Cinta bisa berasa sangat manis bagaikan rasa berjuta-juta gulali.
Di sebuah rumah megah itu, nampak sepasang suami istri yang sedang masak bersama.
Sang pria memeluk tubuh wanitanya sedangkan sang wanita dengan telaten mengaduk masakannya hingga matang.Sungguh pemandangan yang membuat semua orang iri.
"Sayang, kau mau mengicipinya?" tanya Nayeon pada suaminya.
"Tentu" Jinyoung mengangguk lalu mengecap rasa masakan istrinya.
Sebuah senyuman terukir di bibir tebal Jinyoung. Lantas, ia mengecup kening istrinya.
"Masakanmu tak pernah membuatku kecewa," ucapnya.Nayeonpun tersenyum, "Kau duduklah! Aku akan membawanya ke meja makan," ujarnya kemudian.
Jinyoung menggeleng, "Biar aku saja yang bawa" ucapnya sambil menaruh masakan Nayeon ke mangkuk.
"Bersama saja" ucap mereka secara bersamaan kemudian tertawa bersama.
***
Suasana hangat di meja makan itu amat terasa. Bagaikan keluarga bahagia, mereka makan dan juga saling bercerita akan hari yang telah mereka lakukan.
"Ayah, bunda, hari ini aku pulang gak bareng kak Hyunjin" adu Yejin, anak bungsu Jinyoung dan Nayeon.
"Loh, kenapa?"
"Bannya bocor, bun. Yejin anaknya gak sabaran. Jadinya, dia naik bus tadi" ucap Hyunjin memberi penjelasan.
"Lainkali, kalo bannya bocor telpon ayah aja" ucap Jinyoung dibalas anggukan kedua anaknya.
"Siap bos!" ucap dua saudara itu kompak.
Seutas senyuman muncul di bibir Nayeon. Ia ingin kebahagian ini bertahan selamanya.
"Nay, nonton film yuk!" Nayeon mengangguk setelah mendengar bisikan suaminya.
Setelahnya, mereka menuju kamar mereka untuk memutar film bergenre romance.
Jinyoung mematikan lampu kamarnya lalu duduk di sebelah Nayeon.
Ditengah keasyikan mereka menonton film, ponsel Jinyoung berdering.
"Aku cek dulu sebentar ya" Nayeon mengangguk. Setelah mendapat persetujuan sang istri, Jinyoung segera mengecek ponselnya.
Jinyoung menatap tajam ponselnya saat tahu siapa yang mengiriminya pesan.
"Jisoo, kenapa dia mengirimiku pesan sampah ini" Jinyoung membatin sambil menghapus pesan dari Jisoo.
"Dari siapa?" tanya Nayeon.
"Jisoo" jawab Jinyoung jujur. Ia tak mau membohongi istrinya. Itulah pedoman hidupnya.
"Ouh, dia bilang apa?"
"Aku tak sempat melihat pesannya. Aku langsung menghapusnya" ucap Jinyoung yang kemudian kembali duduk di sebelah istrinya. Kali ini ia memeluk Nayeon.
"Bagaimana kalau isi pesan itu penting" Nayeon kembali bersuara.
"Sudahlah, sayang! Aku tak mau membahas hal apapun tentang dia. Apa kau takut kalau aku direbutnya?" pertanyaan Jinyoung itu malah dibalas bercandaan oleh Nayeon.
"Tak mungkin hal itu terjadi" ucap Nayeon disertai kekehannya.
"Kau benar. Aku tak akan meninggalkanmu. Karena apa? Karena aku sangat mencintaimu" ucap Jinyoung seraya mengelus pipi tembam istrinya.
"Janji"
"Aku berjanji" Jinyoung menautkan jari kelingkingnya ke jari kelingking Nayeon. Mereka tersenyum bersama dan melupakan film yang sedang mereka tonton.
"Sayang, kita hampir melupakan filmnya" ucap Nayeon yang kembali menonton film.
"Oh iya, kau sih. Berhasil mengalihkan duniaku"
"Jangan gombal deh" ucap Nayeon yang sudah tersipu malu. Untunglah lampunya dimatikan, kalau tidak, mungkin ia akan ketahuan suaminya kalau pipinya memerah karena malu.
"Aku serius" bisik Jinyoung berhasil membuat Nayeon merinding seketika. Padahal, tak ada hal yang menakutkan sekarang.
"Tatap aku, Nay!" titah Jinyoung.
Nayeonpun menurut."Aku sangat mencintaimu. Sangat sangat sangat cinta"
"Iya aku tahu" ucap Nayeon seraya menatap mata suaminya.
"I'm really loving you, Nayeon" ucap Jinyoung kemudian mengecup bibir Nayeon. Menyesapnya lembut lalu melepasnya.
"Bolehkah?" tanya Jinyoung penuh harap.
Nayeon mengangguk dan tersenyum.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Taste (✔)
FanfictionKisah tentang sepasang suami istri yang merasakan berbagai rasa cinta. Seperti manisnya romansa atau pahitnya pengkhianatan. Akankah mereka sanggup merasakan cinta itu hingga akhir atau malah tak kuat merasakannya dan memilih menyerah? ~Love Taste~