"DI MANA PUTRI CHAQIRA?!"
Suara kegaduhan terjadi di tengah malam. Bunyi senapan ditembakkan terdengar bagai lolongan serigala, teriakan kesakitan pun tidak dapat dipungkiri lagi. Kerajaan Lanzwirs diserang pada malam hari.
Anggota bersenjata tengah mendobrak satu persatu pintu kamar dan ruangan yang ada di istana, mendobrak lalu mengarahkan senapan dan menembakkannya tanpa manusiawi. Menjarah setiap tempat dan tak pikir ulang membunuh setiap orang yang ada di istana.
"Lapor, Tuan! Semua tempat sudah kami jelajahi. Semuanya sudah habis terbunuh." Seorang ajudan datang dengan menundukkan kepalanya.
Tuan, lelaki yang disebutnya tadi mengangguk pelan. Namun ada hal mengganjal yang dipikirkannya, "Kau tau, aku memiliki insting yang kuat. Aku tidak suka dibohongi," ucapnya sambil mengintimidasi, ia menatap satu persatu jasad yang tersusun dihadapannya. Ratu Niara, Pangeran Mahkota Zeon putra Ratu Niara yang tengah memeluk Permaisuri Chiary, lalu Pangeran Xavier, dan terakhir jasad Putri Chasyi. Tidak ada jasad Putri Chaqira.
"BAWA JASAD PUTRI CHAQIRA KE HADAPANKU SEKARANG! AKU TAU DIA MASIH HIDUP!!" teriaknya sambil menembakkan asal peluru ke langit-langit istana Lanzwirs.
Semua langsung bergerak cepat mencari keberadaan jasad sang pewaris tahta yang tersisa. Menelusuri seluruh wilayah istana, seluruh pasukan difokuskan mencari Putri Chaqira yang entah berada di mana.
Sesuai rencana yang telah disusun, seluruh anggota kerajaan berada di istana, tidak ada satupun yang keluar. Untuk itu lah penjarahan dilakukan di malam ini. Bulan ke sebelas, setelah sebelas tahun ia di buang.
"Adikku sayang, seandainya kamu menolak permintaan Ayah. Kamu tidak akan seperti ini. Kamu juga tidak perlu repot meminta kuburan yang bagus di sayap kanan istana. Aku sudah menyiapkan kayu bakar untukmu dan keturunanmu. Aku tidak akan pernah lupa Ayah meludahiku dan memelukmu. Kini saatnya aku mengambil alih apa yang menjadi milikku. Adikku sayang, Ratu Niara.. " lelaki itu mengusap pelan pipi Ratu Niara, diakhiri dengan kekehan pelan.
"Kakek," panggil seorang laki-laki dengan membawa kantung kecil berwarna abu-abu. Ia menepuk pelan punggung lelaki tadi.
"Ada apa pangeran kecilku?" Tanyanya lembut seraya mensejajarkan tingginya dengan cucu tunggal kesayangannya itu.
Laki-laki tersebut menyerahkan kantung tadi, "Ini, abu jasad Putri Chaqira. Maaf, aku mendahului kakek. Aku membakarnya lebih dahulu, ini abunya." Dengan suara nan polosnya ia mengatakan hal tersebut.
Denial, lelaki tadi tersenyum seraya mengusap pelan puncuk kepala cucunya. "Kamu hebat, pantas saja semua pasukan kakek tidak menemukannya. Ternyata cucu kecil kakek yang sudah lebih dahulu melakukannya." Senyumnya semakin mengembang seraya menggenggam kantung berisikan abu Putri Chaqira.
Dengan bukti ini, seluruh keturunan Niara telah tiada. Dan kini, ia lah Raja yang berhak mengambil alih kerajaan Lanzwirs.
👑👑👑
"Ucha tenang, jangan nangis.. "
Di tengah terangnya bulan purnama, seorang gadis kecil menangis seraya terus ikut berlari dengan genggaman tangan bocah laki-laki yang menuntunnya. Namun sepanjang jalan, gadis itu terus menangis tanpa henti.
"Nenek, Ayah, Bunda, Kakak dan Adekku.. Hiks.. Hiks.. " ia terus menyebut kelima anggota keluarganya yang ia dengar dari suara orang-orang yang membawa senjata itu keluarganya telah habis terbunuh.
Bocah laki-laki itu memelankan langkahnya, ia membawa ke dekat pohon besar lalu memeluknya dengan erat. Membiarkan gadis kecil tersebut menangis sesenggukan dipelukannya.
Suara langkah kaki terdengar jelas di telinga bocah laki-laki tadi, ia menajamkan sedikit pendengarannya, "Ssstt.. Ucha, pelanin tangisan kamu." bisiknya seraya mengeratkan pelukan dan membawanya semakin menepi ke pinggir pohon besar yang melindungi mereka.
"SIAPAPUN DI SANA, KELUAR ATAU PELURU INI MENGARAH SEMBARANG!!"
Teriakan dengan nada bentakan kasar membuat Ucha, gadis kecil tadi semakin ketakutan dan meredam suara tangisannya, ia menelusupkan tubuh mungilnya ke dalam pelukan bocah laki-laki tadi.
"SEMUANYA HENTIKAN! JASAD PUTRI CHAQIRA SUDAH DITEMUKAN! CEPAT KEMBALI KE ISTANA!"
Langkah kaki lari dari pasukan bersenjata terdengar semakin menjauh, Ucha menatap heran ke arah bocah laki-laki itu, "Jasad siapa yang mereka temukan?"
"Kamu tidak perlu tau, yang terpenting sekarang kita harus segera lari dan pergi ke perbatasan desa, menemui Ayahku yang sudah menunggu. Apapun yang terjadi, aku berjanji akan selalu melindungi kamu."
Janji sederhana dari laki-laki yang baru berusia 11 tahun itu membuat gadis kecil digenggamannya tersenyum dan menggangguk patuh. Sekarang, tidak ada lagi yang ia miliki kecuali kepercayaannya pada sahabatnya itu.
👑👑👑
Its just prologue 😊
votes and comments, i wait u 😁Rabu, 16 Januari 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
IRREPLACEABLE (Completed √)
FantasyTragedi terjadi. Ia keturunan yang tersisa. Dan bersamanya lah ia mampu melewatinya. Namun apa yang terjadi kalau dia mengenal seseorang yang baru hadir di antara mereka. Bukan tidak mungkin, dia akan meninggalkannya. Tentang dia, yang selalu menj...