Sekarang aku tau, tidak semua jawaban berakhir indah.
" emang kamu sedeket apa sama Mingyu? Bukannya olimpiadenya masih dua bulan lagi?" tanya Hyunjin.Warna langit telah berubah, semakin gelap dan dingin.
Mereka kini berdiri di teras rumah gadis Ryu, air masih menetes bahkan lebih banyak ketimbang tadi siang."deket doang" jawab Ryujin singkat, lagi lagi Hyunjin akan berubah.
Ryujin rasanya ingin segera bertemu kasur empuknya saja ditemani secangkir kopi susu kesukaannya, ketimbang mendengar--
"kamu tau gosip udah mulai nyebar Ryu?"
--ketidakpercayaan Hyunjin padanya.
"iya kak tau"
"kamu harusnya jaga jarak, biar ga ada yang salah paham"
"iya iya terserah kaka aja deh"Hyunjin menggenggam pergelangan tangan Ryujin, membuat langkah kaki Ryujin terhenti selangkah sebelum ia mencapai pintu rumahnya.
Menoleh perlahan seakan tau kemana arah pembicaraan mereka kali ini, Ryujin memilih diam.
Walaupun banyak pertanyaan dan pernyataan yang ingin dilontarkannya saat ini juga.
"kita udah sepakat Ryujin. Aku dan kamu"
Tidak kunjung mendapat jawaban dari Ryujin, Hyunjin lantas melanjutkan.
"aku masih nunggu waktu yang tepat untuk jujur ke Nakyung, tentang siapa penggemar rahasia yg selalu kasih dia susu coklat itu"
"aku masih perlu waktu buat ngeyakinin dia kalo dia juga suka aku, Shin Ryujin"
Ryujin hanya mampu menghela nafas, mendongak dan pandangan mereka bertemu.
"iya kak, paham kok paham"
Jawabnya kemudian.Hyunjin hanya tidak tau bahwa selama mereka menjalani 'pacaran pura pura' selama 3 bulan ini, perasaan Ryujin tidak pernah berubah untuknya. Ryujin masih sangat menyukai Hyunjin.
Hyunjin yang sebenarnya tidak peduli padanya.
Hyunjin dikehidupan nyata hanya membicarakan segala tentang Nakyung-nya.
Hanya Ryujin yang berjuang disini, bahkan saat dirinya tau Hyunjin hanya menggunakannya sebagai alat untuk membuat Nakyung cemburu dan menyadari perasaannya. Ia tidak keberatan.
Ryujin seharusnya sadar ketika Hyunjin dengan tiba tiba mau menerima pernyataan cintanya.
Ryujin seharusnya sadar,
Hyunjin bukanlah miliknyaHyunjin mungkin dunia bagi Ryujin.
Namun Ryujin bukanlah dunia Hyunjin,
Ryujin bukanlah belahan jiwanya.
Ryujin hanya alat, yang bahkan tidak bisa marah ketika Hyunjin memberinya jawaban.Jawaban yang sebenarnya menyakitinya selama 3 bulan terakhir ini. Jawaban yang hanya mereka berdua yang tau.
Mereka teramat pintar bersandiwara, mereka teramat hebat untuk bocah yang bahkan tidak mengerti bagaimana cara bahagia.
Mereka malah saling menyakiti, bukan hanya dua orang yang terluka.
Ryujin mengaku kalah kali ini.
"kak kita udahin aja ya" kata Ryujin lemah bahkan tidak terdengar ditelinga Hyunjin. Ah sayang sekali.
Mereka hanya diam sampai kemudian Hyunjin memilih pulang dan meninggalkan Ryujin sendiri, tanpa lambaian tangan tanpa ucapan selamat tinggal.
Berjuang dan bertahan pada hubungan ternyata sesulit ini.
Ryujin paham kenapa banyak orang yang mengatakan cinta itu menyakitkan.
Ia paham sekarang
.
.
.
..
.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Only You♡ ShinRyujin
Roman pour Adolescents'Kita' Bagian kecil dari ribuan cerita di dunia ini. Memulai dengan seutas karsa berakhirpun dengan segenap rasa. Ryujin merasa bodoh.