Cintapun juga bisa berasa masam. Membuatnya mengerutkan dahi dan memejamkan mata.
Jinyoung mengajak Nayeon makan malam romantis hanya berdua. Entah kenapa ia rindu suasana makan malam bersama Nayeon.
"Rasanya beda ya" ucap Jinyoung sambil memotong steak-nya.
"Tidak terlalu. Menurutku, rasanya tetap sama hanya saja keadaannya yang berbeda" Jinyoung mengerutkan dahinya. Ia sibuk menelaah maksud Nayeon.
"Maksudmu?"
"Kita makan malam seperti ini disaat sudah memiliki anak" ucap Nayeon yang kemudian menyeruput jus jeruknya.
"Kau benar. Sudah lama kita tak ke sini berdua"
Disisi lain, kedua anak itu sedang mengawasi orang tuanya. Dengan penyamaran yang seadanya, mereka berharap orang tuanya tak mengenali mereka.
"Kak, aku capek" Yejin mengeluh.
"Sabar dulu, dek. Kita belum dapet apa-apa masa udah nyerah gitu aja" ucap Hyunjin yang kasih mengawasi orang tuanya lebih tepatnya ayahnya.
"Abisnya daritadi gini doang gak mesen makanan. Aku laper"
"Laper ya makan" ceplos Hyunjin.
"Bener nih? Kakak yang bayarin ya" ucap Yejin yang semangatnya meningkat.
"Iya deh. Eh, dek! Liatin ayah cepet!"
"Apaan sih, kak?"
"Ayah mainin ponselnya. Aku mau tau ayah lagi ngapain" ucap Hyunjin mulai curiga.
"Ayah senyum-senyum gitu. Kok aneh ya"
"Nah itu, aku yakin ada yang gak beres. Gak biasanya ayah kayak gitu. Kita liat dari deket yok!"
Yejin menggeleng, "Gak mau. Kakak aja sendiri, aku mau makan," ucapnya.
"Disaat genting gini makannya dipending dulu lah. Sekarang kita fokus jadi mata-mata" ucap Hyunjin mulai kesal dengan tingkah adiknya yang menurutnya tidak profesional.
"Lagian, ngapain sih kita curiga sama ayah pakek nyamar gak jelas gini. Aku yakin ayah itu gak bakal selingkuh di belakang bunda. Kakak aja yang terlalu curiga gak berdasar" cerocos Yejin seraya menatap tajam Hyunjin. Ia tak peduli dianggap tak sopan, yang ia pikirkan sekarang hanya makan.
"Aku curiga mesti ada penyebabnya. Gak cuma sekali doang, tapi udah berkali-kali" ucap Hyunjin.
"Bodo ah. Pokoknya aku mau makan sekarang!" ketus Yejin.
"Pesen makan sendiri, bayar sendiri!" ujar Hyunjin yang kemudian bangkit berdiri.
"Kak, aku gak bawa uang" rengek Yejin.
"Mau makan?" Yejin mengangguk.
"Ikut kakak dulu baru nanti dibeliin makanan"
***
"Sayang, aku ada sesuatu buat kamu" ucap Jinyoung sembari mengeluarkan sesuatu dari saku celananya.
"Apa?" tanya Nayeon penasaran.
"Ini sebenarnya aku udah beli lama, tapi baru bisa ngasihinnya sekarang" Jinyoungpun menunjukkan sebuah kalung emas berliontin berlian berwarna biru muda.
"Whoah, aku udah lama pingin kalung ini. Aku kira kamu lupa dan gak bakal beliin. Makasih ya, sayang"
"Kau senang?" tanya Jinyoung.
"Sangat senang"
"Syukurlah kalau kau senang. Aku pasangkan kalungnya ya"
"Iya" ucap Nayeon.
Sementara itu, Hyunjin dan Yejin.
"Apa aku bilang. Ayah itu gak bakal selingkuh. Ayah sama bunda romantis kayak gitu kok" ceplos Yejin.
"Aku tetep merasa ada yang aneh" ucap Hyunjin.
"Aneh apanya sih. Onah-aneh mulu. Kapan makannya?" gerutu Yejin malah mengundang gelak tawa kakaknya.
"Yaudah, ayo makan sekarang!"
"Gitu kek daritadi"
***
Hari ini, Jinyoung sedang bekerja ke luar kota. Nayeonpun merasa kesepian di saat anak-anaknya sedang sekolah. Biasanya, Nayeon akan pergi menyusul Jinyoung sebagai pelipur rasa bosannya.
"Mungkin aku harus keluar sebentar untuk mencari udara segar" ucap Nayeon.
Iapun memutuskan untuk pergi ke supermarket terdekat. Ia berniat membeli beberapa camilan.
"Nayeon!" sapa seseorang cukup mengejutkan Nayeon.
***
"Jinyoung, lihatlah ini dan kau akan tahu kalau istrimu menduakanmu"
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Taste (✔)
FanfictionKisah tentang sepasang suami istri yang merasakan berbagai rasa cinta. Seperti manisnya romansa atau pahitnya pengkhianatan. Akankah mereka sanggup merasakan cinta itu hingga akhir atau malah tak kuat merasakannya dan memilih menyerah? ~Love Taste~