"Sekalipun mimpimu terlihat mustahil, tidak ada yang tau. Sebelum kamu mencobanya"
Suara siulan burung bersahut-sahutan membangunku dari tidurku, aku memaksa mataku terbuka.
Aku duduk di atas kasur dengan pikiran yang kosong dan mengumpulkan nyawaku yang masih mengambang di alam mimpi.Dengan sempoyongan aku berjalan menuju kamar mandi dan mencuci muka.
Kakiku kulangkahkan berjalan ke ruang tamu dan mendapati ibu yang asik menonton acara berita selebriti. Kuhempaskan pantatku pada sofa yang empuk samping ibu"Ganti bu, mending nonton kartun aja lho buk" ucapku
"Gantianlah, dari kemaren kamu terus yang nonton TV. Sana beres-beres rumah, gadis kok tidur terus"
Aku mendecak kesal. Hatiku menggerutu sendiri. Apanya yang dimaksud tidur terus? Dari kemarin aku cuci piring, cuci baju, nyetrika. Dan itu semua gak dianggap.
Kulihat ibu begitu menikmati acara di televisi itu, akhirnya aku menyerah dan beralih keluar rumah mencari udara segar sambil menikmati langit pagi
Hari ini libur sekolah. Aku menyusuri jalanan komplek perumahan hanya mengenakan celana pendek dan wajah yang sayu. Kuperhatikan langit yang masih putih bersih dan bintang kejora yang masih memancarkan cahaya.
"Cepet! cepet ayok kesana! Rame banget" teriak Budi, anak kecil tetanggaku
Ia mengajak beberapa temannya dan berlarian. Teman-temannya mengikuti ajakan Budi dengan ribuan pertanyaan.
Tak hanya anak-anak kecil itu berlari, tapi tetangga-tetanggaku ramai pergi ke arah lapangan. Ibuku keluar dari rumah karena mendengar kebisingan yang tercipta"Ada apaan to. Kok berisik bener" ribut ibu sambil mengangkat daster yang dipakainya
"Apa apa kak, kok ribut-ribut gini"
"Gak tau" jawabku
Ibu berjalan mendekatiku dan menghentikan seorang anak SMP yang baru kembali dari lapangan
"Ada apa?" tanya ibu
"Itu ada polisi gitu, rame bener. Gak tau apaan"
Aku mematung mendengarnya. Sekejap kemudian, aku berlari menuju lapangan yang banyak dibicarakan itu.
"Eh kak!! Hati-hati!!" teriak ibu
.
.Aku terdiam di sisi lapangan yang terhalang garis polisi. Mataku membulat sempurna melihat banyaknya darah yang membekas
"Sebenernya ada apa buk?" tanyaku pada seorang ibu-ibu yang berdiri tepat di sampingku
"Ada perkelahian gitu antara penjahat sama polisi tadi malam. Korbannya polisi 1 tewas, 2 orang luka parah. Katanya, pelakunya penjahat yang diincar polisi selama ini"
Aku membeku di tempat, pikiranku melayang pada kejadian tadi malam. Kulihat di lain tempat, seorang polisi sibuk memberi pengarahan pada polisi lain dari luar garis polisi. Aku menghampirinya dan memperhatikan segala aktivitasnya. Polisi itu mengetahui keberadaanku, ia menatapku dengan wajahnya yang garang
"Kenapa?" tanyanya sambil sibuk memberi pengarahan
"Jam berapa kejadiannya, pak?" tanyaku
Dia menerkaku dari ujung rambut hingga ujung kaki. Matanya menanggapku remeh. Ia kembali melakukan pekerjaannya
"Jangan ganggu penyelidikan kami" ucapnya
"Mungkin saya bisa membantu" jawabku meyakinkan
"Kamu masih terlalu muda. Dan ini bukan permainan untukmu. Menyingkir dari sini." jawabnya tegas
KAMU SEDANG MEMBACA
Kamu yang Abadi dalam Sajakku
Teen FictionBercerita tentang seorang laki-laki tampan bernama Langit dengan segala kegagalan hidupnya membuatnya cukup frustasi dan tak pernah serius dalam menjalani asmara. Di sisi lain, datang seorang gadis absurd bernama Senja yang datang dalam kehidupan L...