mengerti?!",pinta Alex dengan nada sungguh-sungguh.
"Berjanjilah padaku Ros",ujar Alex sembari mengecup kening Rose penuh kasih.
"Baiklah... Alex...",jawab Rose dengan suara bergetar. Rose sendiri sebenarnya tidak yakin dengan ucapannya sendiri. Namun ia tak ingin membuat kakaknya itu merasa cemas.
Alex membutuhkan segenap pengendalian diri yang besar agar jangan sampai menitikkan airmata. Ia pun mengerjap-ngerjapkan kelopak mata dengan cepat. Di satu sisi ia merasa begitu konyol karena ternyata kepergian Rose membuat dirinya begitu terguncang.
Dalam hati ia berjanji,tak akan membiarkan seorang pun menyakiti adiknya itu. Ia bertekad bahwa lelaki yang kelak akan menjadi suami Rose harus bisa membuat Rose bahagia.
Pun sebaliknya jika ada lelaki yang berani membuat Rose menderita, Alex tidak akan pernah memaafkannya sampai lelaki itu mendapatkan balasan,dari tangannya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lady 'Rose' Rosaline
Historical FictionAku Rosaline, putri Duke of Anglesey *** Aku hanya ingin menjadi milikmu Jika aku tak bisa menjadi milikmu Biarlah tak seorangpun yang bisa Kutitipkan hatiku padamu Kini,esok dan nanti... __Side Story dari my Lady,Alice__ Historical Romance settin...