**
Pagi ini, tepat di hari minggu. Dio dan Dysta menjemput keluarga besar Wijaya di Airport. Sesaat setelah pemberitahuan lending, keluarga besar Wijaya muncul di pintu kedatangan internasional.
"Bundaaaa" teriak Dysta memeluk bundanya. Ia sangat merindukan wanita kesayangannya ini.
"Ayahh" Dysta berganti memeluk ayahnya dengan manja.
"Putri kesayangan Ayah. Gimana kabarmu hmm?"
"Alhamdullillah sehat" sahut Dysta ceria.
"Pa, Ma" Dio mencium punggung tangan kedua orang tuanya bergantian. Tak lupa juga mengecup pipi adiknya, Lita. Dio dan Dysta juga menyalimi kakeknya.
"Ayo kita pulang" Ajak Tuan Hardi kepada anak beserta cucunya.
**
Setelah sampai di kediaman sang kakek, mereka beranjak untuk mengistirahatkan tubuh karena jetlag, kecuali Dysta dan Dio. Keluarga Dysta dan Dio memang memutuskan tinggal di rumah sang kakek selama setengah tahun, atas permintaan sang kakek pastinya.
Dio menyusup masuk ke dalam kamar gadisnya. Ia menemukan sang empu kamar sedang belajar di meja belajarnya. Ia memeluk leher gadis itu dari belakang, dengan menumpu dagunya di kepala Dysta. Sontak hal tersebut mengejutkan Dysta.
"Kakak!! Kakak ngapain di sini ? Nanti kalau ada yang lihat gimana?" ujar Dysta panik melihat Dio di kamarnya. Dysta juga melirik ke pintu, ia sedikit lega karena pintu kamarnya tertutup.
"Aku kangen kamu" ujar Dio melenceng dari pertanyaan Dysta.
"Kak serius"
"Ya udah sih nanti tinggal bilang aja kalau aku lagi ngajarin kamu ngerjain pr"
"Mereka nggak mungkin percaya, karena selama ini aku sama kakak itu nggak dekat"
"Ya bilang aja sebulan kemarin membuat kita jadi akrab"
Dysta masih khawatir menatap pintu kamarnya, jikalau sewaktu-waktu keluarga mereka masuk ke dalam kamarnya.
Gemas dengan kepanikan sang adik, Dio mengecup singkat bibir manis Dysta, membuat tubuh Dysta membeku sesaat dengan wajah memerah malu.
"Nah gitu lebih baik dari pada lihat muka panik kamu"
"Kak apaansih. Jangan ganggu aku belajar" Usir Dysta menutupi kesaltingannya. Namun Dio tetap kekeh mendekam di kamar gadisnya, sedangkan Dysta, ia mencoba fokus ke materi yang di bacanya seraya menetralkan degub jantungnya saat Dio menatapnya terus menerus.
**
Selama enam bulan mereka tinggal di rumah kakeknya, Dio dan Dysta menjalin hubungan diam-diam. Mereka menghabiskan waktu berdua di sekolah saat istirahat atau jam kosong. Lalu disaat berada di antara keluarga besar, mereka berkomunikasi melalui tatapan atau dengan ponsel, atau jika tidak Dio mengendap-endap masuk ke kamar Dysta, seperti waktu itu. Mengamati Dysta saat belajar, menjahili, atau hanya bertukar cerita tentang keseharian mereka.
**
Di sebuah ruangan yang terletak di lantai dua puluh terlihat sosok lelaki menatap dinding kaca yang memperlihatkan hiruk pikuk ibu kota. Ia membelakangi pintu masuk dengan tangan yang di masukkan ke dalam saku celana bahannya serta pikiran yang menerawang jauh, mungkin hanya Tuhan dan dirinyalah yang tahu.
Tokk tokk. Ceklek. Terdengar suara pintu di ketuk dan setelahnya di buka. Masuklah seorang pria berusia sekitar empat puluh tahunan dengan map di tangan kanannya.
"Permisi tuan. Ini berkas-berkas yang anda minta. Semua lengkap di dalam map tersebut" ujar pria itu meletakkan map yang di bawanya ke meja.
Sosok yang di panggil 'tuan' itu membalikkan badannya. Melangkah mendekati meja lalu mengambil map tersebut dan membukanya. Mata tajamnya meneliti berkas-berkas tersebut.
"Kau tau apa yang harus kau lakukan sekarang kan Adam?" ujar sosok tersebut dengan suara baritonnya yang terdengar tegas.
"Ya Tuan saya tahu apa yang harus saya lakukan sekarang. Saya akan segera mempersiapkannya. Saya permisi undur diri dulu" jawab pria yang bernama Adam seraya pamit mengundurkan diri.
Setelah Adam pergi, yang notabennya adalah asisten pribadinya, sosok tersebut menutup map yang dibacanya dan duduk di kursi kebesarannya. Ia menghembuskan napas seraya memijit pelipisnya pelan.
**
KAMU SEDANG MEMBACA
Simpul Hati (Completed)
Romance"Kamu akan jadi miliku Love. Selamanya kamu hanya miliku" "Loe yakin Di mau ngelakuin ini ?" "Loe tahu resikonya kan Di ?" "Gue yakin dan gue tahu resikonya" "Oke. Kita mulai sekarang" ~ Dio ~ ** "Kenapa kakak tega ngelakuin hal ini sama aku ? A...