**
Setelah kejadian itu, keluarga Dysta dan Dio memutuskan untuk kembali ke rumah masing-masing. Keadaan Dysta jauh dari kata baik-baik saja. Ia sering mengurung diri di kamar. Aktivitasnya hanya sekolah lalu di kamar jika tidak ada kegiatan. Ia menjadi sosok yang sangat pendiam. Bahkan sahabatnya Nessa heran dengan tingkah laku Dysta. Nessa merasa sahabatnya itu berubah seratus delapan puluh derajat.
Selama lima tahun Dysta memilih serius dengan pendidikannya. Bahkan ia menyibukkan diri dengan mengikuti ekskul dan olimpiade-olimpiade dari tingkat kota hingga internasional. Sampai ia lulus di Universitas Wijaya dengan predikat mahasiswa cumlaude dan terbaik seangkatannya. Di mana Universitas Wijaya merupakan Universitas bergengsi yang terdiri dari mahasiswa-mahasiswa pilihan dengan prestasi tinggi. Dan setelah lulus ia mulai bekerja membantu ayahnya di Wijaya Corp, dari staf biasa hingga menjadi CFO di perusahaan tersebut.
Flasback off
**
Dysta bangun dari tidurnya. Ia melihat jam di atas nakas tempat tidur. Pukul setengah enam pagi. Ia bergegas mandi. Dibawah guyuran shower ia merenung, kembali teringat akan masa lalunya dulu. Sejauh ini ia berusaha keras untuk melupakannya, tetapi sekarang ia sangsi jika objek yang berusaha dilupakannya berada di dekatnya. Setelah dua puluh menit, ia keluar menuju walk in closet, memilih setelan kerja yang pas.
Dysta menuruni anak tangga menuju ruang makan, di sana sudah ada Ayahnya sedang membaca Koran dan Bundanya menyiapkan sarapan.
"Pagi Yah, Bun" sapa Dysta.
"Pagi sayang" balas kedua orang tuanya.
Dysta mengambil tempat duduk di sebelah kiri ayahnya.
"Dys, hari ini Dio akan bekerja di perusahaan. Ayah harap kejadian dulu tidak akan terulang kembali" Ucap Ayahnya membuat ia mematung.
"Dysta akan berusaha" sahut Dysta pelan.
Setelah selesai sarapan, Dysta masuk ke mobilnya dan menjalankannya menuju Wijaya Corp.
"Ayo Dysta kamu pasti bisa" ujar Dysta menyemangati dirinya sendiri.
**
"Pagi Bu"
"Pagi"
"Pagi Bu Dysta"
"Iya pagi"
Sapa karyawan yang berpapasan dengan dirinya. Dysta memasuki lift khusus petinggi perusahaan dan menekan tombol menuju ruangannya.
"Pagi Bu"
"Pagi Tia. Oh ya jangan lupa kamu siapkan annual report nya ya. Nanti akan saya cek dulu" Pinta Dysta pada sekretarisnya.
"Baik Bu"
Dysta membuka pintu ruangannya, melangkah menuju kursi kebesarannya. Mulai mengerjakan beberapa laporan.
**
"Eh gue dengar-dengar calon CEO baru kita akan mulai masuk hari ini lho" gosip seorang karyawati kepada temannya.
"Masak sih" sahut temannya.
"Gue dengar juga katanya dia tampan dan hot banget" kata karyawati itu menambahkan.
"Eh iya gue juga dengar tuh. Itu berita udah nyebar di seluruh kantor ini" sahut karyawati yang lainnya.
"Ekhhmm" deheman seseorang menghentikan acara gosip tersebut.
"Eh Bu Tia. Pagi bu" sapa salah satu karyawati penggosip tadi kikuk.
"Pagi-pagi udah ngegosip aja. Nggak enak kalau dilihat pimpinan" ujar Tia memperingati.
"Iya bu maaf" sahut mereka pelan.
"Ya sudah lanjutkan pekerjaan kalian"
"Siap bu"
Setelah itu Tia meninggalkan kelompok penggosip tadi.
"Loe sih" salah satu dari mereka menyalahkan temannya.
"Kok gue sih"
**
"Jadi, selamat datang Dio di Wijaya Corp. Om harap kamu cepat menyesuaikan diri di sini"
"Iya Om makasih. Dio akan berusaha"
"Jika ada hal yang tidak kamu mengerti, kamu bisa Tanya ke Rehan, sekretaris kamu yang ada di depan ruanganmu itu atau kamu bisa Tanya om langsung" pesan Ayah Dysta kepada keponakannya. Sedangkan Dio hanya mengangguk.
"Oh ya satu lagi. Kalau di kantor usahakan jangan panggil 'Om' ya, kecuali kalau tidak ada karyawan lain, kamu bisa panggil 'Om'"
"Oke Om"
"Ya sudah kalau gitu, Om keluar dulu" pamit ayah Dysta meninggalkan ruangan Dio.
Dio beranjak dari sofa menuju kursi kebesarannya. Ia menatap berkas-berkas yang harus dipelajarinya. Ia menghembuskan napas pelan dan mulai mempelajarinya.
**
KAMU SEDANG MEMBACA
Simpul Hati (Completed)
Romance"Kamu akan jadi miliku Love. Selamanya kamu hanya miliku" "Loe yakin Di mau ngelakuin ini ?" "Loe tahu resikonya kan Di ?" "Gue yakin dan gue tahu resikonya" "Oke. Kita mulai sekarang" ~ Dio ~ ** "Kenapa kakak tega ngelakuin hal ini sama aku ? A...