[Completed]
■season 1
"Perjodohan"
Mungkin salah satu kata yang ingin dihindari atau bisa juga diinginkan.
Namun, jika "Menikah usia dini karena dijodohkan" pilihan apa yang akan diputuskan?
Apalagi kita pasti memiliki keinginan yang sangat ingin di...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
#####
~Hanri Pov~
Aku memandangi latar belakang dari hotel itu yang sangat indah dan menyejukkan mataku. Ditambah aroma tanah dan dedaunan yang basah setelah terkena hujan.
Aku adalah orang yang bersifat monoton, jika ada hal yang membuatku tenang dan aku menyukainya aku akan fokus pada 1 hal itu saja. Apalagi menghirup udara setelah hujan seperti ini, membuatku benar-benar terpaku olehnya.
"Kau menyukainya?"
Suara itu membuatku terberanjak terkejut hingga tidak sadar aku menginjak genangan air yang akan membuatku terpeleset. Aku sempat meneriakkan memanggil oppa saking terkejutnya.
Namun, belum sempat aku terjatuh seseorang menarik tanganku hingga tubuhku kembali dan melebihi posisi semula. Aku membentur tubuh seseorang dan kurasakan ada tangan yang sedang melingkar dipinggangku.
Aku terdiam memandangi pahatan wajah seorang pria yang saat ini hampir tidak ada jarak diantara wajah kami. Dalam beberapa detik kemudian aku menjauh dan mengatur jarak dengan pria itu.
"Jungsuhamnida" tuturku diikuti tubuhku yang membungkuk padanya.
"Aahhh, gwaenchana" jawabnya sedikit canggung.
"Ya! Kenapa kau masih diluar?" Ujar Taehyung oppa yang melangkah kearahku. "Kau bisa sakit, diluar sangat dingin" tambahnya lagi dan menutup tubuhku dengan outernya. "Ayo kedalam".
"Hmm"
Aku dirangkul oppa masuk kedalam ruangan dan duduk di sofa tengah ruangan itu. Pria yang tadi membantuku ikut masuk dan duduk di sofa lainnya di depan ku dan oppa.
"Sebenarnya apa yang dibicarakan appa? Appa bilang ingin memberiku hadiah, tapi belum juga" tuturku pada oppa.
"Sudahlah, nanti kita bahas di rumah, kau tidur saja, ini mungkin akan cukup lama" jawab Taehyung oppa menarik kepalaku dan menaruh di bahunya.
Tidak protes aku mengikuti kemauannya dan menutup mataku mencoba untuk tidur. Aku merasakan tangannya yang mengusap kepalaku membuatku nyaman dan merasakan kehangatan. Tanpa kusadari aku benar-benar terlelap dan masuk ke alam mimpiku.
***
Aku tahu ini sudah lewat tengah malam, tapi rasa kantuk di mataku sudah hilang. Terlebih pria yang sekarang duduk disampingku yang terlihat sangat kesal. Auranya dipenuhi kemarahan.
