Sesak...

18 4 0
                                    

KIK KIK KIK 

 Aku berusaha berlari lebih cepat. Lebih cepat! Lebih cepat! Jantungku memompa tanpa henti. Tiba-tiba, pinggangku dicengkram dengan kuat. Aku merasakan tanah tempatku berpijak menghilang. Sesak! 

Aku berteriak. 

Tiba-tiba Harumi mengguncang tubuhku keras-keras. Aku terbangun. Ia menatapku panik. Pasti aku berteriak sampai membangunkannya barusan. Aku menjelaskan padanya bahkan aku tidak apa-apa. Hanya sedikit mimpi buruk. Awalnya ia tak percaya, namun sebelum ia sempat berbicara, aku menjelaskan bahwa kemarin ibu marah besar karena ulanganku mendapat nilai buruk dan hal ini membuaku mendapatkan mimpi buruk. Harumi diam saja, mungkin merasa bersalah karena ia mendapat nilai bagus sementara aku mendapat nilai jelek hingga terbawa mimpi.

Ia mengajak untuk belajar bersama, namun aku menolaknya dengan halus. Aku tahu, hari ini Satou memintanya untuk belajar bersama di kedai teh dekat sekolah. Dan meskipun Harumi tak pernah membicarakan perasaannya terhadap Satou, wajahnya selalu memerah setiap Satou mengajaknya berbicara. Sejujurnya aku cemburu. Namun saat ini, aku memiliki masalah yang lebih besar dibanding hubungan Harumi dan Satou. Setelah ia pamit pulang aku buru-buru membuang dream catcher itu ke tempat sampah, lalu mengambil sepeda dan mengayuh ke tempatku membeli dream catcher.

Sepanjang jalan, aku merasa di ikuti. Pemandangan di sekitarku terasa nyata. Namun mimpiku juga sama nyatanya. Ah, aku mulai tidak bisa membedakan mana yang mimpi dan mana yang nyata. Akhirnya aku sampai di toko itu, lalu bergegas ke kasir. Toko ini masih sama. Masih menguarkan aroma dupa yang menyengat. Aku mengetuk meja kasir dengan tidak sabar, membuat nenek penjaga toko yang tengah menghitung uang di dalam mesin kasir menatap ku.

TO BE CONTINUED


Dreams Come True : Dream Catcher [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang