02

438 33 9
                                    


Aku terbangun dari tidur ku. Dan sepertinya semalam hanya mimpi saja. Bertemu dengan kucing yang bisa berbicara, sampai mendengar kalau di dunia ini ada yang namanya Vampir, Warewolf, dan Penyihir. Tapi aku masih ingat, terakhir aku tidur aku berada di sofa. Tapi sekarang aku berada di atas kasur ku. Siapa yang memindahkan ku?!

"Hallo~. Kau sudah bangun? Ayo keluar, aku sudah lapar!"

Sepertinya semalam bukan mimpi. Dan apa apaan itu? Memangnya dia saja apa yang lapar. Dan, seenak nya saja dia menyuruh ku!

"Aku bukan pembantu mu"

"Yasudah, aku jadi menyesal karna sudah memindahkan mu ke kamar. Tidak tau terimakasih sekali."

Kucing itu berjalan keluar kamar ku. Dia yang memindahkan ku? Tapi bagaimana caranya?! Dia hanya seekor kucing!

Aku pun bangun dari tempat tidur ku dan berjalan menghampiri si kucing.

"Cing, tunggu dulu. Apa maksudmu kamu yang memindahkan ku?"

"Apa kata kata ku kurang jelas? Yaampun... Kenapa manusia zaman sekarang bodoh sekali sih?! Dan satu lagi. Aku punya nama tau!"

Sepertinya aku selalu kalah jika adu mulut dengan kucing ini. Aku memutuskan untuk mengambil mangkuk dan mengisi nya dengan susu putih. Lalu aku memberikannya kepada Si Kucing. Aku masih tidak mau memanggil dengan namanya.

"Terimakasih"

Aku hanya membalas nya dengan bergumam. Sekarang masih jam 06.00 pagi. Aku memutuskan untuk sarapan dulu. Lalu mandi dan siap berangkat menuju toko kue ku.

Saat aku sedang memakai sepatuku, Si Kucing datang menghampiri ku.

"Kau mau kemana?"

"Bekerja"

"Aku ikut"

"Tidak, kau di rumah saja"

Aku menaiki sepeda ku saat aku sudah selesai memakai sepatu ku. Tapi tiba tiba saja kucing itu naik ke sepeda ku dan duduk diatasnya.

"Minggir"

Kali ini aku benar benar marah.

"Aku ikut"

"Sudah kubilang, kau dirumah saja"

"Aku bosan. Pokoknya aku ikut"

Aku menghela nafas ku dengan kasar. Kemudian aku mengangkat kucing itu dan memasukan nya ke dalam tas ransel ku. Aku tidak menutup nya dengan rapat, agar kucing itu masih bisa menghirup udara.

"Terima kasih, cantik"

Aku hanya berdecak mendengar kata kata nya. Tapi kenapa jantung ku malah berdebar? Ingat Je, dia hanya seekor kucing. Jangan baper duluan. Lagipula kau belum melihat wujud aslinya. Siapa tau dia sudah tua dengan uban di seluruh rambutnya. Dia kan vampir, yang otomatis berarti sudah berumur ratusan tahun. Aihhh... Membayangkan nya saja sudah membuat ku bergidik ngeri.

Aku sampai di toko kue ku tepat waktu. Aku memarkir kan sepeda ku di tempat parkir yang ada di depan toko kue ku. Tak lupa aku mengrantai sepeda ku agar tidak ada yang mengambilnya.

Aku membuka pintu kaca toko kue ku dan masuk ke dalam nya. Tak lupa aku mengeluarkan Si Kucing Aneh ini dari dalam tas ransel ku.

Selagi aku membereskan kursi kursi yang ada di atas meja, Si Kucing Aneh itu hanya duduk di atas meja kasih sekali kali menjilati tubuhnya.

"Apa kau bekerja sendirian?"

"Tidak"

Aku membalasnya dengan acuh. Tapi sepertinya kucing ini memang sengaja ingin ngajak ribut.

"Lalu, dimana yang lain? Apa kau bos nya? Atau kau sebagai pekerja nya? Kue macam apa yang ada disini? Kenapa kau kerja di toko kue seperti ini? Apa cukup untuk membiayai hidup mu? Apa-

BRAKKK

Aku menggebrak meja yang ada di depan ku.

"Berisik. Kalo sekali lagi kau cerewet. Akan ku usir kau dari rumah ku"

Selanjutnya aku tidak mendengar apa apa lagi. Tapi aku malah mendengar dengkuran halus yang keluar darinya.

Akhirnya setelah hampir 20 menit aku membereskan meja meja selesai juga. Sudah pukul 07.30 para pekerja ku juga sudah datang semua. Saat nya membuka toko.

Aku melihat Si Kucing masih tertidur di atas meja kasir dengan damai nya.

"Je, kucing itu mau diapakan?"

Lia, teman dekat ku yang membantuku membuka usaha toko kue ini bertanya.

"Aku akan membawa nya keruangan ku. Sementara toko kau yang urus ya. Aku percayakan semuanya pada mu.

"Siap Bu Bos"

Aku berjalan ke ruanganku dan tak lupa membawa Si Kucing Aneh ini. Sesampainya di ruanganku, aku menaruhnya dia atas sofa yang ada disana.

"Hmmm... Aku dimana?"
Sepertinya dia mengigau. Dan aku hanya membiarkannya.

"Hei, Je. Kapan kau pulang bekerja? Aku bosan sekali"

Yaampun, bisa tidak kucing ini tidak membuat ku emosi sehari saja? Menyebalkan sekali.

"Hari ini aku pulang cepat, sekitar jam 5 sore. Kan sudah aku bilang, tunggu saja dirumah"

Si Kucing Aneh berjalan mendekati ku yang sedang duduk di kursi kerja ku. Lalu dia melompat ke atas meja kerja ku. Sesekali dia menggerakan ekornya kekanan dan kekiri. Ah, lucu sekali melihatnya seperti ini.

"Kenapa? Aku lucu kan?"

"Tidak"

Aku membalasnya singkat. Aku menarik lagi kata kata ku barusan. Dia tidak lucu, dia menyebalkan.

"Jangan berbohong"

"Tidak"

"Jujur saja"

Baik. Aku menyerah.

"Iya. Kau lucu. Sangat lucu, rasa rasanya aku ingin mencium mu."

"Cium saja"

"Tidak mau. Kau kucing aneh. Aku tidak sudi mencium kucing aneh dan menyebalkan seperti mu."

"Apa kau yakin? Paling nanti saat aku sudah kembali ke bentuk semula kau pasti minta ku cium. Saat aku masih di tubuh semula ku, aku ini bisa dikatakan tampan."

Arrrgggg... Sepertinya aku salah ngomong. Dari pada meladeninya, aku memilih untuk tidur di atas meja kerja ku, meninggalkan Si Kucing Aneh ini yang seperti nya kesal dengan tindakan ku yang meninggalkan nya dan memilih untuk tidur.

A CatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang