Sama seperti hujan, ia masih air. Dan kamu masih milik orang lain.
"kak Hyunjin" Ryujin terlihat berlari menghampiri.
Dengan nafas yg belum teratur bibir tipisnya sudah meluncurkan kata Kata lagi."kan udah aku bilangin jangan main hujan hujanan lagi" gerutunya sembari menarik tangan pacarnya menjauhi tetesan air dengan volume ringan itu.
Dengan telaten Ryujin mengusak rambut basah Hyunjin, berharap mampu menghalau dingin.
Sadar akan ada kehadiran orang lain selain dirinya dan Hyunjin, Ryujin menoleh dan terkejut melihat seseorang yang juga tengah menikmati hujan bersama kekasihnya itu.
Ia berjalan mendekat, lalu menarik tangan Nakyung.
"kamu suka hujan juga? Ihh gabaik
tau"Disebelahnya Hyunjin malah tertawa melihat tingkah lucu Ryujin. Dia bahkan menjamin Ryujin tidak begitu mengenal Nakyung. Ah lebih tepatnya lupa tentang Nakyung mungkin?
"udah ah anak orang mau kamu omelin juga?" tegur Hyunjin.
"kamu yang ngajakin ya? Kamu kalo mau sakit jangan ngajak ngajak dong" dijawab omelan lagi dari Ryujin.
"nihh"
Nakyung menoleh bingung, dia yang sedari tadi hanya menatap pertengkaran kecil namun manis ini tersentak kaget, setelah disuguhkan tangan mungil Ryujin dengan handuk kecil biru senada dengan warna langit cerah.Melihat perempuan didepannya diam, Ryujin berinisiatif meletakkan handuk milik Hyunjin yang baru selesai dicucinya di tangan Nakyung.
"ambil aja pake ngeringin rambut kamu. Hemmmm aku Ryujin, kamu yang tadi di uks kan?"
Nakyung menatap uluran tangan Ryujin, dia tau siapa Ryujin. Semua orang juga tau, bahkan jika gadis itu tidak memperkenalkan diri sekalipun.
"terima kasih, aku Nakyung"
"semoga kamu engga sakit ya. Aku sama kak Hyunjin mau pulang duluan. Bye""duluan ya Na"
Ryujin menoleh bingung, tangannya kemudian ditarik Hyunjin menuju parkiran.
.
.
.
.
."itu-- Kak Nakyung?"
"iya dia. Masih inget?"
"hah? Iya inget" jawaban singkat dari Ryujin menutup pembahasan singkat mereka tentang gadis penyuka hujan tadi."engga jadi jalan jalan?"
Melihat ekspresi Ryujin, Hyunjin cukup peka untuk segera merangkul bahu pacarnya. Dan sesekali membalas sapaan orang orang disekitarnya.
"berantem lagi?
"huhuhu iyaaaaa kata Somi aku terlalu nempel sama Mingyu. Kamu taukan aku sama dia itu cuma temen olimpiade huhuhuhu KAK GIMANA DONG?""Hyunjin menghela nafas, memutar tubuh Ryujin menghadap dirinya.
"ihh kok cemberut, makin merah tau ini pipi" kebiasaan Hyunjin yang selalu menarik ulurkan pipi tembam kekasihnya ini.
Hingga mereka tiba di sebelah motor milik Hyunjin dan naik tanpa menghiraukan tetesan air yang masih mengalir walau tak sederas tadi.
"kita udah basah, sekalian aja ya. Nangis aja dijalan, tapi jangan kenceng kenceng entar aku buang kalo nangis nya kekencengan"
Yang dibalas cubitan pada perut Hyunjin, kemudian mereka terkekeh bersama.
.
.
.
.
.Setelah kepergian mereka, Nakyung seakan marah. Marah pada dirinya sendiri, bagaimana bisa dia berharap memiliki celah untuk masuk di kehidupan bahagia mereka.
Nakyung tidak bisa melakukan itu.
Tidak boleh.
Mungkin untuk saat ini masih seperti itu.
.
.
.
.
.
.
.Kim Mingyu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Only You♡ ShinRyujin
Teen Fiction'Kita' Bagian kecil dari ribuan cerita di dunia ini. Memulai dengan seutas karsa berakhirpun dengan segenap rasa. Ryujin merasa bodoh.