Okey let's get it
.
.
.
.
.#####
Lapangan basket yang hanya diterangi satu tiang listrik yang menghidupkan lampu cukup terang. Aku mempassing dan memasukkan bola ke dalam ring berkali-kali.
Sekedar untuk membuat diriku lelah, menghabiskan waktu, dan membuang semua fikiran yang membebaniku. Ini sudah lewat tengah malam, sudah tidak ada orang lagi yang lalu lalang. Lapangan ini terletak tidak jauh di bibir jalan. Jadi walaupun sepi, masih ada satu persatu mobil yang melewati jalan.
Aku terus melakukan hal yang sama, sampai tubuhku akhirnya memaksaku untuk berhenti. Aku berbaring di lapangan dan menatap langit malam yang dihiasi beberapa bintang dan bulan sabit runcing. Cuacanya cukup dingin karna saat ini memasuki musim gugur. Tapi dengan semua beban masalahku, dunia terasa sangat panas bagiku. Di tambah dengan keringat yang sudah membasahi tubuhku sebagian.
Ditengah lamunanku, entah siapa yang melemparkan handuk kecil menutupi wajahku. Tubuhku reflek bangun memastikan siapa yang melakukannya padaku. Saat kupastikan, ternyata Jungkook, dia berdiri memperhatikanku.
"Kau tidak akan pulang?" Tegurnya sedikit menyolot padaku.
Aku tidak menjawab dan kembali berbaring dilantai lapangan. Kututupi wajahku dengan handuk kecil itu. Aku sadar kalau saat ini Jungkook sudah duduk disampingku. Jadi aku tidak perlu cemas lagi kalau ada orang yang akan menggangguku.
"Sampai kapan kau akan disini? Bukankah 2 hari lagi pesta pernikahanmu? Tidak lucu jika kau kelelahan di hari sepenting itu" omel Jungkook tanpa henti padaku.
"Hoo" hanya itu yang kujawab dan tanpa mengubah posisiku.
"Kau belum berbaikan dengan oppamu?"
"Hmm"
"Sampai kapan kau akan seperti ini? Aigoo, kalian berdua sama-sama keras kepala, tidak ada yang mau mengalah"
"Mungkin aku akan mengalah jika aku sudah membunuh wanita sialan itu"
"Ya!"
Aku bangkit dari tidurku setelah Jungkook membentakku. Aku sedikit memutar tubuhku dan melipat kaki duduk menghadap Jungkook. Dia sedikit heran menatapku.
"Ya, kau ingin minum bersamaku?" Tawarku manis padanya dengan mengedipkan mataku.
"Ya! Kau sudah gila?!" Protes Jungkook diawal, namun "call" dia mengangkat tangannya menunjukkan kalau dia setuju dengan ideku.
"Call" aku menjawabnya antusias dan langsung berdiri.
Dengan langkah bersemangat, aku dan Jungkook masuk ke dalam mobil dan mencari tempat minum soju yang biasa kami datangi di jalan do bongdong. Warung kecil yang dijaga oleh seorang ajumma. Kimchinya yang enak sangat pas dimakan dengan ditemani soju.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Lover Pt. I
Romance[Completed] ■season 1 "Perjodohan" Mungkin salah satu kata yang ingin dihindari atau bisa juga diinginkan. Namun, jika "Menikah usia dini karena dijodohkan" pilihan apa yang akan diputuskan? Apalagi kita pasti memiliki keinginan yang sangat ingin di...