Jangan Ganggu Aku :(

29 7 2
                                    

 Aku terpekik, lalu lari secepatnya keluar dari rumah. Aku melihat dengan jelas giginya yang runcing besar-besar mencelat keluar dari bibirnya. Liur hitam pekatnya yang menetes-netes, dan berdesis saat jatuh ke lantai. Dua bolongan hidung yang bergerak-gerak membaui sekitarnya. 

  Seakan itu belum cukup, matanya membuatmu tak bisa lupa. Dua lubang besar yang seharusnya terisi bola mata digantikan dengan bulatan cermin. Di dalamnya, terdapat pantulan dirimu yang tengah berteriak ketakutan. Kau bisa melihat dirimu yang putus asa di dalam matanya. 

Aku berlari tanpa berhenti. Hingga akhirnya, aku terbangun. Bagaimana mungkin ini mimpi! Ini terlalu nyata! Aku mengedarkan pandangan ke sekitar. Tak yakin telah bangun dari tidurku. Suara kunyahan masih terngiang-ngiang dalam benakku. 

***

Aku ingat hari ini ibu dan Haruka berangkat lebih awal. Berarti rumah kosong hari ini. Aku tak ingin sendirian di rumah. Mimpi barusan masih terngiang jelas. Aku terlalu takut untuk mengecek kamar orang tuaku atau dapur. Aku bahkan terlalu takut untuk ke kamar mandi. Akhirnya, aku buru-buru mengganti baju, lalu berlari ke sekolah. 

 Mukaku pasti kusut sekali hingga Harumi menanyakan keadaanku. Aku berbohong dan mengatakan kurang tidur karena kurang istirahat. Namun, aku meminta Harumi untuk menginap di rumahku malam ini. 

  "Wah! Kau menggantung dream catcher ini di kamarmu! Apa kau menggantungnya secara terbalik? Hal itu bisa berakibat buruk, Kei!" 

"Lebih bagus bila di gantung terbalik. Lagipula aku menggantungnya karena menyukainya, bukan karena bisa menangkal mimpi buruk!" aku berbohong. 

"Tapi..." 

"Harumi, aku lelah. Bisakah kita membicarakan hal ini di lain waktu?" 

Harumi manatapku, tampak jelas ia ingin membantahnya. Namun aku cepat-cepat menarik selimut, lalu memejamkan mata. Aku bisa mendengar Harumi menghela nafas berat sebelum masuk kedalam selimutnya. Tak berapa lama, kami tertidur. Aku kembali memimpikan hal yang sama. Aku terbangun, dan mendapati rumah yang kosong. Saat akan berjalan keluar, kali ini, makhluk tersebut berdiri di depan pintu. Keringat dingin membasahi wajahku. 

Tanpa buang waktu, aku berlari keluar melewati pintu samping. Namun, kali ini makhluk ini mengejarku. Seberapapun cepat aku berlari, ia selalu bisa menyusul dengan kakinya yang panjang. Aku bisa merasakan lidahnya yang panjang menjilat punggungku. Aku bisa merasakan liurnya yang lengket menempel di bajuku. Cairan itu mendesis, dan menguarkan bau busuk. Aku merasa mual. Apakah ini nyata? Ataukah mimpi? Mengapa semua ini terasa begitu nyata?

KIK KIK KIK

TO BE CONTINUED   


Dreams Come True : Dream Catcher [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang