Duniaku selalu indah jika ada kamu disampingku.
Pagi ini Hyunjin sudah terlihat duduk tenang di atas motor miliknya. Hadiah dari kakek tersayang.
Menjemput tuan putri merupakan kewajiban. Serta merta membuatnya bahagia adalah tanggung jawabnya.
Hyunjin akan melakukan tugasnya selagi masih ada waktu. Itulah yang akan dilakukannya saat ini.
"udah?" tanya Hyunjin setelah Ryujin terlihat dari luar pagar rumah.
"udahh kok hehehe" balasnya dengan kekehan hingga mata cantiknya melengkung indah. Rambut pendek sebahunya hari ini digerai menambah kesan manis.
Hyunjin balas tersenyum dan segera menyerahkan helm, untuk menjaga agar miliknya aman."entaran kakak mau main basket dulu, tungguin ya"
"okeyyyyy, tapi nanti traktir eskrim ya?" pintanya tanpa malu akibat kebiasaan.
Dibalas acakan manis di pucuk kepala Ryujin oleh Hyunjin, kemudian diambil alih memakaikan helm ke kepala Ryujin. Kegiatan rutin setiap pagi, sesederhana itu tapi akan berkesan sepanjang masa.
"iya, ayo naik. Gamau telat kan? Entar ngambek lagi" katanya pada sang gadis sembari terkekeh.
"siapp kaakkkkk"
"berangkat tuannnn putrii"Disepanjang perjalanan hanya diisi celetukan celetukan aneh si penumpang. Mengundang kekehan geli sang pengemudi. Banyak cerita dan keluh kesah terlontar satu sama lain, sebabkan diri makin dekat secara fisik maupun batin.
Ryujin berharap kisah mereka tidak pernah berakhir. Ia berharap waktu akan memberinya kesempatan lebih lama untuk memiliki Hyunjin. Walau sebenarnya ia tau, cepat atau lambat semua pasti kembali seperti semula.
.
.
.
.
.
Jalanan terasa cukup panas bahkan di pagi hari sekalipun. Tapi Ryujin menyukainya, Ryujin tidak suka hujan. Dia tidak mau kehujanan lalu semua pakaian dan badannya basah dan bau. Ryujin sangat tidak suka.Sedangkan Hyunjinnya malah berkebalikan, ia suka hujan. Hyunjin lebih memilih hujan ketimbang basket, olahraga favoritnya. Dan Hyunjin akan memaksa Ryujin ikut bermain hujan bersama.
Ryujin sebenarnya bingung, apa yg menyenangkan dari tetesan air yang jatuh dari langit?
Jika yang jatuh itu kertas berwarna merah muda yang dapat digunakan untuk mendapatkan segalanya, mungkin Ryujin akan berdiri di barisan paling depan untuk menikmatinya.
Sayangnya, hujan uang hanya ada di dunia khayalannya.
Dan Hyunjinnya akan tetap bermain hujan, sekeras apapun dirinya mengingatkan dan melarangnya.
Ryujin tidak suka kebiasaan Hyunjin yang ini, karena setelahnya Hyunjin atau dirinya mungkin akan jatuh sakit.
.
.
.
.
.
"kak kayaknya aku engga bisa nungguin kakak basketan deh. Soalnya Yuna ngajakin jalan entar" cerocos Ryujin setiba mereka di parkiran sekolah.Setelah menerima helm dari Ryujin, mendaratlah tangan Hyunjin di kepala Ryujin berniat memperbaiki rambut yang menjulur keluar.
"iyaaaa" balas Hyunjin sembari menarik kedua pipi gadis Shin.
"tapi kabarin ya kalo udah sampe rumah" lanjutnya.Dengan gestur ok dari tangannya, Ryujin bergegas mengapit lengan Hyunjin dan mendelik pada wanita wanita yang berani melirik pacar tampannya ini.
Hyunjin nampak tertawa melihat tingkah Ryujin selalu aneh ini.
Mungkin dulu dia sedang sakit sehingga tidak menolak ajakan pacaran Ryujin.Ryujin benar benar sangat membantunya.
.
.
.
.
.
.Shin Yuna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Only You♡ ShinRyujin
Teen Fiction'Kita' Bagian kecil dari ribuan cerita di dunia ini. Memulai dengan seutas karsa berakhirpun dengan segenap rasa. Ryujin merasa bodoh.