Gurih (✔)

688 51 10
                                    

Berbagai macam rasa cinta bercampur menjadi satu ~ gurih.
Entah bagaimana akhirnya.

~•Bagian terakhir•~















Setelah mendapat surat cerai itu. Jinyoung segera pergi ke rumah Chanyeol. Ia ingin bertemu dengan Nayeon.

"Jinyoung, ada apa kau kemari?" tanya Chanyeol yang kebetulan sedang ada di teras rumahnya. Ia nampak sedang bersiap untuk pergi.

"Aku ingin bertemu istriku. Kau sendiri mau kemana?"

"Eum, sebenarnya, Nayeon dan aku akan pergi berbelanja" jawab Chanyeol penuh kehati-hatian. Ia tak mau Jinyoung tersinggung.

"Aku sudah siap" ucap Nayeon yang baru saja keluar rumah. Ia terkejut saat sorot matanya menangkap sosok yang akhir-akhir ini membuatnya menderita.

"Nayeon" panggil Jinyoung dengan tak sabarannya ia langsung memeluk tubuh Nayeon.

"Aku merindukanmu" ucap Jinyoung sambil mengeratkan pelukannya.

"Lepas!" Nayeon berseru seraya melepas pelukan Jinyoung.

Wajah Jinyoung berubah sedih saat Nayeon seakan tak menggubrisnya.

"Chanyeol, kau bisa pergi ke supermarket sendiri 'kan? Aku harus menyelesaikan urusanku dulu" ucap Nayeon dibalas anggukan Chanyeol.

"Baiklah. Aku pergi dulu. Jinyoung, semangat!" Jinyoung tersenyum dan mengacungkan jempolnya.

"Ikut aku!" titah Nayeon yang sudah berjalan lebih dulu memasuki rumah Chanyeol.

Jinyoung pun mengikuti Nayeon dengan patuh.

"Kau sudah menandatanganinya?" Nayeon bertanya lalu mendudukkan tubuhnya di sofa beludru yang berada di ruang tamu.

Jinyoung menggeleng sembari duduk di sebelah Nayeon.

"Bisakah kita batalkan perceraian kita?" pinta Jinyoung.

"Bukankah kau waktu itu sudah menyetujuinya?" ucap Nayeon dingin.

"Itu dulu, sekarang aku berubah pikiran"

"Namun sayangnya aku belum berubah pikiran" ucap Nayeon menatap tajam Jinyoung.

"Nay"

"Ayah!" pekik Yejin. Ia terkejut, saat melihat Jinyoung sekarang. Iapun menghampiri Jinyoung dan langsung memeluknya.

"Aku kangen, ayah" rengek Yejin.

"Dek, lepas!" Hyunjin berseru sambil melepas paksa pelukan adiknya pada Jinyoung.

"Kakak ini kenapa sih? Apa salahnya aku kangen sama ayah?"

Hyunjin menatap Jinyoung kemudian ia tersenyum remeh, "Untuk apa kau merindukan orang seperti dia," ucapnya sarkas.

Jinyoung diam, wajar baginya jika sekarang Hyunjin amat membencinya.

"Maafkan ayah"

"Cih, kenapa baru sekarang? Semua sudah terlambat"

"Kakak" cicit Yejin.

"Kamu diem! Ajak bunda ke kamar!" titah Hyunjin.

"Jangan! Ayah masih ingin membicarakan sesuatu..."

"Tak ada yang perlu dibicarakan lagi. Lebih baik kau pergi dari sini sekarang!"

"Hyunjin!" sergah Jinyoung.

"Aku anaknya, dan aku tak mau bundaku terus terluka jika bersamamu"

"Dan aku suaminya sekaligus ayahmu. Bisakah kau berbicara lebih sopan pada orang yang lebih tua"

Love Taste (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang