Asin

488 52 4
                                    

Cinta juga bisa berasa asin? Seperti garam, tersembunyi penghianatan...

Hujan gerimis membasahi bumi. Pagi ini, entah kenapa Jinyoung menjadi malas bekerja. Perasaannya tak enak.

"Apa aku libur saja ya hari ini?" ucapnya pada sang istri.

"Masa gara-gara gerimis aja jafi males kerja. Yang semangat dong! Hyunjin sama Yejin aja semangat sekolahnya masa ayahnya enggak" ucap Nayeon sambil memasangkan dasi suaminya.

"Bukannya gitu, sayang. Perasaan aku gak enak. Aku rasa bakal ada sesuatu kalau aku kerja hari ini" Jinyoung berujar sembari menggengam tangan istrinya yang baru saja selesai memasangkannya dasi.

"Sesuatu apa?" Nayeon mengerutkan keningnya bingung.

"Entahlah, aku juga tak tahu. Ah, semoga saja tidak terjadi apa-apa" ucap Jinyoung seraya memeluk pinggang istrinya.

"Ayah!" panggil Hyunjin.

"Ayo berangkat! Udah mau telat nih" ucap Yejin.

"Iya tunggu sebentar. Aku berangkat dulu ya" ucap Jinyoung yang kemudian mengecup kening istrinya.

"Iya, hati-hati"

***

Dan ternyata dugaan Jinyoung benar. Ada hal tak mengenakkan terjadi.

"Hai, Jinyoung!" sapa seorang wanita yang selama ini Jinyoung hindari.

Jinyoung sangat tak suka akan kehadiran wanita itu.
"Untuk apa kau datang kesini?" tanyanya.

"Hmm, aku hanya merindukanmu. Apa tak boleh?" ucap wanita itu berjalan mendekati Jinyoung lalu memainkan dasi pria itu.

Dengan segera, Jinyoung menepis tangan wanita itu dan menggertakkan giginya.
"Pergilah Jisoo! Sebelum aku menyeretmu keluar," titahnya.

"Kau berani menyeretku keluar?" ucap Jisoo terdengar meremehkan.

"Pergi sekarang!" bentak Jinyoung yang mulai kehabisan kesabarannya.

"Kalau aku tak mau? Kau mau apa?" tanya Jisoo sambil mendudukkan dirinya di kursi Jinyoung.

"Bukankah sudah kubilang tadi. Aku akan menyeretmu keluar"

"Silakan!" Jisoo tersenyum remeh sambil menyodorkan kedua tangannya.

Jinyoung terdiam dan memalingkan muka. Tangannya sedaritadi mengepal. Jika saja yang ia hadapi ini pria, dapat dipastikan dia akan babak belur saat ini.

"Kenapa? Kau tak berani menyentuhku? Kau takut istrimu memarahimu?" Jisoo terkekeh sembari melempar pulpen ke arah Jinyoung.

"Kau benar-benar" Jinyoung mengeram lalu keluar dari ruangan itu.

Taklama kemudian, ia datang bersama satpam dan menyeret Jisoo keluar.

"Aku tak pernah main-main dengan ucapanku" ucap Jinyoung.

"Tunggu saja tanggal mainnya. Kau akan bertekuk lutut padaku" ucap Jisoo sebelum menghilang dari pandangan Jinyoung.

***

Pulang kerja, Nayeon melihat wajah suaminya yang tampak lesu. Nayeonpun menggandeng lengan suaminya dan mengajaknya minum teh bersama.

"Apa ada masalah?" Nayeon bertanya sambil mengelus lembut lengan suaminya.

Jinyoung mengangguk, "Jisoo tadi datang," ucapnya sambil memijat pelipisnya.

"Sudahlah tak usah dipikirkan, sayang. Lebih baik sekarang kamu mandi terus tidur"

"Aku tak bisa tak memikirnya, sayang. Aku tak mau dia berulah lagi"

***

"Dek, kakak tadi liat bekas lipstik di kemeja ayah" ucap Hyunjin berbisik.

"Masa sih? Palingan juga bekas lipstiknya bunda" ucap Yejin santai.

"Enggak, dek. Ngapain bunda ninggalin bekas lipstik di kemeja ayah. Bunda gak mungkin ngelakuin itu"

"La terus, bekas lipstik siapa dong?"

"Aku curiga kalau ayah selingkuh di belakang bunda"

"Gak mungkin. Masa iya sih ayah selingkuhin bunda kita yang super cantik" ucap Yejin.

"Semua itu bisa aja terjadi, dek. Pokoknya kita harus mengawasi ayah" ujar Hyunjin.

"Maksud kakak kita harus memata-matai ayah gitu" Hyunjin mengangguk.

"Kita harus cari tahu apa yang sebenarnya terjadi" Yejin mengangguk setuju dengan ide kakaknya.

"Tidak semudah itu anak-anak. Aku yakin, rencana kalian takkan berhasil"

TBC

Love Taste (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang