15. Tenang Sebelum Badai

282 31 20
                                    

Cek videonya guys!!!

###

Hajin menghela napas kasar. Di tengah persaingan sengit antara CEO Wang Mooshik dan Wang Yohwan, dirinya sebagai salah satu karyawan divisi pemasaran juga terkena imbasnya. Ia sering pulang larut malam karena harus mengerjakan iklan dan memenuhi target penjualan yang dipatok tinggi demi membuktikan kemampuan CEO mereka sekarang. Ia memang mendukung Wang Mooshik, tetapi jika terus-terusan diforsir begini, ia barangkali akan mengajukan pengunduran diri.

Ia juga punya hal lain yang harus dilakukan, yaitu menjaga Wang Eunyool dari rencana jahat Wang Yohwan. Hajin merasa bertanggung jawab melindungi temannya, karena ia berhutang itu pada mereka di kehidupan yang lalu. Kematian pangeran kesepuluh dan istrinya merupakan penyesalan terbesarnya sebagai Hae Soo, sekaligus merupakan alasan pangeran keempat membencinya untuk waktu yang lama.

"Kau terlihat lelah," sapaan itu membuat Hajin membalikkan badan dan tersenyum.

"Aku sedang memikirkanmu dan kau datang, apa kau punya telepati?"

Sokyung hanya tersenyum dan menarik lengan Hajin, membawanya menuju mobil yang terparkir di depan perusahaan.

"Hei, kita masih di sekitar kantor, bagaimana jika ada yang melihat?" gerutu Hajin, kewalahan mengimbangi langkah lebar pria yang menyeretnya.

"Apa aku peduli? Kurasa tidak," gumam Sokyung, lebih kepada dirinya sendiri. Begitu tiba di mobilnya, ia membukakan pintu dan mengisyaratkan pada Hajin untuk masuk. "Tapi jika kau memang keberatan terlihat bersamaku, sebaiknya kita bergegas pergi."

Gadis itu melesakkan diri di jok penumpang, menunggu hingga lawan bicaranya memutari mobil dan duduk di kursi pengemudi. Saat Sokyung menyalakan mobilnya, Hajin mengomel, "Apa kau lupa dengan skandal kemarin? Bukankah kau tahu bahwa adikmu yang tidak tahu apapun bahkan harus ikut menutupi berita itu?"

Sokyung melirik kekasihnya sebentar, kemudian meraih tangan Hajin. Ia tahu topik ini sangat sensitif bagi gadis itu.

"Aku minta maaf, oke?"

"Jangan pernah bicara seperti itu lagi. Kau tidak tahu betapa buruknya bagi kita jika sampai tersebar. Apa yang akan dikatakan orang-orang? Apa yang akan dilakukan ibumu?"

Sokyung mendengkus. "Ibuku tidak bisa mengaturku. Dia bahkan tidak peduli."

"Dia peduli!!" sembur Hajin marah. "Apa kau lupa dengan komentarnya waktu melihat kita di perusahaan sebelum aku dipecat? Hanya karena dia tidak pernah tersenyum padamu, bukan berarti kau harus menjadi pembuat onar demi perhatiannya. Pikirkan juga hubungan kita!"

Rahang Sokyung mengetat, genggamannya pada kemudi mengencang hingga buku jarinya memutih. Tapi ia masih bisa menjaga suaranya tetap stabil.

"Aku tahu kau sedang marah, tapi sebaiknya jangan bertengkar saat aku sedang mengemudi."

Melihat ekspresi pria di depannya, Hajin sadar ia sudah terlalu jauh. Ia boleh saja marah dengan sikap tak acuh yang ditunjukkan pria ini. Tetapi ia juga salah karena telah mengungkit soal Ny. Yoo dan mengatakan hal-hal menyakitkan pada kekasihnya. Sokyung telah diperlakukan tidak adil oleh ibunya yang pilih kasih selama bertahun-tahun. Jika ingin menyakitinya, membicarakan tentang perlakuan Ny. Yoo sudah seperti menusuk tepat di jantung.

Dalam kesunyian perjalanan mereka, Hajin kemudian teringat dengan temannya yang butuh bantuan. Ia sibuk menimbang-nimbang apakah seharusnya ia memberitahu Sokyung tentang Eunyool dan Shiyeon atau tidak.

'Beritahu saja, jangan sampai dia membencimu lagi'

'Jangan! Kalau kau beritahu, entah apa yang akan dilakukannya. Kau akan membebaninya!'

Our DreamsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang