10. Kebohongan pertama

575 39 39
                                    

"Aku gak bisa nganter kamu les gak pa-pa kan?" Tanya Iqbaal sesaat setelah mengantarkan Steffi sampai ke rumahnya.

Steffi mengangguk dengan senyum manis, "gak pa-pa, kamu istirahat aja. Jangan begadang lagi, nanti sakit!" Peringat Steffi tegas.

"Iya, ya udah aku pulang ya" pamit Iqbaal, lengannya mengacak-acak rambut Steffi lembut sebelum benar-benar pergi dari hadapan Steffi.

Iqbaal melajukan motornya dengan kecepatan tinggi. Tidak sabar membayangkan kasur dan teman-temannya yang akan segera membuatnya bahagia.

Begitu sampai di rumah, Iqbaal segera berlari ke kamar, menjatuhkan tubuhnya di atas kasur tanpa berganti pakaian, lalu pergi ke alam mimpi.

***

Steffi berdecak pelan. Mengaduk-aduk isi tasnya, mencari keberadaan benda kecil berisi kartu-kartu penting dan uang. Dompet. Benda itu tidak ada di dalam tasnya. 

"Mana sih!" Gumamnya panik.

"Steff, gak balik?" Aldi —teman lesnya—mendekat.

"Eh Al, mau kok. Lo duluan aja" kata Steffi setelah menatap lelaki itu sekilas sebelum kembali sibuk mengaduk-aduk isi tasnya.

"Nyari apa?" Tanya Aldi heran. Dia terduduk di atas meja, menatap Steffi dengan kerutan di dahinya. Dia tidak mungkin meninggalkan Steffi sendirian. Ini sudah pukul 8 malam, anak-anak yang lain sudah pada pukul sejak tiga puluh menit yang lalu.

"Dompet gue," kata Steffi sembari mengembuskan napas panjang. Benda persegi itu benar-benar tidak ada dalam tasnya, "kayaknya ketinggalan deh"

"Kok bisa? Terus tadi lo ke sini gimana?"

"Bareng ayah gue"

Aldi mengangguk, "ya udah bareng gue aja"

"Gak usah"

Aldi berdecak pelan, "terus mau jalan kaki?"

Steffi meringis pelan, "nanti gue telpon cowok gue"

Aldi mengangguk mengerti, "ya udah ayo gue temenin sampe cowok lo dateng." Keduanya melangkah bersisian keluar tempat les. Selama berjalan, Steffi terus berusaha menghubungi Iqbaal, namun tak kunjung di angkat. Sementara Aldi hanya memperhatikan.

Steffi berdecak pelan. Panggilan ke limanya tak kunjung di angkat, "masih tidur apa?" Gumamnya pelan.

"Gak di angkat?"

Steffi mengangguk, "tidur kayaknya"

Aldi terkekeh, "masa sih, cowok jam segini udah tidur? Maen kali"

"Enggak, tadi di sekolah tuh dia ngantuk banget" kata Steffi membela.

Aldi mengangguk mengerti, "ya udah iya," katanya mengalah, meskipun sejujurnya, dia ingin sekali tertawa mendengar alasan klasik Steffi, "terus gimana? Mau bareng gue?"

"Ngerepotin gak?"

"Yaelah kayak baru kenal aja Steff," Aldi terkekeh pelan.

Steffi mengangguk, "oke deh, gue bareng lo."

"Ya udah ayo," keduanya melangkah menuju parkiran, mengambil motor matic Aldi yang terparkir di sana lalu mulai melesat pergi menjauhi tempat les.

PartnerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang