Irene sedang menyajikan kimchi yang dibuatnya bersama bibi Kang di dapur. Ya, sejak satu jam yang lalu gadis itu berkutat dengan peralatan dapur untuk menyiapkan makan malam bagi keluarga kecil Choi.
Di meja makan Choi Hani gadis kecil itu sudah duduk manis sembari menunggu semua makanan tersaji. Ia memainkan boneka panda kecil favoritnya.
"Kimchi datang," ucap Irene sambil meletakkan kimchi buatannya di meja.
"Irene eoni, kau pandai memasak ya," ucap gadis kecil itu.
Pasalnya Irene seringkali membuatkan Hani berbagai makanan seperti tteobokki, gimbap, dan kue-kue lain kesukaannya.
Irene tersenyum, " Ayo kita makan," ajaknya.
Tak lama Taeyeon dan Siwon datang untuk menikmati hidangan makan malam. Keduanya tersenyum melihat berbagai jenis makanan enak tersaji di meja makan.
"Gomawo, Irene-ah. Kau terbaik," ucap Taeyeon pada adiknya.
"Aku tahu masakanmu akan selalu enak, Irene-ah," puji Siwon.
"Nde, eoni, oppa," balas Irene tersenyum.
Mereka mulai memakan makan malam dengan sesekali mengobrol ringan. Tiba-tiba Siwon teringat sesuatu.
"Eoh besok Pak Song tidak bisa menjemput Hani karena istrinya sedang dirawat di rumah sakit," ucap Siwon mereka selesai makan.
"Kau bisa menjemputnya, sayang?" tanya pria pada istrinya.
"Hmm sepertinya besok aku tidak bisa keluar dari jam kerja, ada sedikit masalah di bagian custumer service," kata Taeyeon menatap Siwon.
"Bagaimana ini? Sidang perdana klientku akan diadakan besok, sepertinya aku juga tidak bisa keluar," Siwon menatap putri kesayangannya dan mengelus pelan puncak kepala gadis kecil itu.
"Baiklah biar aku saja yang menjemputnya," kata Irene sambil tersenyum ke arah keponakannya.
"Tapi bukankah kau besok akan wawancara kerja?" tanya Taeyeon.
"Tak apa, eoni. Aku sudah selesai wawancara pukul sebelas besok," jawab Irene santai.
"Gomawo, Irene-ah. maafkan kami selalu merepotkanmu" kata Siwon penuh penyesalan.
"Oppa bicara apa. Sudah seharusnya aku melakukannya, kalian sudah menampungku di sini jadi aku harus melakukan sesuatu kan untuk kalian? Juga untuk Hani," Irene mengusap lembut pipi Hani yang masih asik makan.
"Irene eoni, aku sangat menyayangimu," ucap Hani disela-sela makannya.
Membuat ketiga orang dewasa yang ada di sana tertawa karena gemas dengan tingkah gadis kecil berponi rata itu.
***
Sebuah gedung yang tinggi menjulang kini berada tepat di hadapan Irene. Hari ini gadis itu akan menghadapi tes wawancara di salah satu perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan dimana hasil perkebunannya adalah bahan utama pembuatan produk kosmetik ternama.
Dengan tekad penuh semangat Irene berjalan memasuki gedung tersebut. Seperti biasa penampilannya sedikit formal dengan kemeja putih tulang dengan hiasan pita di atasnya dan rok selutut berwarna merah marun. Gadis itu mendaftarkan diri di bagian humas.
"Tenang, Irene kau pasti bisa," ucap Irene menenagkan diri.
"Kau sudah menjalani berbagai masalah selama 22 tahun ini, jadi untuk hal seperti ini harusnya mudah untukmu," lanjutnya lagi kemudian menghembuskan napas pelan.
Tak lama ia dipanggil untuk mengikuti tes wawancara. Dengan santai gadis itu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan.
Setengah jam kemudian Irene keluar dari ruang tes dengan perasaan lega. Kini ia hanya bisa berdoa agar ia diterima di perusahaan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Live is So Mean | Hunrene ✓
Fanfic"Hidup itu sangat rumit seperti halnya cinta" Irene tidak tahu sejak ayahnya meninggalkan dirinya, kakak, dan ibunya ia merasa hidup tidak berwarna. Meraih impiannya menjadi seorang penulis tidaklah semudah khayalannya selama ini, dirinya malah terj...