BAB 12

949 89 64
                                    

"And he said 'Girl, you take care of me, You are my therapy, The better half of me'" - All The Ways.

👑👑👑

Charisa berjalan dengan senyum bahagianya. Ia tidak pernah sebahagia ini. Iya, ini memang kebahagiaan sahabatnya. Tetapi sebagai sahabat, ia juga ikut bahagia.

Langkah kakinya menuntunnya kembali ke ruangan tempat ia dan pangeran Clinton sempat melakukan dansa sebelumnya. Senyumnya pun kembali merekah disertai dengan pipinya yang memerah mengingat kedekatan yang tengah terjadi di antara mereka.

Pintu utama ruangan itu dibuka lebar, ia pun melangkah dengan perasaan yang tak karuan, jangan lupakan masih ada rasa penasaran yang tertinggal mengingat ada hal yang ingin pangeran Clinton sampaikan lagi.

Posisi pangeran tampan itu tepat membelakanginya. Ia nampak menatap ke luar jendela. Sepertinya khalayak ramai sudah mulai berdatangan beserta para tamu undangan khusus untuk seluruh kerajaan.

"Pangeran," panggilnya lembut.

Clinton sontak membalikkan badannya, ia tersenyum tipis lalu mengangguk dan setelahnya berjalan pergi, berlalu begitu saja dari hadapannya.

"Aku harus menemui para tamu," terangnya dengan acuh.

Charisa mengerutkan keningnya. "terus ngapain nungguin aku di sini?!" tanyanya agak kesal.

Laki-laki itu lantas menghentikan langkahnya, berbalik sebentar dan menampilkan seulas senyumnya. "Aku kira menunggu adalah hal yang tepat. Ternyata aku keliru."

"Apa maksudnya? Menunggu? Keliru? Apa?!" resah Charisa sembari mendatangi pangeran Clinton yang masih bertahan di tempatnya.

"Bukan apa-apa. Abaikan aja yang tadi. Mungkin karna aku kecapean." sahutnya,

Gadis itu masih dengan kegigihannya. Ia dengan cepat menahan tangan pangeran Clinton sebelum laki-laki itu keluar dari ruangan ini.

"Ada apa?" tuntutnya sabar, "sebelumnya kamu nggak gini. Kita baik-baik aja. Bukannya kita mau sama-sama dalam berjuang, kenapa kamu malah gini?" lanjutnya.

Clinton menghembuskan nafas beratnya. Ia sempat memalingkan wajahnya saat tatapan gadis itu terus menatap ke arahnya.

"Maaf, oke?"

Charisa langsung menggelengkan kepalanya. "Bukan itu, ada yang lain." sanggahnya.

"Okay, fine. Aku cemburu."

Gadis itu menaikkan satu alisnya, "Cemburu?" ulangnya dengan penuh penekanan.

Clinton benar-benar menatap gemas pada gadis di hadapannya ini. Bisa-bisanya ia tidak mengerti dengan semua sikon yang sudah ia alami.

"Aku tahu, mau sekuat apapun aku berjuang, tetap Deven yang menempati posisi pertama di hati kamu. Tidak ada yang bisa menggantikannya, tidak ada yang bisa sepadan dengan ketulusan hati Deven ke kamu."

Charisa masih dengan wajah polosnya, ia semakin mengerutkan keningnya. Kemudian ia mengulas senyum termanisnya. Sesaat setelah itu ia melirik ke kiri dan kanannya, lalu memberikan kecupan singkat di pipi kanan pangeran tampan itu.

"I love you, just say it." bisik Charisa.

Clinton membeku ditempatnya. Ia terkesima sembari mengusap pipi kanannya. Di hadapannya ada seorang gadis cantik yang sedari dulu di tatapnya dari jauh. Dijaganya dengan sumpah pada ibunya. Diperhatikannya karena rasa bersalah mendalam.

Dibalik itu semua, ia tahu, bukan hanya sekadar rasa ingin menjaga. Ada perasaan lain yang tumbuh dalam jarak jauh di antara mereka. Ia tidak pernah tau kapan semua itu mulai terjadi. Yang ia tahu, ia hanya menyukai senyum, tawa dan semua hal energi positif yang ada di gadis itu.

IRREPLACEABLE (Completed √)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang