Nestapa

52 8 8
                                    

Kali ini aku menatap nanar langit yang cerah di atas sana.
Layaknya aku menatap nanar kebenaran di depan ku ini.
Aku mengusap kasar setiap inchi wajahku.

Jujur, aku tak menyesali perasaanku.
Jujur, aku tak menyesali mengenal kamu.
Jujur, aku tak menyesali pilihanmu.
Pilihanmu tuk jauh dariku.

Yang ku sesali adalah aku yang selalu melibatkanmu dalam keseharianku.
Yang ku sesali adalah aku yang tak bisa berhenti mengais memori yang telah retak saat salah letak.

Aku terperangah, melihat awan diatas sana.
Menggulung kawanan putih tanpa hitung.

Ku rasa, rinduku sebanyak itu.
Nestapa asaku tak sebanyak itu.
Aku tenggelam dalam lautan harap yang semakin dalam.
Mengarungi derasnya cinta sepihak yang kian melekat.
Menyusuri lembah candu yang kian melebat.
Aku terjebak dalam labirin rindu yang tak kunjung usai.

Oh, tolonglah!
Aku lelah seperti ini.
Menjadikanmu sebagi porosku mencandu.
Namun kau menjadikanku benalu semata.
Aku lelah seperti ini.
Berharap seluas semudera, namun kau balas sehampa udara.

Aku bernestapa.
Aku bernestapa tanpa siapa.

28.02.2018
Suatu kamu yang tak pernah hilang dari aku.

Poros CandukuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang