02. Cuaca yang Bagus untuk Pertunangan

448 50 24
                                    

Watty eror ya? entah kenapa cerita yg udah saya publish tetiba ganti gini, balik ke versi yg saya simpen sebelumnya, hadeh😒

Udahlah, yang penting saya masih bisa benerin. Videonya jan lupa diputer, saya lagi pengen menggambarkan perasaan Shiyeon nih.

Selamat membaca yow^^

###

.

Hajin sibuk mengatur penataan kosmetik untuk iklan televisi ketika seseorang menarik tangannya.

"Apa ini? Ada apa?" ia bertanya sambil melepaskan genggaman gadis yang berusaha menariknya.

Shiyeon berhenti dan berbalik untuk menghadapnya. "Kau Go Hajin kan? Ayo ikut aku. Kau harus membujuk Wang Eunyool! Sudah seharian ini ia tidak mau keluar dari apartemennya. Dihubungi juga tidak bisa."

"Apa? Tidak, aku tidak boleh ikut campur!" Hajin menolak. Kabarnya pertunangan Eunyool akan dilangsungkan malam ini. Dan ia tahu bahwa sekalipun pemuda itu adalah temannya, bahkan menyukainya, ia tetap tidak boleh mencampuri urusan pribadi putra pemilik perusahaan.

"Bilang saja padanya kami tidak harus menikah!" seru Shiyeon frustasi. Hajin terkejut mendengarnya. Untunglah mereka sudah cukup jauh dari tempat syuting iklan, sehingga tidak ada yang mendengar pembicaraan mereka.

"Ia bisa memutuskan pertunangan ini setelah beberapa waktu. Aku akan bicara baik-baik dengan ayahku dan Ketua Wang," lanjut Shiyeon lagi, jelas-jelas terluka dengan usulnya sendiri. Hajin yang melihat itu jadi tidak tega lagi untuk menolak.

'Ini membuatku teringat saat itu saja', batinnya. 'Kau melakukannya lagi, Nona. Bahkan di kehidupanmu yang sekarang pun kau lagi-lagi berkorban untuknya.'

"Baiklah, aku minta ijin dulu," putusnya.

Tak lama setelah Hajin mengarang alasan pada bosnya, mereka meninggalkan gedung dan menuju apartemen Eunyool.

***

"Aku di depan apartemenmu. Bukalah jika kau masih ingin kita berteman," kata Hajin tepat setelah Eunyool mengangkat panggilannya.

Tak lama kemudian, pintu di depan mereka terbuka. Hajin masuk dan mendapati botol minuman keras bertebaran di ruang tamu.

"Wah, rasanya seperti déjà vu saja," komentarnya.

"Kau bilang apa?" tanya Eunyool yang duduk di lantai, di antara botol-botol, heran dengan pernyataan aneh Hajin.

Yang ditanya menggeleng dan justru balik bertanya, "Jadi, kau tidak mau bertunangan dan memilih memancing kemarahan ayahmu?"

"Kau tidak akan mengerti," jawab Eunyool berkilah.

"Kau menyukaiku tapi dijodohkan dengan orang lain."

Eunyool terkejut. Ia berdiri dan menatap Hajin. "Kau tahu? Kalau begitu, Hajin, kau mau tidak menjadi kekasihku? Aku akan memutuskan pertunangan ini segera, lalu kita berdua..."

"Tidak," sela Hajin. Eunyool terlihat syok perkataannya dipotong. "Aku tidak mau menjadi kekasih gelap pria yang sudah memiliki tunangan kemudian menyingkirkan tunangannya itu. Hidup seperti itu, aku tidak mau menjalaninya."

"Bohong," sanggah Eunyool, ia kembali merosot di lantai. "Bahkan kalau aku tidak bertunangan pun kau pasti akan menolakku."

Hajin menghela napas. Ia turut berjongkok di sebelah Eunyool. "Kau percaya dengan reinkarnasi?"

"Kenapa?"

"Aku akan menceritakan kepadamu tentang kehidupanku sebelumnya."

"Apa?" Eunyool menatapnya dengan tatapan 'apa kau bercanda?'.

Our DreamsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang