Part 1 - Bertemu dengan Kamu

57 5 0
                                    

Karena Langitlah dunianya Senja

Senja duduk diujung keramaian cafe. Jarinya menggelitik sibuk diatas laptop. Matanya sibuk mencerca setiap kata yang ia ketik. Selalu di jam yang sama pada hari libur Senja ditemani secangkir matchalatte hangat dan menguntai bait puisi. Pikirannya kosong tanpa ide yang mengalir sama sekali.

Ia mendesah kasar, menyenderkan punggungnya pada badan kursi dari kayu. Diacaknya rambutnya kasar dan memejamkan matanya

Ting...
Suara bel dari pintu cafe terbuka. Diliriknya dan didapati seorang pria dengan postur tinggi, badannya tegap dan gagah. Alisnya terlukis lebat, matanya tajam bagai pisau yang selalu diasah. Bibirnya mungil seulas bulan sabit. Lesung manis di kedua pipinya. Pangeran tampan. Dan tidak begitu asing

Senja memikirkan berulang kali, barangkali ia pernah ketemu dengan laki-laki itu

Eh, mana mungkin.. Kalok saya pernah ketemu, gak mungkin saya bisa lupa cowok ganteng kayak dia

Mata Senja mengikuti kemanapun langkah pria itu pergi, hingga akhirnya laki-laki itu duduk sembari sibuk memainkan ponselnya. Dilihatnya pelayan datang mendekati pria itu seraya memberikan secangkir kopi hitam hangat dengan senyum mengembang.

Seulas senyum tergambar dibibir mungil Senja. Tangannya kembali menggelitik lincah menari di laptop. Ditatapnya keluar menatap langit yang mulai menggelap, seburat orange senja tergambar manis dan menghangatkan. Malam sudah mau tiba

Sore itu, aku duduk di pojok cafe
Aku begitu kosong dengan matchalatte hangat yang menemani
Tanganku menari mengetik lalu menghapus
Semua objek sajakku menghilang

Kemudian semesta mengirim sebuah pertanda
Sajakku kembali menulis ketika mata terpukau pada ketampanannya
Aku jatuh cinta,
Dengan sekali tatap,
Aku telah mencintainya

Giginya merentet putih ketika tanpa sadar tangannya menggambar paras laki-laki itu. Tangannya memangku dagunya sembari senyum-senyum menatap laki-laki itu. Pria itu berjalan mendekat dengan langkah yang pasti.

"Kenapa lo liatin gue tadi" buka pria itu

Senja tersentak kaget pada lamunannya. Matanya menerka-nerka pada pria dihadapannya yang berdiri tegap itu. Diterjap-terjapkannya berkali-kali barangkali bohong. Namun, laki-laki itu tak kunjung hilang. Ini nyata

"Enggak. Siapa yang liatin? haha.." jawab Senja tersenyum kaku sambil dengan sigap menutup laptopnya

"Lo nulis puisi tentang gue?"

Deg...
Jantungnya berdetak kejar-kejaran. Darahnya berdesir tak beraturan. Matanya membulat mendengar pernyataan itu, bukan karna ia habis ketahuan membunuh.  Tapi karna ia ketahuan basah telah menulis sajak tentang pria itu

Ditariknya nafas pelan dan berpura-pura tak melakukan hal tak senonoh seperti itu.

"Kamu kesini ada keperluan apa ya?" tanya Senja basa-basi menutup malunya

Tak ada jawaban apapun dari pria dihadapannya ini. Semenit kemudian, ia menarik kursi dihadapan Senja dan duduk disana. Matanya yang tajam menatap Senja tega. Keringat Senja mengucur deras didepan pria itu. Tak terjadi obrolan apapun. Pria itu dengan tingkah TAK TAU DOSA duduk dengan santainya sambil sibuk memainkan ponselnya. Sosok pangeran tampan seakan terganti dengan sosok pangeran menyebalkan.

Kamu yang Abadi dalam SajakkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang