08. Pasangan Baru

428 43 43
                                    

Videonya jan lupa diputer😁

###

.

Shiyeon duduk di atas kasur hotel yang mereka tempati malam ini. Ia baru saja selesai mandi, setelah berusaha keras melepas gaun pengantinnya tanpa bantuan suaminya yang kini sudah tengkurap di atas kasur tanpa melepas kemeja dan kaus kaki. Bukannya Shiyeon ingin dibantu olehnya, hanya saja gaun itu cukup merepotkan. Ia ingin meminta tolong pada pria itu untuk memanggil pelayan agar membantunya. Tetapi Eunyool langsung merebahkan diri begitu masuk kamar.

Hotel yang mereka tempati merupakan gedung yang sama tempat resepsi dilaksanakan, sehingga mereka bisa langsung beristirahat setelah upacara pernikahan yang melelahkan. Tetapi saat ini Shiyeon bingung, bagaimana ia akan tidur jika satu-satunya tempat yang bisa ditiduri hanyalah kasur ini?

Terpaksa ia membangunkan pria yang sedang berbaring itu. Ia menggoncang-goncang bahunya.

"Hei, tolong bangunlah sebentar."

Eunyool melenguh dan berbalik. Ia membuka mata perlahan dan bertanya, "Apa?"

"Kau tidak mandi? Atau paling tidak mengganti baju?"

Eunyool mengucek-ngucek matanya lalu duduk. Ia beranjak bangkit tapi Shiyeon menahannya. "Apa lagi?"

"Anu, itu... aku tidur di mana?"

Eunyool hanya memberinya tatapan, cukup lama hingga membuat Shiyeon berdeham.

"Aku tahu, aku akan tidur di lantai saja," putusnya tidak tahan ditatap seperti itu.

"Tidur saja di sini."

"Apa?"

"Mana mungkin aku membiarkanmu tidur di lantai?"

Shiyeon ragu-ragu. "Aku bisa memesan kamar lain."

"Ibuku akan marah jika tahu kita reservasi satu kamar lagi dan tidur terpisah."

"Benar juga."

"Tenang saja, ranjang ini besar. Kita bisa tidur dengan tenang tanpa saling mengganggu satu sama lain."

Beberapa jam berikutnya, Shiyeon tahu suaminya ini salah.

Cara Eunyool tidur sangat berantakan. Tangannya terentang lebar, salah satu kakinya bahkan kini menindih perut Shiyeon. Padahal sudah ada guling yang memisahkan mereka berdua.

"Bagaimana aku bisa tidur?" keluh Shiyeon saat ia terbangun untuk ketiga kalinya malam ini. Ia kemudian berbaring menyamping, menghadap pria yang baru beberapa jam lalu menjadi suaminya.

Betapapun rusuh tidurnya, wajah tidur Eunyool terlihat damai. Shiyeon menahan dorongan dari menyentuh bulu mata lentik yang panjang itu. Sayup-sayup terdengar dengkuran halus menyapu indra pendengarannya. Shiyeon tersenyum lebar. Bahkan dalam tidurnya pun Eunyool terlihat menggemaskan.

Benar, Shiyeon meyakinkan dirinya sekali lagi. Ia tidak akan menyesal menikah dengan pria ini.

***

Hal pertama yang Eunyool lihat saat baru bangun tidur adalah wajah cantik seorang gadis yang tertidur pulas. Ia hampir saja berteriak ketakutan, untunglah kinerja otaknya kembali seratus persen, mengingatkannya bahwa ia resmi telah menikah dengan gadis ini. Ia juga menyadari dirinya mengambil teritori ranjang lebih besar, menyingkirkan guling yang membatasi mereka sehingga tidur keduanya berdekatan. Ditatapnya wajah wajah itu lebih dekat.

Selama beberapa minggu kebersamaan mereka menyiapkan pernikahan, Eunyool merasa gadis ini makin hari makin cantik saja. Senyumnya sangat manis, dan tawa renyahnya amat menular. Meskipun Eunyool sering bertingkah menyebalkan padanya, mereka tidak pernah mengalami pertengkaran yang berarti karena Shiyeon sering mengalah. Ada sesuatu pada gadis ini yang terasa seperti magnet, membuat Eunyool tidak bisa melepaskan perhatian darinya.

Our DreamsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang