Irene tengah berjalan menuju rumah sakit ternama di kota Seoul. Tiga hari yang lalu Hani sudah melakukan CT Scan, saatnya kini mengambil hasil tes tersebut.
Seperti biasa Irene yang menjadi tangan kanan kakaknya saat mereka tidak bisa keluar kantor karena sibuk dengan pekerjaan.
Setelah bertanya pada resepsionis gadis itu diarahkan menuju ruangan seorang dokter untuk mengambil hasilnya. Dengan mengikuti seorang suster perempuan yang usianya ia kira tidak jauh berbeda darinya Irene sampai di depan sebuah ruangan bertuliskan 'Spesialis Dokter Anak'.
"Tunggu sebentar, Nona. Aku akan memberikan laporan pada dokter lebih dulu," ucap suster.
"Iya baiklah," balas Irene.
Gadis itu berdiri sambil mengecek ponselnya. Karena dia keluar saat jam setelah istirahat jadi dirinya takut jika ada hal-hal penting di kantor yang membutuhkannya.
Tak lama suster tadi keluar dan menghampirinya.
"Silakan masuk, Nona," kata suster itu ramah.
"Ne, gomawo,"
Dengan langkah pasti Irene masuk ke dalam ruangan itu. Tak tahu apa yang akan diketahuinya nanti di dalam sana.
***
Dokter Oh Chanyeol, seorang dokter spesialis anak di rumah sakit tempatnya bekerja. Meski usianya terbilang cukup muda ia sudah menjadi dokter yang hebat saat ini.
Wajahnya yang tampan dengan tinggi badan yang melebihi rata-rata membuat lelaki itu mendapat sebutan paket lengkap. Namun sayang, hingga saat ini belum ada wanita yang membuatnya jatuh cinta.
Ia memandangi kertas hasil tes salah satu anak yang mungkin akan menjadi pasiennya nanti. Dengan kening berkerut ia memikirkan nama yang tertera di sana.
Choi Hani, ia pernah mendengar nama itu sebelumnya. Seakan teringat sesuatu ia melihat usia seseorang bernama Choi Hani itu. Usianya lima tahun, benar anak itu pasti adalah gadis kecil yang tak sengaja ditemuinya beberapa waktu yang lalu.
Bagaimana bisa anak kecil menggemaskan seperti Choi Hani mendapatkan penyakit serius yang bisa merenggut kebahagiaan anak kecil sepertinya.
Ia menghela napas kasar, kadang pekerjaannya sebagai dokter membuatnya sering merasa iba pada pasien-pasiennya yang masih anak-anak. Seolah hidup ini tidak adil jika Tuhan memberikan penyakit-penyakit mengerika.
Suara ketukan pintu mengalihakan perhatiannya dari kertas yang ada di tangannya. Seorang suster masuk dan berjalan menghampirinya.
"Dokter, wali dari pasien Choi Hani sudah datang untuk mengambil hasil tesnya," ucap suster itu.
"Baiklah izinkan dia masuk sekarang," kata Chanyeol seraya melepas kacamatanya.
"Baik, dokter" kata suster tadi dan segera keluar dari ruangan itu.
Tak lama seorang gadis masuk ke dalam ruangannya membuat Chanyeol mengalihkan pandangannya dri kertas di hadapannya. Lelaki itu tak mengira bahwa wali yang datang mengambil hasil CT Scan Choi Hani adalah gadis cantik yang pernah ditemuinya bersama Hani.
Dengan tenang gadis itu berjalan ke mejanya dan tersenyum.
"Selamat siang, dokter," sapa gadis itu.
Chanyeol yang mendengar sapaan lembut itu tak bisa memungkiri bahwa gadis di depannya sungguh membuat dadanya bergetar.
"Selamat siang, Nona...." dokter muda itu menggantungkan kalimatnya.
Irene tersenyum, "Bae Irene, aku bibinya Choi Hani," ucap Irene.
"Bibi? Aku pikir kau kakaknya, dia memanggilmu eoni," Chanyeol mengingat Hani memanggil gadis di depannya kemarin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Live is So Mean | Hunrene ✓
Fanfiction"Hidup itu sangat rumit seperti halnya cinta" Irene tidak tahu sejak ayahnya meninggalkan dirinya, kakak, dan ibunya ia merasa hidup tidak berwarna. Meraih impiannya menjadi seorang penulis tidaklah semudah khayalannya selama ini, dirinya malah terj...